DTKJ Minta Transjakarta Evaluasi Sistem Target 100 Km untuk Pengemudi

Reporter

Antara

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 9 Februari 2022 17:45 WIB

Transjakarta melintas di Halte Glodok, Jakarta, Jumat 14 Januari 2022. PT MRT Jakarta (Perseroda) akan membongkar Halte TransJakarta Glodok untuk persiapan pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta Fase 2A. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta atau DTKJ mengingatkan manajemen PT Transjakarta soal target jarak tempuh 100 kilometer untuk pengemudi bus. Menurut DTKJ seharusnya target ini dievaluasi karena sistem ini membuat pengemudi tidak memiliki jiwa melayani namun hanya mengejar waktu.

Akibatnya, jika mengejar waktu untuk memenuhi target tersebut berpotensi menimbulkan faktor tergesa-gesa bagi pengemudi yang dikhawatirkan memicu kecelakaan Transjakarta.

"Harusnya pengemudi berprestasi mendapatkan penghargaan dari manajemen, jadi bukan berbasis sitem target tempuh 100 kilometer. Ini harus dievaluasi," kata Ketua Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ Prayudi dalam diskusi soal keselamatan Transjakarta di Jakarta, Rabu, 9 Februari 2022.

DTKJ mencatat sepanjang 2021 terjadi 508 kecelakaan yang melibatkan perusahaan jasa transportasi BUMD DKI Jakarta itu.

Kecelakaan paling banyak terjadi pada Januari 2021 mencapai 75 kali dan pada Maret 2021 mencapai 72 kali kejadian.

Advertising
Advertising

Meski selama bulan ke bulan dalam 2021 jumlah kecelakaan semakin menurun, namun tingkat fatalitas makin serius dengan adanya korban jiwa yang terjadi pada Desember 2021.

“Terakhir adalah pada Desember 2021 yang mengakibatkan korban meninggal tiga orang langsung. Ini menunjukkan kecelakaan ini semakin serius dan harus ditangani, segera diantisipasi,” katanya.

Dia menambahkan selama 2021, kecelakaan TransJakarta paling banyak dialami operator PPD sebanyak 34 persen, Mayasari 32 persen, Steady Safe (16), Kopaja (13), Trans Swadaya (3), Pahala Kencana dan Bianglala masing-masing satu persen.

Selain soal target 100 kilometer, DTKJ memberikan catatan khusus kepada manajemen operasional untuk mitigasi permasalahan di TransJakarta di antaranya tidak adanya divisi khusus setingkat direksi untuk membina keselamatan pengemudi.

"Tidak adanya rencana operasi (renop) dan spesialisasi jalur sehingga pengemudi tidak menguasai lintasan jalur, tidak memiliki catatan kesehatan pengemudi sebelum bertugas, dan tidak memiliki klinik kesehatan khusus pengemudi," kata Prayudi membeberkan sejumlah catatan.

Selanjutnya tidak ada cek unit untuk memastikan kesiapan kondisi pengemudi dan armada termasuk basis data serta tidak tersedianya standar operasional prosedur (SOP) yang fokus pada keselamatan.

Selain kepada manajemen, DTKJ juga memberikan catatan menyangkut prasarana di antaranya tersedianya pemandu pada selter untuk memastikan keselamatan penumpang.

Kemudian untuk mengantisipasi kelelahan dan kelalaian pengemudi perlu juga disediakan tempat istirahat atau toilet di selter.

Sebelumnya, Prayudi mengatakan pihaknya menduga salah satu penyebab maraknya kecelakan bus Transjakarta karena postur tubuh pengemudi yang tidak cocok dengan spesifikasi bus. Menurut dia, bus yang digunakan Transjakarta saat ini dirancang untuk pasar Eropa, bukan Asia.

"Postur tubuh jadi salah satu penyebab tabrakan pos polantas. Jadi ada area blank spot dan membuat pengemudi tidak melihat secara keseluruhan. Ini yang mengakibatkan pengemudi menabrak separator, motor," ujar Prayudi di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Desember 2021.

Hal ini menjadi salah satu rekomendasi DKTJ kepada pihak Transjakarta untuk memodifikasi kabin bus agar pengemudi bisa mengatasi blank spot. Soal opsi penambahan CCTV agar blank spot dapat teratasi, DKTJ tidak merekomendasikannya.

"Kalau terlalu banyak CCTV, jadi terlalu banyak beban untuk pengemudi," kata Ketua Komisi Penelitian dan Pengembangan DKTJ Leksmono Suryo Putranto.

Baca juga: DTKJ Sebut Transjakarta Transportasi Umum Paling Banyak Insiden, MRT Terbaik

Berita terkait

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

4 hari lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

6 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

8 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

11 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

18 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

21 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

23 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

28 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

29 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya