TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kilogram (kg) sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur ke Indonesia. Dari lima tersangka itu, dua orang bertindak sebagai kurir, dua orang sebagai penerima barang, dan satu orang sebagai pengendali.

Dirtipidnarkoba Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa mengatakan modus yang digunakan tersangka adalah dengan memanfaatkan para nelayan. Para tersangka bersepakat mengambil sabu dari Malaysia menggunakan perahu jenis oskadon. “Mereka diupah 10 juta rupiah per kilogram,” ujar Mukti kepada Tempo, Rabu, 17 April 2024.

Mukti menjelaskan, dua orang tersangka berangkat pada sore hari dari pelabuhan nelayan di Kuala Idi, Aceh Timur menuju Malaysia. Di perairan Malaysia, mereka menerima sabu dari pengirim barang. Setelah mengantongi barang haram itu, mereka kembali ke Aceh Timur di jarak sekitar 7 mil laut (NM) dari garis pantai.

Adapun dua orang lainnya, Mukti menuturkan mereka menyamar sebagai pemancing menggunakan perahu kecil. Mereka mendekati para penjemput sabu dari Malaysia di jarak 7 NM untuk menghindari kecurigaan para nelayan lainnya. Setelah menerima sabu, para pemancing gadungan itu membawanya ke daratan.

Meski barang telah diterima, Mukti mengatakan perahu nelayan yang menjemput sabu dari Malaysia tidak langsung kembali ke darat. Mereka justru melanjutkan menangkap ikan di sekitar laut itu untuk mengelabui masyarakat di Kuala Idi. “Sabu yang dibawa oleh perahu pemancing diserahkan ke pengendali darat, menunggu perintah dari jaringan Malaysia,” ujar dia.

Pilihan Editor: Bos Perusahaan Pakaian Dalam Dipanggil KPK Jadi Saksi Kasus SYL, Ini Keterlibatan Hanan Supangkat