Cerita Warga Kampung Tanah Merah Sodorkan Kontrak Politik untuk Jokowi dan Anies

Minggu, 12 Maret 2023 20:31 WIB

Ratusan warga Tanah Merah merobohkan pintu gerbang balai kota saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Balai kota DKI Jakarta, Kamis (5/7). Dalam aksinya mereka memblokade jalan serta menuntut di resmikannya RT dan RW di kawasan Tanah Merah. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Tanah Merah Bersatu (FKTMB), Purwanto, menyebut warga Kampung Tanah Merah hanya diperhatikan menjelang pemilihan umum. Saat musim pemilihan tiba, suara mereka diperebutkan meski hak-hak sebagai warga negara belum warga peroleh sepenuhnya.

Status lahan tempat Kampung Tanah Merah berdiri memiliki riwayat sengketa yang panjang antara warga dan PT Pertamina. Legalitas kampung itu kembali diperbincangkan usai kebakaran Depo Pertamina Plumpang turut menghanguskan sejumlah rumah-rumah di sekitarnya dan menewaskan 16 warga.

Masalah legalitas tempat tinggal itu menjadi magnet bagi politikus untuk mengumbar janji menyelesaikan permasalahan ini demi meraup suara warga Kampung Tanah Merah. Hal ini membuat warga kerap terlibat dalam sejumlah kontrakj politik.

“Sebenarnya kami ini ingin menjadi warga negara yang baik. Tapi kami ini dipolitisasi dengan kelompok tertentu atau agenda tertentu. Sehingga masyarakat dikorbankan,” kata Purwanto kepada Tempo, Ahad, 12 Maret 2023.

Purwanto menuturkan ketidakjelasan legalitas tempat tinggal membuat masyarakat Kampung Tanah Merah kesulitan mengakses kebutuhan dasar mereka. Menurut dia, banyak warga yang tidak mendapat layanan kesehatan dari Pemprov DKI Jakarta serta kesulitan mencari pekerjaan dan mendaftar sekolah karena tempat tinggalnya dianggap tidak jelas.

Advertising
Advertising

Purwanto berujar warga Kampung Tanah Merah membentuk struktural RT dan RW pada 2008 di zaman Gubernur Fauzi Bowo dan menuntut pengesahannya hingga ke Kementerian Dalam Negeri, tapi tak ditanggapi.

“Padahal, jika pada masa pemilu. Suara warga Tanah Merah selalu dirayu untuk dipakai memenangkan calon. Saat Pemilu tercantum RT/RW 00. Itu sangat naif di saat negara membutuhkan rakyatnya semua di inventarisir. Semua diakui, semua difasilitasi, tapi bicara soal kebutuhan masyarakat Tanah Merah dari segala hal itu diabaikan. Itu rasa keadilan di mana,” tutur dia.

Kontrak Politik untuk Jokowi

Purwanto menuturkan keinginan warga Kampung Tanah Merah untuk memiliki identitas yang jelas soal tempat tinggal mendapat angin segar di pemerintahan Gubernur Joko Widodo atau Jokowi.

Di masa kampanye, kata dia, Jokowi beberapa kali mendekati warga Kampung Tanah Merah. Warga pun menyambutnya dengan harapan bisa mengabulkan keinginan mereka.“Karena merasa mentok secara administrasi kami melakukan pergerakan dengan cara politik. Kita melakukan pendekatan, pak Jokowi hadir di sini 3-4 kali tahun 2012,” tutur dia.

Warga Tanah Merah meminta tolong untuk mengabulkan keinginan soal identitas yang pasti. Sebagai gantinya, mereka menawarkan suara demi membawa Jokowi menang di Pilgub DKI 2012.

Pada 13 Januari 2013, Jokowi resmi mengesahkan struktural RT dan RW di Kampung Tanah Merah dengan memberikan warga e-KTP. “Dia gak minta. Kami menawarkan diri, sifatnya ‘Pak Jokowi tolong bantu Tanah Merah kami akan bekerja. Intinya gak mungkin sifatnya cuma-cuma,” ucap dia.

Takut Ahok, Warga Kampung Tanah Merah Dekati Anies

Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta hanya dua tahun karena ia berhasil memenangkan pemilihan presiden 2014. Warga Kampung Tanah Merah pun khawatir pada masa kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok karena ia kerap menggusur permukiman secara besar-besaran demi penataan kawasan.

Warga yang khawatir lalu berdiskusi dan memutuskan mendekati Anies Baswedan, lawan Ahok di Pilgub DKI 2017. Purwanto menuturkan Anies Baswedan sebenarnya belum pernah berkunjung ke Kampung Tanah Merah.

“Akhirnya, masyarakat Tanah Merah kurang lebih 8 (bus) Metro Mini kita datang ke rumah pak Anies,” ucap Purwanto.

Melihat prediksi Anies Baswedan bakal memenangi Pilgub DKI, warga Kampung Tanah Merah membuat kontrak politik dengan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. “Kontrak politik sebelum jadi gubernur. Setelah ada indikasi partai ada yang mendorong. Prediksi sudah pasti menang baru kita lakukan kontrak politik,” katanya.

Pilihan Editor: Warga Korban Kebakaran Depo Plumpang Minta Pertanggungjawaban Pertamina

Berita terkait

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

2 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

6 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

9 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

19 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

19 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

21 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya