Geliat Pasar Ular Jakarta, Belanja Murah Polo, Vans, G-Shock, Oakley, dan Merek Terkenal Lain

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 19 Juli 2022 10:22 WIB

Suasana toko keramik di Pasar Ular Permai Jakarta Utara, Sabtu 5 Januari 2019 (AntaraNews)

TEMPO.CO, Jakarta - Mendengar sebutan Pasar Ular di benak kita akan tertuju terhadap sebuah tempat mengerikan dengan kegiatan manusia yang memperjualbelikan makhluk liar melata, berbahaya, dan berbisa. Namun jauh dari menyeramkan, ternyata tidak ada satupun penampakan binatang jenis ular yang diperjualbelikan di pasar yang berlokasi di Semper, Jakarta Utara itu.

Berada di utara Jakarta Utara yang terkenal dengan lalu lintas padat kendaraan gede, perjalanan menuju ke pasar ini dipenuhi oleh kendaraan berbadan besar yang seolah memakan banyak ruas jalan dan membuat was-was para pengendara kendaraan roda dua dan roda empat.

Lokasinya yang berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priuk membuat pasar ini seakan memiliki nuansa yang dekat dengan nelayan setempat. Pasar Ular Plumpang merupakan salah satu destinasi belanja bagi warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin berbelanja barang-barang merek terkenal dengan harga yang ramah di kantong.

Beragam merek fesyen terkenal dunia ada di pasar ini, seperti Polo, Vans, SUPREME, G-Shock, Oakley, Rayban dan lain-lain.

Pasar ini juga menyediakan beragam jenis barang mulai dari, sepatu, jaket, kaos, celana jeans, celana panjang, maupun pendek juga terdapat beragam perlengkapan aksesoris, seperti ikat pinggang, dompet, jam tangan, kacamata dan pakaian anak, hingga parfum.

Advertising
Advertising

Barang-barang merek terkenal di pasar ini mampu dijual oleh pedagang dengan harga miring karena sebagian produk terdapat sedikit defect atau cacat dan selebihnya sisa ekspor.

Harga yang ditawarkan juga beragam mulai dari yang murah seperti kaos berkisar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu yang paling mahal biasanya berupa jaket dan sepatu mulai dari Rp500 ribu hingga Rp1 juta tergantung merek dan kualitas barang yang ditawarkan.

Menurut penjaga keamanan Kawasan Pasar Ular Plumpang, Saiful saat ditemui di Jakarta mengaku kurang mengetahui asal muasal nama Pasar Ular.

Pria berperawakan gemuk dan memiliki jenggot tebal yang juga merupakan warga sekitar itu, jukukan nama Pasar Ular sudah ada sejak ia kecil. “Mungkin karena bentuknya yang memanjang,” katanya.

Kaos putih polos dan jins/esquire.com

Berbeda dengan pasar pada umumnya yang berbentuk persegi dan memiliki blok-blok kios di dalamnya, pasar ini cenderung memanjang mengikuti arus sungai yang berada tepat di depannya. Memiliki sekitar 200 kios pada bagian dalam yang saling berhadapan dan 100 kios di luar yang berderet ke samping.

Luas ukuran per kios di Pasar Ular Plumpang 2x3 meter dengan selasar sepanjang satu meter yang dimanfaatkan dengan baik oleh para pedagang untuk menjajakan dagangannya yang ditata dengan rapi sepanjang pasar.

Kios di pasar ini berstatus hak guna pakai milik pemerintah yang diperpanjang setiap tiga tahun. Bagi anda yang ingin berkunjung ke pasar ini dapat memarkirkan kendaraan di sepanjang pinggiran kali yang terletak di depan pasar dan di tepi kios.

Efek pandemi

Pengelola Pasar Ular, Cipto Wibowo, saat ditemui di Jakarta, Senin, menuturkan aktivitas pembeli sepi saat bertepatan dengan HUT Ke-495 DKI Jakarta dan Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair Kemayoran (JFK).

Selain itu, pemerintah membatasi operasional pasar selama pandemi karena untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.

Tingkat daya beli masyarakat yang rendah karena pandemi dan kenaikan harga barang juga menjadi salah satu pemicu konsumen seakan menghilang. “Sekarang semuanya harga mahal, kebutuhan mahal, harga naik-naik, nyari duitnya susah,” ujar Cipto.

Sementara itu, salah seorang pedagang Neti Simatupang yang telah berjualan sejak gadis atau selama hampir 12 tahun di Pasar Ular Plumpang, mengungkapkan efek pandemi yang berkepanjangan membuat Pasar ini menjadi sepi. “Semenjak pandemi pembeli kurang banyak, kalau omset turun drastis,” tutur Neti.

Ia berharap bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya seperti subsidi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan mempromosikan Pasar Ular supaya kembali ramai seperti sebelumnya.

Hal senada diungkapkan Marcel yang juga merupakan salah satu pedagang di kawasan pasar, pria dengan rambut kriting, kurus dan agak tinggi ini sudah berjualan di Pasar Ular sejak 2001.

Marcel menyebutkan bahwa kondisi pembeli di Pasar Ular saat ini sudah lebih baik jika dibanding saat pandemi yang hampir membuatnya tidak dapat berdagang dan berjualan karena jarang pembeli yang datang. Saat pandemi ia mengaku pernah tidak mendapatkan pembeli sama sekali dalam sehari. “Bisa disebut jebotlah atau nol,” cerita Marcel.

Jam tangan Casio G-Shock. ANTARA/Fanny Octavianus

Untuk menyelamatkan usahanya, Marcel menjual segala yang dapat dijual agar usahanya dapat berjalan. Menurutnya, sekarang sudah lebih baik dibanding saat pandemi, namun penghasilan yang didapatkan masih terbilang jauh dari saat sebelum pandemi melanda.

Berinovasi

Beberapa pedagang juga melakukan inovasi seperti penjualan secara daring untuk memasarkan barang dagang dengan memanfaatkan media sosial yang dimiliki dan bergabung menjadi bagian dari "e-commerce".

Seperti yang dilakukan Yuni Putri Lutfiana biasa dipanggil Putri seorang ibu beranak satu yang menjaga anaknya sambil berdagang di Pasar Ular, mengatakan saat pandemi masih ada pembeli yang datang ke kios walaupun tak sebanyak sebelum pandemi.

“Kayanya lebih enak pandemi deh daripada sekarang, kalau sekarang pembeli aja hampir ga ada,” ungkap Yuni. Kios miliknya juga pernah benar-benar tutup total selama dua pekan.

Sistem pemberlakuan 50 persen toko buka dan tutup juga membuat beralih dengan membuka akun belanja online pada sosial media yang dimiliki untuk mengantisipasi seandainya pembeli sedang sepi.

Ia juga mengatakan hasilnya dari berjualan online lebih banyak dibandingkan dengan pembeli yang datang ke kios tempatnya berjualan. “Ya bisa dibilang 70 persen, 80 persen si yah dari online,” tambahnya.

Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan pemulihan ekonomi para pelaku UMKM supaya para pelaku UMKM dapat kembali bergairah untuk berusaha dan berinovasi lagi seperti ketika sebelum terjadi pandemi.

Baca juga: Pasar Rumput Vs Pasar Ular, Apa Saja Bedanya?

Berita terkait

3 Fakta Tentang Hammersonic 2024 Beserta Band Metal yang Tampil

14 jam lalu

3 Fakta Tentang Hammersonic 2024 Beserta Band Metal yang Tampil

Hammersonic merupakan festival musik rock dan metal terbesar yang mengundang band rock papan atas seperti Lamb of God dan A Day to Remember.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

5 hari lalu

Pedagang Keluhkan Stok Gula Pasir di Pasar

Stok gula pasir berkurang di pasar dan supermarket.

Baca Selengkapnya

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

6 hari lalu

Polisi Gadungan Ditangkap Polsek Ciputat Timur, Tipu Korban Untuk Merampas Motor

Unit Reskrim Polsek Ciputat Timur menangkap dua polisi gadungan. Sempat membawa kabur motor korban.

Baca Selengkapnya

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

7 hari lalu

Kementerian PUPR Anggarkan Rp 200 Miliar untuk Revitalisasi Pasar Banyuwangi

Kementerian PUPR mulai merevitalisasi Pasar Banyuwangi yang menjadi pusat perbelanjaan dan kawasan heritage pada pertengahan tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

10 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

12 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

17 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

18 hari lalu

Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

Pangeran Harry sedang bekerja keras untuk serial Netflix baru yang berfokus pada olahraga polo

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

18 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Peserta Mudik Gratis dengan Kapal Laut Kloter Pertama Sampai Tanjung Priok

Ribuan peserta mudik gratis Lebaran telah kembali pulang ke Jakarta menggunakan kapal laut.

Baca Selengkapnya