Polisi Bongkar Sindikat Materai Palsu Setelah Gelar Patroli di Dunia Maya

Minggu, 27 Maret 2022 22:04 WIB

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Ariana (kedua kiri) didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Polisi Sang Ngurah Wiratama (kedua kanan) dan Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa Komisaris Polisi Seto Handoko (pertama kanan) saat pengungkapan kasus meterai dan dokumen palsu di Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 26 Maret 2022. ANTARA/HO-Polres Pelabuhan Tanjung Priok

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok Sabtu kemarin, 26 Maret 2022, membongkar sindikat jual beli materai 10 ribu dan 6 ribu palsu setelah melakukan tim Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) penyamaran.

Dalam operasi ini Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok menangkap YN, warga Bekasi, Jawa Barat, yang berperan sebagai pengedar materai palsu. Sementara pelaku lain, W alias R, masih buron.

Dari penangkapan YN polisi menyita barang bukti 157 lembar materai Rp 10 ribu palsu, 14 lembar materai Rp 6 ribu, satu mesin alat pres pencetak materai Rp 10 ribu, satu printer HP, satu mesin jahit, satu mesin bor, dan satu papan pembuat pita hologram materai Rp 10 ribu.

Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan, kasus ini terbongkar setelah pihaknya melakukan patroli siber dan menemukan iklan jual beli materai palsu di Facebook oleh akun bernama “NAYLA” dengan judul iklan “Materai 10.000 Setengah Harga”.

“Tim kemudian melakukan penyamaran dengan memesan barang itu pada 17 Maret 2022 dari tersangka YN, yang menjual sebanyak 2 lembar atau 100 buah materai seharga Rp 500 ribu,” kata Putu Kholis Aryana, 26 Maret 2022.

Advertising
Advertising

Tersangka mengirim barang menggunakan jasa ojek online dengan pembayaran melalui transfer bank sesuai kesepakatan sebelumnya.

“Tersangka YN mengaku memperoleh materai dengan cara membeli dari W alias R untuk satu lembar materai nominal Rp 10 ribu berisi 50 buah dengan harga Rp 50 ribu,” kata Putu.

Untuk materai Rp 10 ribu per lembar, tersangka menjual dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 250 ribu sehingga meraup untung antara Rp 50 ribu hingga Rp 200 ribu.

“Sedangkan materai Rp 6 ribu per lembar dijual antara Rp 50 ribu sampai Rp 150 ribu sehingga keuntungan yang diterima antara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu.

Tersangka, kata Putu, mengaku sudah membuat materai palsu sejak lima tahun lalu dan sejak itu sudah memproduksi jutaan materai palsu yang dijual bebas di pasar.

Polres Pelabuhan Tanjung Priok saat ini masih memburu tersangka W alis R yang berperan sebagai pembut materai palsu. Dari penggeledahan di rumah W, polisi menyita satu unit mesin alat pres pencetak materai 10 ribu, satu papan pembuat pita hologram materai 10 ribu, dua jeriken alkohol, 791 lembar materai 10 ribu, dan 14 lembar materai 6 ribu.

“Kalau dilihat seksama materai yang dibuat pelaku sama persis dengan aslinya. Tetapi ada beberapa perbedaan seperti lubang di materai tidak sama dengan aslinya,” ungkap Putu.

Aksi pelaku ini ditaksir membuat negara rugi sebesar Rp 762.750.000. Adapun untuk mempertanggungjawabkan perbuatan memalsukan materai, tersangka dijerat Pasal 253 dan Pasal 257 KUHP tentang Pemalsuan Materai dengan ancaman hukuman tujuh tahun penjara.

Baca juga: Dirjen Pajak Harap Meterai Elektronik Bisa Kurangi Pemalsuan

Berita terkait

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

4 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

11 hari lalu

Selain Tim Cook, Siapa Saja Bos Perusahaan Teknologi Dunia yang Pernah Bertemu Jokowi?

Selain CEO Apple Tim Cook, Jokowi tercatat beberapa kali pernah bertemu dengan bos-bos perusahaan dunia. Berikut daftarnya:

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

15 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

Ribuan peserta mudik gratis Lebaran telah kembali pulang ke Jakarta menggunakan kapal laut.

Baca Selengkapnya

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

24 hari lalu

Sudah Bisa Diakses, Facebook Bikin Pembaruan Fitur Video Jadi Mirip di TikTok

Pada aplikasi TikTok telah menjadi pedoman tetap namun bagi Facebook, ini sebuah inovasi dan kemajuan.

Baca Selengkapnya

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

26 hari lalu

Cara Unblock Akun Seseorang di Facebook dengan Mudah

Ada beberapa cara unblock teman di Facebook, bisa melalui handphone maupun laptop. Cukup ikuti beberapa langkah berikut ini.

Baca Selengkapnya

Ledakan Gudang Peluru Pernah Terjadi Pada 1984, 2014, dan 2024, Dua di Antaranya di Bulan Maret, Begini Kejadiannya

28 hari lalu

Ledakan Gudang Peluru Pernah Terjadi Pada 1984, 2014, dan 2024, Dua di Antaranya di Bulan Maret, Begini Kejadiannya

Ledakan gudang peluru seperti yang terjadi di Ciangsana kemarin pernah terjadi di Tanjung Priok dan Cilandak. Begini masing-masing kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

30 hari lalu

Rayakan Hari Paskah dengan 55 Link Twibbon, Begini Cara Menggunakannya

Hari Paskah dapat dirayakan menggunakan twibbon beragam pilihan. Berikut memilih twibbon Hari Paskah yang sesuai selera dan cara menggunakannya!

Baca Selengkapnya

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

31 hari lalu

Survei Meta Ungkap Pengguna Medsos Usia Muda di Indonesia Berani dan Aktif

Sebanyak 87 persen responden dalam survei Meta menyatakan bahwa media sosial adalah platform efektif untuk sampaikan pesan dan mendorong perubahan.

Baca Selengkapnya

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

31 hari lalu

WhatsApp Aplikasi Perpesanan Paling Populer, Semua Bermula di Sebuah Garasi Rumah pada 2009

WhatsApp dibuat 2 mantan karyawan Yahoo, Brian Acton dan Jan Koum pada 2009 di sebuah garasi rumah di California. Begini perkembangannya.

Baca Selengkapnya

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

33 hari lalu

Fitur Khusus Meta untuk Batasi Konten Politik, Begini Cara Mengaktifkannya

Meta menambahkan fitur khusus untuk membatasi konten politik pada platform yang dinaunginya, terutama Instagram.

Baca Selengkapnya