Jakpro Sempat Tawarkan Harga Sewa Kampung Susun Bayam Rp1,5 Juta, Kent: Menyakiti Warga

Reporter

Antara

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 30 November 2022 12:37 WIB

Aktivitas warga di tenda pengungsian di depan pintu masuk Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin, 28 November 2022. Mereka mendirikan tenda di gerbang Kampung Susun Bayam yang lokasinya dekat dengan Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengkritik harga sewa Kampung Susun Bayam (KSB) per bulan yang harus dibayar warga Kampung Bayam karena dinilai tidak berpihak kepada masyarakat kecil.

Menurut anggota Komisi Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta itu, dengan nilai sewa sampai sekitar Rp700 ribu sebulan sangat menyakiti hati warga. Apalagi sebelumnya sempat ditetapkan harga sewa per unit Rp1,5 juta sebulan.

"Harga sewa KSB yang ditawarkan PT Jakpro sangat menyakiti hati warga Kampung Bayam yang sudah merelakan rumahnya digusur untuk pembangunan komplek Jakarta Internasional Stadion (JIS)," kata Kenneth di Jakarta, Selasa, 29 November 2022.

Pria yang akrab disapa Kent itu menyebutkan, hingga saat ini ratusan warga eks Kampung Bayam terlantar. Padahal Gubernur DKI Jakarta sebelumnya, Anies Baswedan, telah menjanjikan hunian yang bernama Kampung Susun Bayam.

"Kita lihat sudah tiga tahun lamanya warga Kampung Bayam terkatung-katung hingga mendirikan tenda demi bertahan hidup," kata
Kent.

Advertising
Advertising

Menurut Kent, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta lewat PT Jakpro tidak melakukan musyawarah yang berkeadilan terkait kesanggupan warga Kampung Bayam untuk menyewa harga KSB.

Dalam pertemuan di Kantor Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, pada 23 November 2022 harga sewa yang ditetapkan sesuai nilai keekonomian perusahaan, yakni mencapai Rp1,5 juta.

Walau akhirnya Jakpro merevisi nilai itu dengan mengacu Pergub 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan, menjadi sekitar ratusan ribu rupiah, Kent menilai hal itu masih sangat tidak cocok jika diterapkan bagi warga yang kurang mampu, terutama warga yang pendapatannya masih di bawah upah minimum provinsi.

"Masalahnya mayoritas warga Kampung Bayam itu rata-rata tidak mempunyai penghasilan yang tetap dan penghasilan yang didapat masih di bawah rata-rata UMP, alasan tersebutlah yang sangat memberatkan mereka," katanya.

Nominal yang ditawarkan PT Jakpro tidak sepadan dengan pendapatan mereka perbulannya. "Belum lagi untuk membayar biaya pemeliharaan bulanan," kata Kent.

Baca: DKI Jakarta Kaji Opsi Mengelola Kampung Susun Bayam, Dorong Masuk Hunian

Perumahan digagas Gubernur Ahok

Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPRA Angkatan LXII itu mengharapkan ada aksi nyata dari wacana PT Jakpro yang menyebut pengelolaan KSB akan diserahkan ke Pemprov DKI Jakarta dan saat implementasinya tidak membebani warga setempat dalam menempati hunian tersebut.

"Saya berharap rencana tersebut, termasuk acuan terkait biaya sewanya, dalam implementasinya betul-betul tidak membebani warga Kampung Bayam pada umumnya," kata dia.

Dengan berbagai polemik dan masalah yang terjadi pada KSB, Kent menilai program perumahan yang digagas oleh mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini lebih baik karena dapat menjangkau masyarakat kecil. Orang berpenghasilan Rp3 juta ke bawah bisa mendapat tempat tinggal.

Karena itu, Kent berharap agar Pemprov DKI Jakarta bisa membangun rumah susun bagi warga yang benar-benar kurang mampu yang bisa ditinggali seumur hidup oleh anak cucunya, bukan membangun untuk dijual.

"Saya berharap Pemprov DKI bisa membangun rusun khusus untuk rakyat miskin yang tidak perlu sewa ataupun membeli, dan jika sudah tidak tinggal di rusun karena sudah punya rumah, yah silakan dikembalikan ke pemda," katanya.

Hal itu, kata dia, dilakukan agar rakyat yang tidak mempunyai tempat tinggal bisa mendapat tempat yang layak untuk ditinggali.

Sebelumnya, Vice President Corporate Secretary PT Jakpro Syachrial Syarief dalam keterangannya, Sabtu (26/11), mengungkapkan KSB akan dialihkan pengelolaannya ke Pemprov DKI. Hal itu telah disepakati oleh Pemprov DKI dan aparatur kewilayahan di Jakarta Utara.

Syachrial juga mengatakan untuk tarif sewa KSB tidak lagi berdasarkan perhitungan keekonomian Jakpro, tapi merujuk ke Pergub Nomor 55 Tahun 2018. "Ini perlu kita syukuri karena kita terus memperjuangkan agar warga sesegera mungkin bisa bermukim di KSB," tuturnya.

Baca juga: Warga Kampung Susun Bayam Ingin Seperti Kampung Susun Akuarium: Masuk Dulu, Tarif Belakangan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

2 hari lalu

4 Wajah Lama Ini Kembali Muncul dalam Bursa Bakal Calon Gubernur Pilkada 2024

Sejumlah nama bakal calon gubernur di Pilkada 2024 sudah mulai bermunculan, termasuk 4 wajah lama ini. Siapa saja mereka?

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

3 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

3 hari lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

5 hari lalu

Pengangkatan Girder Pertama Proyek Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B

Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi yang kronis di ibu kota.

Baca Selengkapnya

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

6 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

7 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

7 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

8 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya