Bicara soal Memilih Pemimpin, Said Aqil: Yang Pluralis dan Berbudaya
Reporter
Antara
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Sabtu, 28 Mei 2022 11:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj, mengimbau agar ke depan memilih pemimpin yang diterima semua pihak. Hal tersebut ia ungkapkan saat menghadiri halal bi halal yang digelar oleh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, Kota Depok, Jawa Barat, dan Islam Nusantara Foundation.
"Yang jelas saya bukan tokoh politik, namun cari pemimpin yang bisa diterima semua pihak, semua suku, agama dan budaya menerima figur itu dan mengerti tentang kebutuhan rakyat Indonesia, pemimpin yang ideal seperti itu," kata Said Aqil Siradj di Depok, Kamis, 27 Mei 2022 seperti dikutip dari Antara.
Said Aqil mengatakan di samping perlu kecakapan, kepandaian, atau keahlian yang dimiliki, hal paling penting yang harus dimiliki calon pemimpin adalah memahami keadaan Indonesia dan bisa diterima semua pihak. “Dan tidak kalah yang penting lagi bersih dari korupsi, jadi tidak ada beban sejarah, latar belakang yang terlibat korupsi,” katanya.
Idealnya, kata Said Aqil Siradj, bangsa yang sangat plural dan berbudaya harus memiliki pemimpin yang punya semangat pluralis dan berbudaya. Jika pemimpin tidak mengenal budaya dan semangat pluralisme, kata dia, maka akan bahaya. “Jangan sampai salah pilih,” ucap dia.
Dalam acara halal bi halal ini, Said Aqil Siradj menjelaskan tentang Islam Nusantara. Ia mengatakan beberapa tamu dari Timur Tengah datang ke dirinya waktu masih menjadi Ketua Umum PBNU. Ia bercerita pula kerap ceramah di luar negeri dan menyampaikan gagasan Islam Nusantara, yang ia nilai merupakan Islam yang ramah dan berbudaya.
“Bukan Islam doktrin atau Islam yang dipaksakan, sama sekali tidak, jadi Islam Nusantara adalah Islam yang cocok dengan bangsa dan masyarakat Nusantara,” tuturnya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Ekonomi Darul Uchwah, Marsudi Syuhud, mengatakan Islam Nusantara lahir dari rakyat untuk rakyat, dari umat untuk umat, yang akan terus menerus mendampingi masyarakat dari beberapa hal.
Baca juga: Said Aqil: NU Harus Mandiri, Jangan Tergantung Pada Pemerintah