Cerita Polisi, Penghuni Apartemen, dan Penjaga Klenteng soal Satu Keluarga Tewas Melompat dari Lantai 21

Senin, 11 Maret 2024 08:14 WIB

Lokasi empat orang keluar melompat dari gedung Topaz di kawasan Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Korban yang masih satu keluarga itu melompat dan tewas pada Sabtu, 9 Maret 2024. TEMPO/Ihsan Reliubun

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa empat orang tewas usai melompat dari lantai 21 salah satu apartemen di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Sabtu, 9 Maret 2024, menggegerkan khalayak ramai. Empat orang yang disebut masih satu keluarga ini tewas seketika dengan dugaan posisi tangan terikat.

Meski Kepolisian Sektor Penjaringan telah membeberkan kronologi dari peristiwa itu, Tempo berupaya menggali cerita dari penghuni apartemen, pedagang, hingga penjaga klenteng yang berada di pucuk gedung apartemen itu.


Cerita Polisi


Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, Komisaris Agus Ady Wijaya membeberkan kronologi empat orang yang diduga melompat dari lantai 21 salah satu apartemen. Agus menjelaskan momen terakhir empat korban yang diduga masih satu keluarga ini terekam kamera pengawas. Kamera CCTV merekam mulai dari para korban tiba di apartemen hingga naik ke rooftop.

Agus menyebut keempat korban yang melompat ini, yaitu EA, 50 tahun; AEL, 52 tahun; JWA, usia belum diketahui; dan JL, 15 tahun. Menurut Agus, sekitar pukul 16.02 WIB para korban mendatangi apartemen menggunakan mobil Grand Max warna silver bernomor polisi B 2972 PEQ.

Advertising
Advertising

"Dan masuk ke apartemen," kata Agus kepada wartawan di depan aparteman, Sabtu malam, 9 Maret 2024.

Pada pukul 16.04 WIB, para korban masuk dalam lift. Terekam EA mencium kening AEL, JWA, dan JL. "Setelah mencium keningnya pihak AWL termonitor mengumpulkan ponsel-ponsel di tasnya. Lalu naik ke atas," kata dia.

Berikutnya pada pukul 16.05 keempat korban tampak keluar dari lift lantai 21. Kemudian mereka melintas melewati tangga darurat, dan naik ke anjungan apartemen. "Kemudian pada pukul 16.21 WIB para korban jatuh bersamaan di depan mobil," ucap Agus.

Kejadian ini pertama kali diketahui oleh saksi berinisial DF. Menurut Agus, DF sedang berjaga di depan pintu masuk apartemen yang terletak di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara itu.

Saat DF bertugas di depan lobi, dia mendengar benturan keras di depan bangunan itu. "Pada saat menoleh, ternyata ada empat mayat langsung tergeletak di depan lobi," kata Agus

Cerita Penjaga Klenteng Apartemen

Penjaga Klenteng di pucuk gedung apartemen, A Kong, mengatakan keempat korban itu datang sore. Seorang ibu langsung berdiri menghadap tempat ibadah. "Saya suruh ambil hio, dia tak mau. Dia pakai tangan," kata pria 70 tahun itu yang mengaku sudah sepuluh tahun menjaga tempat ibadah itu.

Dari satu tempat ibadah yang berada di bangunan A Kong berjaga, perempuan itu pindah ke bangunan sebelah. "Dia berdoa sendiri," tutur A Kong. Saat perempuan itu berdoa, A Kong hanya duduk menonton televisi.

Sebelum beranjak dari tempat berdoa. Keluarga ini, menurut A Kong, sempat menaruh uang Rp 50 ribu di kotak amal. "Yang anak perempuan ambil uang untuk sumbang di kotak amal," tutur A Kong, saat ditanya siapa yang menaruh uang tersebut.

Dia bercerita bahwa keempat orang ini naik membawa tas. Tas itu ditaruh di kursi kayu berukuran panjang. Kursi ini berada di ujung tangga darurat, tepat di antara pintu kiri dan kanan. Jika berjalan ke kiri dari ujung tangga ini, akan bertemu tempat yang dijaga A Kong.

Sementara area lain dari pintu sebelah kanan, terdapat area kosong, berumput. Di situ ada tempat dupa dan sebuah patung naga. Area ini sudah dipagari pita kuning-hitam atau garis polisi. A Kong yang berdiri dari pintu ini menunjuk titik tempat orang yang diduga jatuh.

Posisi ujung tembok ini setinggi dada. Beberapa meter dari patung naga atau sisi kanan dupa, diduga menjadi tempat keempat korban itu terjatuh. "Tempatnya di situ," kata A Kong. Dia mengaku tak tahu peristiwa orang itu ke area tersebut. Dia baru tahu ada orang jatuh dari tempat itu setelah didatangi anggota satuan pengamanan.

Cerita Penghuni Apartemen

Salah satu penghuni apartemen, Arif, mengaku kenal dengan keluarga ini. Mereka adalah pasangan suami istri dengan dua anak. Arif menyebut keluarga ini meninggalkan apartemen sudah setahun lalu.

Arif mengaku telah mengenal dengan keluarga ini sejak 2017. Namun, pertemuan terakhir Arif dengan keluarga ini terjadi sekitar 2023.

"Saya kenal, tetapi jarang bicara. Paling tegur biasa saja. Terakhir sekitar Covid-19, dia bilang mau pindah ke Solo," kata Arif.

Tak hanya itu, Arif menyebut dirinya sempat memberikan uang untuk membantu keluarga ini. Ketika itu, Arif memberi duit sekitar Rp 3 juta.


Cerita Pedagang di Kawasan Apartemen

Zulaeha, pedagang minuman, tiba-tiba berlari dari toilet untuk menuju lokasi empat orang diduga melompat dari lantai 21 di salah satu apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara. Dia terkejut saat mendengar bunyi benda menumbuk dinding. "Soalnya getaran di pintu besar banget," tutur Zulaeha, Sabtu malam, 9 Maret 2024.

Zulaeha merupakan penjual minuman di kedai Es Teh Indonesia. Bilik kedai ini berada di lantai dasar dan di sisi kanan pintu masuk apartemen. "Saya cuma tahu bapaknya sama anaknya," ujar dia, yang mengaku mengetahui empat korban itu sekeluarga.

Dia kemudian mengetahui bunyi dan getaran itu berasal empat orang yang diduga melompat dari anjungan apartemen tersebut. Keempat orang itu seketika meninggal di tempat.

Ketika itu, Zulaeha enggan mendekati empat korban yang tergeletak beberapa meter dari pintu kedainya. Para pembeli yang menunggu di kedai itu berhamburan keluar. "Saya enggak keluar, saya takut," tutur Zulaeha, yang baru dua bulan bekerja di kedai ini.

Perempuan 24 tahun ini bercerita, kabarnya keempat orang itu keluarga. Mereka penghuni apartemen ini. Namun sudah lama mereka tak tinggal di tempat itu karena pindah sekitar dua tahun lalu. Mereka baru kembali setelah lama tak terlihat tinggal di apartemen. "Enggak tahu mereka kunjungi siapa," katanya.

Zulaeha hanya mendengar keempat orang yang meninggal itu dengan tangan terikat. Namun tali di tangan terlepas setelah mereka jatuh dari anjungan apartemen tersebut. "Katanya saling ikat tangan gitu. Jadi lompat bareng," tutur Zulaeha, yang sesekali merinding mengingat peristiwa nahas beberapa jam lalu.


IHSAN RELIUBUN

Pilihan Editor: Warga Bangka Belitung Soal Tambang Timah: Susah Kalau Wasit Jadi Pemain

Berita terkait

Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

1 hari lalu

Tak sampai Sepekan, Dua Orang Lompat dari Jembatan Barelang Batam hingga Tewas

Dua orang tewas usai melompat dari Jembatan Barelang di Kota Batam dalam waktu yang berdekatan

Baca Selengkapnya

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

1 hari lalu

Polisi Ringkus 3 Tersangka Pabrik Tembakau Sintetis di Tangsel, 1 Orang Masih DPO

Polisi mengungkap tempat produksi tembakau sintetis di salah satu apartemen di Serpong, Kota Tangerang Selatan. 3 orang ditangkap, 1 DPO.

Baca Selengkapnya

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

3 hari lalu

Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.

Baca Selengkapnya

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

5 hari lalu

Sepuluh Tahun Tak Dapatkan Hak Milik, Penghuni Apartemen Malioboro City Sleman Protes

Warga penghuni Apartemen Malioboro City Yogyakarta di Sleman minta Pemerintah Sleman turun tangan selesaikan kasus mereka.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

5 hari lalu

Tim SAR Belum Temukan Pria yang Loncat dari Jembatan Barelang Batam, Sempat Telepon Pacar

Pria itu diduga melompat setelah meminjam handphone seorang pengunjung Jembatan Barelang. Kota Batam.

Baca Selengkapnya

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

8 hari lalu

Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

Kematian Brigadir RAT masih menyisakan misteri. Untuk apa ia di Jakarta, padahal tugasnya di Manado? Kenapa beda keterangan Polda Sulut dan pengusaha?

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

11 hari lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

11 hari lalu

Kebakaran Tiga Kapal di Muara Baru, Tiga ABK Tewas

Tiga kapal di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara mengalami kebakaran dan menewaskan tiga anak buah kapal yang tak sempat menyelamatkan diri

Baca Selengkapnya

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

12 hari lalu

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

Pemicu depresi dan bunuh diri veteran perang AS beragam, di antaranya lama hidup jauh dari rumah, pasangan, dan anak -- situasi yang membuat stres.

Baca Selengkapnya

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

13 hari lalu

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Atreyu merupakan band metal legendaris asal California Selatan. Mereka akan tampil pada hari kedua Festival Hammersonic 2024 malam ini.

Baca Selengkapnya