Jakarnaval Geser ke Ancol, Dongkrak Kunjungan di Tengah Ancaman Bangkrut

Reporter

Tempo.co

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 15 Agustus 2022 05:59 WIB

Peserta pawai budaya Jakarnaval dengan riasan berjalan di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad, 30 Juni 2019.TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyebutkan, Jakarnaval yang berisi parade mobil hias, marching band, tarian dan konser musik, digelar di Jakarta International E-Prix Circuit (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, untuk menggaet ribuan pengunjung.

"Sengaja kami hadirkan di Ancol, sebagai destinasi yang baik. Dan juga di sini ada tribun sehingga penontonnya bisa jauh lebih banyak lagi," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria selepas acara parade mobil hias di Ancol, Jakarta, Minggu malam, 14 Agustus 2022.

Kalau digelar di depan Balai Kota Jakarta seperti sebelumnya, kata dia, penonton tidak akan sebanyak ini. Selain itu, kata Riza, alasan dipilihnya Sirkuit Formula E Ancol adalah keinginan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk mempromosikan kembali Ancol sebagai destinasi wisata unggulan Jakarta yang sempat tutup sekitar dua tahun akibat pandemi COVID-19.

"Ini suatu yang positif dan memang menjadi tempat yang lebih baik setelah dilakukan kajian. Kemudian kami juga ingin mempromosikan kembali Ancol setelah dua tahun tutup," katanya.

Pemprov DKI Jakarta mengharapkan kegiatan ini setiap tahun bisa ditingkatkan agar lebih baik dengan lebih banyak melibatkan remaja dan pemuda. "Mudah-mudahan ke depan kegiatan ini semakin baik dan membawa anak-anak kita semakin produktif, baik dan berprestasi, dalam perjalanan hidupnya dengan kegiatan-kegiatan yang positif ke depan," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata. Dia menyebutkan, Pemprov DKI berkeinginan menghidupkan berbagai kawasan yang ada di Jakarta dengan kegiatan pariwisata dan budaya.

"Jadi ini adalah bentuk aktivasi dari kawasan wisata yang memang kita ketahui sudah cukup lama tidak beroperasi dikarenakan pandemi," katanya.

Ancol ini baru mulai beroperasi pada saat memasuki PPKM Level 3. "Kita juga ingin masyarakat tahu kita memiliki satu kawasan wisata yang memang sangat bersejarah di Indonesia," katanya.

Advertising
Advertising

Ancol terancam bangkrut

Promosi kawasan wisata Ancol sebagai tujuan wisata penting di Jakarta merupakan hal yang relevan di tengah ancaman bangkrut. Komisaris Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Thomas Trikasih Lembong secara blak-blakan membuka jeroan perusahaan pengelola taman rekreasi yang ia nilai sudah tidak sehat, bahkan penuh intrik politik.

Mantan menteri di Kabinet Jokowi yang kini merapat ke Anies Baswedan itu menilai direksi Ancol yang ada saat ini tidak cakap dan dipenuhi dengan intrik sesama direksi. Akibatnya, perusahaan tidak mampu berkembang dan bahkan banyak aset yang seharusnya bisa menjadi sumber pendapatan justru mangkrak.

Dalam wawancara khusus dengan Tim Tempo secara daring pada Jumat kemarin, 12 Agustus 2022, Tom Lembong demikian ia biasa disapa memaparkan sejumlah karut-marut dalam pengelolaan taman rekreasi Ancol.

1. Manajemen Ancol diwarnai politik internal
Manajemen perusahaan diwarnai dengan politik internal dan sikap pecah belah di antara sesama manajemen. "Tidak kompak dan saling sabotase," katanya.

Thomas Lembong mengaku lelah dengan Dewan Direksi Ancol saat ini yang terlalu berpolitik untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Hal itu lantas menyebabkan Ancol tidak berkembang.

"Saya sangat capai (lelah), karena banyak energi terkuras bolak-balik politik internal dan terlalu politis," katanya.


2. Deretan proyek mangkrak di Ancol
Akibat konflik dan politik internal di dalam manajemen, berdampak pada kemampuan direksi untuk mengembangkan perusahaan dan mengelola aset. Akibatnya sejumlah rencana yang sudah dibangun, mangkrak di tengah jalan.

“Ancol tidak berkembang, banyak proyek mangkrak di Ancol,” ujar Thomas

Thomas mencontohkan proyek pembangunan hotel bintang lima di sebelah Resor Putri Duyung yang digadang-gadang bakal menjadi properti unggulan Ancol. Alih-alih menghasilkan bangunan megah, proyek yang telah menghabiskan duit senilai ratusan miliar itu hanya menyisakan fondasi.

Ia juga menyinggung pengelolaan ABC Mall atau Ancol Beach City yang berada di kawasan Pantai Karnaval Ancol. Operasional aset yang pengelolaannya dipegang oleh dua pengusaha berkongsi ini terpaksa mandek lantaran adanya konflik internal.

Dia berujar mal ini adalah proyek antara dua pengusaha yang kemudian bertengkar. Alhasil, proyek mangkrak. "Akhirnya kami yang tanggung, kan. Itu barang rongsok di lahan kami mau diapakan juga menjadi beban," ucap dia.

Pengelolaan Sea World bermasalah. Akuarium raksasa ini, kata Thomas, semestinya bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun nyatanya, perjalanan pengelolaan Sea World pun bermasalah. “Sea World kongsi dengan Lippo, sempat berjalan dengan baik tapi bermasalah sampai ke Mahkamah Agung,” tutur Thomas.

3. Ancol masih menjalan model bisnis jadul
Model bisnis perseroan masih mengandalkan wahana bermain atau theme park yang sudah ketinggalan zaman. Dufan, satu-satunya aset theme park andalan Ancol, dianggap tidak cukup menutup beban utang perusahaan meski masih menguntungkan.

“Manjemen terlalu lama nempel ke model bisnis Ancol yang sudah ketinggalan zaman,” ujar Thomas Lembong.

Thomas mengatakan bisnis theme park tidak cocok dengan pasar wisata di abad ke-21. Bisnis ini membutuhkan investasi yang besar untuk peralatan beserta perawatannya. Sedangkan balik modalnya mesti menunggu sampai 40-50 tahun.

Ia tak menyarankan Ancol merealisasikan membangun Dufan kedua. Apalagi Dufan pada masa mendatang tak lagi mampu menyasar semua kelas wisatawan.

“Wisatawan kelas menengah atas dengan mudahnya sekarang bisa pakai budget airlines terbang ke Singapura, ke Universal Studio. Atau yang punya daya beli kuat, mereka akan langsung ke Sentosa Island,” ucap Thomas.

4. Masuk Ancol seharusnya gratis
Thomas Lembong mengatakan semestinya masyarakat yang masuk ke kawasan wisata Ancol tak perlu membayar tiket. Penarikan tiket masuk, kata dia, seharusnya hanya berlaku untuk wahana-wahana tertentu. “Seharusnya untuk masyarakat (tiket masuk ke Ancol) itu gratis,” ujar Tom Lembong.

Thomas Lembong mengakui penarikan tiket masuk merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar bagi perusahaan. Namun, ia melihat cara itu sudah lawas dan ketinggalan zamaan. “Kita harus bisa menciptakan mesin-mesin penghasilan lain untuk menghasilkan keuntungan usaha atau likuiditas yang cashable,” ucapnya.

5. Ancol masih punya utang Rp 1,4 triliun
Ancol kini masih menanggung beban utang Rp 1,4 triliun. “Kegagalan manajerial ini mengakibatkan kita enggak bisa menopang utang dengan baik,” ucap Thomas Lembong.

6. Ancol bakal rombak besar-besaran jajaran direksi
Ancol akan merombak jajaran direksinya seiring dengan digelarnya agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kata Tom lembong ingin jajaran direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu dengan orang-orang yang profesional, tak lagi sebagai jabatan politis semata. "Syukur Pak Anies maupun Jaya Group sudah sepakat untuk mengembalikan manajemen Ancol ke murni profesional," kata Thomas Lembong.

Baca juga: Jakarnaval 2022 Tanpa Kehadiran Anies Baswedan, Habiskan Anggaran Rp 5,4 Miliar

Berita terkait

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

1 hari lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

2 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

2 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

3 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

3 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

4 hari lalu

Pilres 2024 Usai, Anies: Belum Ada Rencana Buat Ormas, Apalagi Partai Politik

Anies Baswedan mengatakan belum ada rencana untuk membuat ormas, apalagi partai politik pasca kalah di pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

4 hari lalu

Begini Jawaban Anies saat Ditanya Kemungkinan Merapat ke Kubu Prabowo

Anies Baswedan menanggapi soal kemungkinan dirinya bergabung dengan kubu Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

4 hari lalu

Timnas AMIN Resmi Bubar, Anies: Bukan Mengakhiri Perjuangan

Timnas AMIN resmi bubar pada hari ini. Menurut Anies Baswedan, pembubaran ini bukan berarti mengakhiri perjuangan.

Baca Selengkapnya

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

4 hari lalu

Surya Paloh Tak Hadiri Silaturahmi Timnas AMIN di Kediaman Anies Baswedan

Ketum NasDem Surya Paloh tak menghadiri acara silaturahmi Timnas AMIN di kediaman Anies Baswedan.

Baca Selengkapnya

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

5 hari lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya