TNI Siaga Bencana di DKI Jakarta, BNPB Catat 8 Orang Tewas akibat Petaka dalam 1 Pekan

Reporter

Tempo.co

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 2 November 2022 00:44 WIB

Personel gabungan mengikuti Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan Tingkat Provinsi DKI Jakarta, di Silang Selatan Monas, Jakarta, Rabu, 13 Oktober 2021. Apel gabungan tersebut diikuti oleh 1.458 peserta yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD DKI Jakarta, unsur Pemprov DKI, dan relawan tanggap bencana. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia atau TNI pada Batalyon Infanteri Mekanis 201/Jaya Yudha, Pasar Rebo, Jakarta Timur, menyiagakan pasukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi di DKI Jakarta.

Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) Mekanis 201/Jaya Yudha Letkol Inf Anton Prasetyo mengatakan, pihaknya telah melakukan apel gelar kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam hidrometeorologi 2022.

"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan parameter meteorologi seperti curah hujan, kelembapan, temperatur dan angin," kata Anton di Jakarta, Selasa, 1 November 2022.

Anton menambahkan, bencana alam hidrometeorologi yang dapat terjadi antara lain banjir, angin puting beliung, longsor serta abrasi.

Dia mengatakan ,dalam kegiatan yang digelar di Lapangan Apel Yonif Mekanis 201/JY Pasar Rebo, Jakarta Timur, itu juga dilakukan pengecekan personel maupun material.

Advertising
Advertising

Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi situasi dan perkembangan bencana alam yang mungkin bisa terjadi setiap saat, kapanpun dan dimanapun khususnya di wilayah sekitar DKI Jakarta.

Anton berharap prajuritnya dapat memberikan respon secara cepat dan tepat dalam memberikan bantuan serta pertolongan kepada masyarakat terdampak bencana alam. "Selalu siap setiap saat diproyeksikan ke lokasi terjadinya bencana alam," ujar Anton.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat delapan orang meninggal dunia akibat bencana hidrometeorologi basah yang terjadi selama sepekan, 24-30 Oktober 2022.

"Selama sepekan terakhir ada delapan orang yang meninggal dunia akibat bencana," ujar Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing secara daring di Jakarta, Senin (31/10).

Abdul mengatakan, total 40 orang tercatat meninggal akibat bencana hidrometeorologi basah pada pekan sebelumnya pada Oktober. Pada pekan pertama tercatat 13 orang meninggal, pekan kedua (10) dan pekan ketiga (7).

Baca: Letjen TNI Purn Ganip Warsito Ungkap Alasannya Bergabung ke PDIP

BNPB Beri Bantuan Cash Rp 350 Juta Penanganan Bencana di Kota Bogor

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dukungan dana siap pakai (DSP) senilai Rp250 juta dan bantuan logistik kebutuhan dasar Rp 100 juta untuk penanganan darurat bencana longsor di Kota Bogor, Jawa Barat.

"Untuk mengantisipasi potensi bahaya hidrometeorologi basah di musim hujan, Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan perpanjangan status tanggap darurat banjir," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari seperti dilansir dari Antara, Jumat, 14 Oktober 2022.

Status tersebut terhitung mulai tanggal 10 September hingga 31 Desember 2022, melalui Surat Keputusan Wali Kota Bogor Nomor 360/Kep.290-BPBD/2022.

Persebaran bencana di Kota Bogor
Pusdalops BNPB menyebutkan sejumlah wilayah terdampak banjir dan longsor, yaitu Kelurahan Kedung Halang, Tanah Baru dan Tegal Gundil di Kecamatan Bogor Utara.

Selanjutnya, Kelurahan Gunung Batu, Pasir Jaya, Margajaya, Cilendek Barat dan Menteng di Kecamatan Bogor Barat. Kelurahan Genteng, Pamoyanan, Pakuan, Sempur, Muara Sari dan Cikaret di Kecamatan Bogor Selatan.

Kelurahan Cibogor, Sempur, Kebon Kalapa, Pangaran, Ciwaringin, Bogor Tengah dan Tegal Lega di Kecamatan Bogor Tengah. Sedangkan satu kelurahan, yaitu Kebon Pedes di Kecamatan Tanah Sereal.

4 orang meninggal 3 masih dalam pencarian
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan tanah longsor mengakibatkan empat warga meninggal dunia dan tiga lainnya masih dalam pencarian.

Peristiwa ini berlangsung setelah hujan lebat pada struktur tanah labil terjadi pada Rabu, 12 Oktober 2022, pukul 12.30 WIB.

BPBD Kota Bogor melaporkan empat warga meninggal dunia tertimpa longsoran telah berhasil dievakuasi. Sedangkan tiga lainnya masih dilakukan pencarian oleh tim gabungan.

Insiden ini terjadi di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tim gabungan berasal dari BPBD Kota Bogor, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga setempat.

Banjir juga menerjang beberapa wilayah di kota ini. Pusat Pengendalian Operasi BNPB menginformasikan lima kecamatan di Kota Bogor terdampak banjir dan tanah longsor, sebanyak 35 KK atau 76 jiwa terdampak bencana ini." Saat ini teridentifikasi satu KK atau tiga jiwa mengungsi ke tempat yang aman," ujar Abdul.

Bencana juga menyebabkan kerusakan, antara lain rumah rusak berat satu unit dan rusak ringan dua unit. Tercatat terdampak meliputi fasilitas pendidikan satu unit dan rumah 18 unit. Sebanyak enam unit rumah lainnya terancam akibat struktur tanah labil.

Menyikapi bahaya hidrometeorologi tersebut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Berdasarkan prakiraan cuaca dua hari ke depan, sebagian besar wilayah Kota Bogor masih berpeluang hujan dengan intensitas sedang. Warga diimbau untuk mengantisipasi dampak bahaya hidrometeorologi basah, seperti banjir dan longsor.

Berbagai langkah kesiapsiagaan dapat dilakukan, baik warga maupun komunitas, seperti mewaspadai hujan lebat dengan durasi lama, masyarakat yang tinggal di daerah aliran sungai atau dataran rendah segera dapat melakukan evakuasi sementara ke tempat yang lebih aman sebelum banjir terjadi. Warga dapat melakukan evakuasi dini untuk keselamatan diri dan keluarga.

Bahaya hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem
Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto memberikan arahan kesiapsiagaan untuk menghadapi bahaya hidrometeorologi dampak cuaca ekstrem. Pemerintah daerah diminta untuk segera melakukan apel kesiapsiagaan untuk mengecek kesiapan alat, perangkat, dan personel dalam menghadapi cuaca ekstrem.

Apabila diperlukan daerah diminta untuk menerbitkan status tanggap darurat untuk mempermudah koordinasi dan pemberian bantuan apabila terjadi bencana.

Kepala BNPB meminta warga yang berada di lereng bukit agar secara rutin mengecek kondisi tanah di sekitarnya. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mendapatkan informasi prakiraan cuaca dan penanggulangan bencana melalui instansi terkait, seperti BMKG, BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, dan lintas instansi terkait lainnya.

Baca juga: Bima Arya Tetapkan Kota Bogor Tanggap Darurat Bencana Hingga Desember Nanti

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

2 jam lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

16 jam lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

16 jam lalu

33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi

Banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024, pukul 03.03 WITA.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

20 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

1 hari lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Kepala BNPB Sebut Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ruang hingga 14 Mei

1 hari lalu

Kepala BNPB Sebut Masa Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ruang hingga 14 Mei

Kepala BNPB menyebutkan masa tanggap darurat erupsi Gunung Ruang di Pulau Ruang Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, hingga 14 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

1 hari lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

Jokowi Instruksikan Pendataan dan Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi meminta pendataan penduduk terdampak erupsi Gunung Ruang dan persiapan tempat relokasi

Baca Selengkapnya

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

2 hari lalu

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

Erupsi di Gunung Ruang masih berdampak pada terputusnya akses lalu lintas di tujuh bandar udara terdekat.

Baca Selengkapnya