Gagal Ginjal Akut Serang Anak, Dinas Kesehatan: 12 Jam Tak Pipis, Bawa ke Dokter

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 21 Oktober 2022 10:00 WIB

Kemenkes Bilang Gagal Ginjal Akut pada Anak Tak Terkait Vaksin Covid-19

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit gagal ginjal akut tipikal yang biasanya menyerang anak, tapi tidak panik.

"Terkait dengan situasi saat ini, kepada masyarakat kita Ingatkan agar mereka waspada tapi jangan sampai menjadi panik," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia melalui keterangan pers secara daring di Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.

Hal yang penting, kata Dwi, adalah mengupayakan seluruh keluarga termasuk anak-anak dalam kondisi kesehatan yang baik, dan mencegah terinfeksi dari penyakit.

"Jangan sampai kemudian misalnya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, sehingga meningkatkan risiko mengalami sakit infeksi sehingga membutuhkan pengobatan. Yang penting kita berusaha menjaga kesehatan untuk keluarga dan anak kita, cuci tangan sebelum makan dan pastikan makanan yang dikonsumsi sehat dan dimasak sempurna, serta kurangi jajan terlebih jika diragukan kebersihannya," tuturnya.

Lebih lanjut, Dwi meminta masyarakat mengalihkan penggunaan obat sirop menjadi obat tablet, kapsul atau jenis lainnya, serta menggunakan metode lainnya untuk mengobati salah satu anggota keluarga yang mengalami gejala gagal ginjal akut tipikal.

Advertising
Advertising

Semisal, Dwi mengungkapkan jika anak mengalami gejala demam, bisa dikurangi dengan kompres hangat, memastikan cukup cairan, jika dibutuhkan obat penurun panas sebisa mungkin pilih obat penurun panas berjenis tablet yang disesuaikan dengan dosis pada anak-anak dengan berat badan dan umur.

"Dan orang tua juga perlu segera memeriksakan diri, keluarganya atau memeriksakan anaknya kalau mengalami sakit, dan melakukan kontrol ulang dua sampai tiga hari setelah sakit kalau misal belum ada perbaikan," ucapnya.

Para orang tua juga, kata Dwi, perlu mewaspadai potensi kekurangan frekuensi atau jumlah air seni secara signifikan dalam 24 jam, atau sampai tidak kencing sama sekali dalam 12 jam harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan.

"Itu menjadi tanda, terlebih jika tidak ada produksi air seni dalam 12 jam, maka itu sudah harus menjadi tanda untuk segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan dan konsultasikan dengan dokter, jangan sampai menunggu ada tanda kedaruratan seperti badan bengkak, penurunan kesadaran, atau sampai sesak nafas, itu jangan sampai menunggu muncul," ungkap Dwi.

Baca: Gagal Ginjal Akut Anak Menghantui, DKI Imbau Orang Tua Mengecek Pipis Anak

Pasien gagal ginjal akut bertambah

Berdasarkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi menyebutkan bahwa selama Januari-19 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB, ada 71 kasus gagal ginjal akut yang terdiri dari 60 kasus (85 persen) diderita usia balita dan 11 kasus (15 persen) berusia 5-18 tahun.

"Yang terjangkit sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, kemudian wilayah domisili dari 71 kasus tadi, 35 berdomisili di DKI Jakarta, kemudian sembilan di Banten, Jawa Barat 16 pasien, Jawa Timur dan Riau masing-masing satu orang, sementara lima anak masih dilengkapi datanya," ujar dia.

Dari data tersebut, Dwi menyebut bahwa sebanyak 40 pasien meninggal, 16 dalam perawatan, dan 15 lainnya sembuh. Dilihat dari tren per bulan, Dwi menjelaskan bahwa dari Januari ada dua kasus, Februari (tidak ada), Maret (satu kasus), April (tiga kasus), Mei (tidak ada), Juni (dua kasus), Juli (satu kasus), Agustus (10 kasus), September (21 kasus), dan Oktober (31 kasus).

"Kita lihat ada peningkatan kasus Agustus sampai Oktober, ini karena kesadaran masyarakat juga sudah lebih baik, sehingga pengumpulan data dan penyelidikan epidemiologi lebih cepat dan sistematis. Dalam menyikapi situasi, kita sudah mengikuti adanya edaran yang dikeluarkan Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan, kemudian kita juga jadikan salah satu referensi untuk mempercepat upaya penanganan," tuturnya.

Baca: Gagal Ginjal Akut, Heru Budi Cek Laboratorium, Kasus DKI: Juli 1, September 21 & Oktober 31

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

9 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

5 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

6 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

7 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

8 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

8 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

8 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya