Puncak Kasus Covid-19 Varian XBB di Jakarta Diprediksi November-Desember

Jumat, 11 November 2022 07:05 WIB

Seorang warga disuntik vaksin di sentra pelayanan Vaksin Covid 19 ke-1, 2, dan booster di kawasan Monas, Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022. Peningkatan jumlah kasus harian yang signifikan di Tanah Air tidak diiringi dengan capaian vaksinasi booster. Cakupan vaksinasi booster di Indonesia masih rendah dibandingkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Puncak kenaikan kasus Covid-19 varian XBB dan BQ di DKI Jakarta diperkirakan bakal terjadi pada akhir November hingga awal Desember 2022. Hal ini karena tingkat penularannya cukup tinggi dibandingkan jenis varian lain dengan rata-rata kasus per hari mencapai ribuan.

"Kasus baru per hari rerata 2000 sampai 2500 kasus, akan tetapi mayoritas bergejala ringan dan tanpa gejala," kata Ngabila Salama, Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 November 2022.

Ngabila mengatakan sebanyak 70 ribu orang di DKI Jakarta telah melakukan tes PCR dalam tujuh hari terakhir. Upaya ini dilakukan untuk mendeteksi suspek dan mencegah penyebaran virus. "Testing dan tracing tetap dijaga baik untuk memutus mata rantai penularan," kata dia.

Hingga saat ini, mayoritas penularan masih didominasi oleh klaster keluarga. Sementara klaster kantor atau aktivitas lain sulit diidentifikasi karena virus menyebar dengan cepat.

"Yang tidak menggunakan masker sama sekali adalah di dalam rumah, di luar rumah termasuk di kantor dan sekolah menggunakan masker," ungkap Ngabila.

Advertising
Advertising

Ia menambahkan, belum ada kenaikan proporsi kasus positif pada anak. Dari hasil active case finding atau skrining puskesmas, positivity rate di sekolah sebesar 2,5 hingga 3 persen.

Menurut data dari pemerintah, kasus aktif di DKI Jakarta per tanggal 9 November 2022 mencapai 15.975 kasus dengan total 43.797 kasus di Indonesia. Proses vaksinasi juga makin digencarkan, jumlah vaksinasi ketiga per tanggal 9 November 2022 sebesar 65.552.898.

DKI Jakarta mencatat, 29.579.047 vaksin telah diterima dengan pemakaian sebanyak 29.385.255 per tanggal 10 November 2022 pukul 08.00 WIB. Estimasi stok yang tersisa sebanyak 193.792 vaksin untuk 35 hari.

Ngabila mengimbau masyarakat agar tetap memakai masker serta melakukan vaksinasi booster demi menghindari penularan. Deteksi dini dan kontrol komorbid penyakit kronis juga sangat penting untuk mencegah kematian.

"Apapun variannya tetap cegah sakit dengan memakai masker dan menjaga ventilasi, cegah kematian dengan melengkapi vaksinasi termasuk booster," ucapnya.

VANIA NOVIE ANDINI

Baca juga: Covid DKI Jakarta Melonjak, Heru Budi Minta Percepatan Vaksinasi Booster

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

9 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

20 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

23 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

24 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya