TEMPO.CO, Jakarta - PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) memperkuat kerja sama dengan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar untuk mengantisipasi kenaikan harga pangan, terutama harga telur.

“Kegiatan ini juga dalam rangka memastikan kualitas, evaluasi, dan diskusi rencana peningkatan program kerja sama ke depan,” kata Direktur Utama PT FSTJ Pamrihadi Wiraryo, Rabu, 14 September 2022.

Kerja sama tersebut ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT FSTJ dengan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar. Perwakilan dari Bank Indonesia DKI Jakarta dan perwakilan Bank Indonesia Kediri turut hadir dalam penandatanganan di gudang produksi mitra di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar pada Selasa, 13 September 2022.

Menurut Pamrihadi, Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar merupakan mitra produksi telur ayam yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan telur program pangan murah bersubsidi.

Melalui kerja sama ini, Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar menyatakan kesanggupannya menyuplai kebutuhan telur program pangan murah bersubsidi untuk memastikan ketahanan pangan, serta inflasi di Jakarta tetap terjaga dan terkendali.

Peninjauan dilakukan mulai dari kunjungan ke kandang, gudang produksi atau pengemasan hingga seremonial pengiriman telur sebanyak lima ton ke lokasi penerima manfaat program pangan bersubsidi di Jakarta.

Kunjungan ke lokasi mitra produksi tersebut, kata Pamrihadi Wiraryo sangat penting guna memastikan ketersediaan telur untuk pangan murah bersubsidi aman dan akan terus ditingkatkan penyerapannya, baik secara kuantitas dan kualitas.

“Peran Food Station dalam pengamanan pangan terutama, telur merupakan salah satu bentuk dukungan pengendalian inflasi di Jakarta,” katanya.

Pengiriman Telur Ditingkatkan

Untuk efisiensi biaya produksi, kata dia, pihaknya akan mendukung mitra produksi telur dengan melakukan suplai jagung melalui program budidaya dan bekerja sama bersama perguruan tinggi dalam membuat formulasi pakan ternak yang hemat tapi berkualitas.

Pengiriman telur ke Food Station Tjipinang Jaya, yang awalnya lima ton,akan ditingkatkan hingga 20 ton per satu kali pengiriman. Food Station bekerja sama dengan PT KAI untuk mengefisienkan biaya transportasi.

“Hal ini juga meminimalisasi risiko kerusakan produk, sehingga pasar telur tidak hanya untuk pangan bersubsidi, namun akan ditambah juga melalui bisnis komersil ke mitra produksi bakery, hotel, restoran dan lain sebagainya,” kata Pamrihadi.

Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Unggas, Sukarman menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memperbaiki kualitas, memastikan ketersediaan stok, dan keterjangkauan harga.

“Kami juga akan mencoba belajar bersama dalam memformulasikan pakan yang lebih efisien supaya ke depannya harga telur lebih stabil dan kualitas terjamin,” katanya.

Baca juga: Harga Telur Ayam Terus Naik, Pembeli di Pasar Kramat Jati Incar Telur Retak