3 Hari Panitia Berdendang Bergoyang Festival Diperiksa, Polisi Belum Sebut Pasal Pelanggaran

Reporter

M. Faiz Zaki

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 2 November 2022 06:06 WIB

Ardhito Pramono tampil dipanggung dalam acara Berdendang Bergoyang Festival Jakarta, Sabtu, 29 Oktober 2022. BBFest menyuguhkan beragam aliran musik seperti Pop, Dangdut Koplo, Rock, Hip Hop, RnB hingga sajian musik modern lintas generasi yang akan ada di lima panggung selama tiga hari dari 28 Oktober hingga 30 Oktober 2022. TEMPO/Martin Yogi Pardamean

TEMPO.CO, Jakarta - Panitia penyelenggara Berdendang Bergoyang Festival masih diperiksa polisi perihal kelebihan kapasitas penonton. Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan belum ada pasal yang disangkakan dalam persoalan konser musik tersebut.

"Masih interogasi. Nanti kalau naik penyidikan akan jelas pasal berapa yang dilanggar," ujarnya saat dihubungi, Selasa, 1 November 2022.

Dia menuturkan pemeriksaan para panitia masih dalam tahap penyelidikan. Hari Minggu lalu, dua orang telah diperiksa di Polres Metro Jakarta Pusat.

Kemarin lima orang panitia dipanggil untuk diperiksa, namun satu orang absen datang. Hari ini ada empat orang yang dimintai keterangan, yaitu seorang direktur penyelenggara acara dan tiga orang kesehatan.

Pemanggilan terhadap tenaga kesehatan perihal korban yang berjatuhan selama acara berlangsung. "Jadi kaitannya kenapa sampai kami bubarkan karena pengunjung over kapasitas. Dampak over kapasitas banyak pengunjung yang berada pada posisi bahaya," katanya.

Advertising
Advertising

Setelah acara hari kedua dibubarkan, Komarudin mengatakan salah satu faktanya adalah tenda layanan kesehatan hanya ada satu dengan lima tenaga kesehatan. Padahal jumlah panggung ada lima dan pengunjung sudah lebih dari 21.500.

Jumlah melampaui kapasitas Istora Senayan yang hanya 10 ribu orang. "Karena memang sifat tendanya itu darurat yang menyulitkan tidak terdata, ada memang yang terdata. Sempat tercatat 27 orang di tenda itu. Yang tidak tercatat cukup banyak," tuturnya.

Karena alasan keselamatan, Polres Metro Jakarta Pusat mengirim rekomendasi kepada Polda Metro Jaya untuk membatalkan acara hari ketiga. Sebagaimana diketahui, Berdendang Bergoyang Festival digelar pada 28, 29, dan 30 Oktober 2022.

Baca: Berdendang Bergoyang Festival: DIhentikan Polisi, Konser Hari Terakhir Dibatalkan

Panitia tidak mengindahkan peringatan polisi

Panitia acara Berdendang Bergoyang Festival dianggap tidak mengindahkan peringatan polisi perihal pembatasan penonton. Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Komarudin mengatakan bahwa kelebihan kapasitas di lokasi acara sudah terjadi sejak hari pertama.

Kemudian pihak penyelenggara sudah sempat dipanggil ke Polda Metro Jaya pada Jumat, 28 Oktober 2022. Persoalan jalur evakuasi yang tertutup stan atau panggung juga menjadi bahan evaluasi.

"Siangnya kami sudah panggil manajemen, kita undang mereka ke polda untuk menegaskan agar panitia memberlakukan pembatasan. Dari lima panggung yang ada, kami minta cuma tiga," ujarnya pada wartawan, Ahad, 30 Oktober 2022.

Dia menuturkan, sebelumnya panitia mengajukan izin keramaian sebanyak tiga ribu penonton kepada Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian pada Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta serta Satgas Covid-19, jumlah penonton yang dicantumkan sebanyak lima ribu.

Setelah dipanggil Polda Metro Jaya, jumlah pengunjung pun maksimal sampai 10 ribu sesuai daya tampung area Istora Senayan. Lalu, kata Komarudin, ditemukan fakta juga hanya ada satu tenda medis dengan lima orang petugas di dalamnya.

Banyak penonton yang mengantre untuk menunggu pelayanan kesehatan hingga jatuh pingsan. Dari jumlah panggung konser yang digunakan berjumlah lima juga sudah diminta agar dikurangi menjadi tiga saja.

"Kemudian penambahan jumlah petugas kesehatan dan juga pembatasan jumlah pengunjung sampai maksimal 10 ribu. Namun ini pun tidak diindahkan, semalam kami menemukan jumlah pengunjung yang masuk tercatat dari pintu satu dan pintu dua itu 21.500 lebih, di luar dari panitia," kata Komarudin.

Saling dorong pengunjung di sekitar Gelora Bung Karno

Menurutnya, semalam juga sempat terjadi insiden saling dorong antarpengunjung sekitar Gelora Bung Karno. Kebetulan juga ada panggung dari acara lain yang menyebabkan penonton melebihi kapasitas.

"Karena memang di dalam sudah tidak memungkinkan untuk ditambah lagi, tapi pengunjung yang di luar ingin tetap masuk ke dalam, terjadilah dorong-mendorong, ada yang pingsan, lecet-lecet," tuturnya.

Akhirnya acara hari ketiga pada hari ini batal. Mengingat konser itu digelar tanggal 28, 29, dan 30 Oktober 2022.

Polres Metro Jakarta Pusat mengirimkan rekomendasi pencabutan acara ke Polda Metro Jaya karena pertimbangan yang diduga tidak dipatuhi panitia. "Kami juga sudah membuat rekomendasi agar izin hari ini dicabut atau tidak boleh dilakukan karena beberapa pertimbangan yang tidak diindahkan," katanya.

Saat ini, dua orang panitia masih diperiksa untuk ditelusuri persoalan kelebihan kapasitas penonton. Karena jumlah tiket yang dicetak tidak sesuai dengan daya tampung Istora Senayan.

Baca juga: Panitia Berdendang Bergoyang Festival Janjikan Pengembalian Tiket

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

2 jam lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

6 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

14 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

17 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

19 jam lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

19 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

19 jam lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

19 jam lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

20 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya