Pilot dan Kopilot Pesawat Kargo Asal Cina Ditahan, 2 Perusahaan Ikut Diproses

Sabtu, 29 Januari 2022 13:39 WIB

Calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Ahad, 16 Januari 2022. Pembatasan sempat dilakukan untuk membendung Covid-19 varian omicron. ANTARA/Fauzan

TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta tidak hanya memproses hukum dua WNA Cina yang merupakan kru pesawat kargo, tapi juga akan memproses hukum perusahaan penanggungjawab kedatangan dua kru secara ilegal tersebut.

Kepala Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Romi Yudianto menyatakan dua perusahaan yang bertanggungjawab dan terlibat dalam kasus kedatangan dua kru pesawat kargo asal Cina terancam sanksi. "PT URI selaku perusahaan groundhanding dan PT Karisma selaku perusahaan yang mendatangkan pesawat tersebut terancam sanksi," ujar Romi, Sabtu 29 Januari 2022.

Namun, Romi tidak menyebut bentuk sanksi yang akan diberikan. Dua perusahan itu dinilai paling bertanggungjawab atas kedatangan pesawat non reguler atau kargo dengan nomor penerbangan CYZ251 itu yang datang secara ilegal. "Dua perusahaan ini bertanggungjawab atas kedatangan pesawat dan dua kru WNA yang tidak ada pemberitahuan sebelumnya," kata Romi.

Imigrasi, kata Romi, telah memanggil dan meminta keterangan PT URI, PT Karisma dan pihak yang membeli pesawat tersebut. Sejauh ini, kata Romi, dua perusahaan itu sebagai penanggungjawab dan terindikasi melakukan pelanggaran.

Mereka diduga melakukan pelanggaran Permenkumham nomor 44 Tahun 2015 Pasal 4 Ayat 1 dan pasal 115. “Jika memang ditemukan pelanggaran, maka terhadap awak alat angkut tersebut akan dilakukan proses selanjutnya, dan sebagaimana tertera pada Permenkumham nomor 44 Tahun 2015, pasal 115, awak alat angkut yang merupakan orang asing tersebut sedang dalam proses tindak lanjut," kata Romi.

Advertising
Advertising

Selain itu, Imigrasi menilai kasus ini juga melanggar pasal 118 Undang undang nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian.

Seharusnya, kata Romi, PT Uri dan PT Karisma selaku penanggung jawab kedatangan pesawat dan WNA itu memberitahukan kedatangan kru WNA asal Cina itu 48 jam sebelum kedatangan." Pelanggaran lainnya,dua kru itu tidak memiliki visa dan masa berlaku paspornya kurang dari 6 bulan," kata Romi.

Romi mengatakan, status dua perusahaan ini masih diperiksa dan dalam penyelidikan termasuk proses hukum dua kru pesawat itu.

Dua WNA Cina yang merupakan pilot dan kopilot pesawat cargo dengan nomor penerbangan CYZ251 itu tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis, 20 Januari lalu sekitar pukul 15.25 Wib.

Penerbangan tersebut membawa pesawat bekas yang dibeli oleh salah satu maskapai di Indonesia untuk dijadikan pesawat kargo.

Rencananya setelah membawa pesawat tersebut, dua kru itu pulang sebagai penumpang pesawat biasa atau menggunakan pesawat reguler. "Tapi mereka kan gak punya visa dan tidak ada ijin masuk ke Indonesia," kata Romi.

JONIANSYAH HARDJONO

Baca juga: Pilot dan Kopilot Pesawat Kargo Asal Cina Masih Ditahan Imigrasi Soekarno-Hatta

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

1 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

2 hari lalu

8 Sekolah Kedinasan 2024 yang Beri Lulusannya Uang Pensiun

Berikut ini daftar sekolah kedinasan 2024 yang lulusannya bisa menjadi CPNS dan diberikan uang pensiun. Ada dari Kemenkeu hingga BMKG.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya