Top 3 Hukum: Firasat Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Lihat Kondisi Bus, Ojol Geberek Lapak Tambal Ban Sebar Ranjau Paku

Senin, 13 Mei 2024 08:05 WIB

Orang tua siswa korban tewas rombongan bus SMK Lingga Kencana, Diana menunjukan foto semasa hidup mendiang Mahesya di RT. 01/10 kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Minggu, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga berita terpopuler hukum pada Senin pagi dimulai dari firasat tidak enak orang tua siswa SMK Lingga Kencana lihat kondisi bus. SEbelum berangkat ke Bandung, ban bus tersebut sempat selip di pertigaan Parung Bingung beberapa saat setelah berangkat membawa rombongan pelajar.

Berita terpopuler berikutnya adalah pengemudi ojek online (Ojol) menggerebek lapak tambal ban di putaran Rusun Bidara Cina, di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur. Lapak tambal ban itu diduga menebar ranjau paku dari besi payung.

Berita terpopuler ketiga adalah Polda Papua membantah warga Desa Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, mengungsi akibat kontak senjata antara aparat dan TPNPB-OPM. Warga yang tinggalkan rumah mereka di Kampung Pogapa disebut bukan mengungsi, melainkan hanya berlindung ke hutan.

Berikut 3 berita terpopuler kanal hukum pada Senin pagi, 13 Mei 2024:

1. Orang Tua Siswa SMK Lingga Kencana Rasakan Firasat tidak Enak saat Lihat Kondisi Bus

Salah satu orang tua korban tewas dalam kecelakaan bus Putera Fajar, Diana, bercerita memiliki firasat tidak enak saat melepas anaknya, Mahesya Putra, pelajar SMK Lingga Kencana, Depok, untuk mengikuti perpisahan sekolah di Bandung.

Perasaan tidak enak itu muncul ketika ia melihat ban bus tersebut sempat selip di pertigaan Parung Bingung beberapa saat setelah berangkat membawa rombongan pelajar.

"Kalau dari rumah enggak ada (firasat) apa-apa. Cuma pas berangkat aja itu waktu ban bus nyangkut," tutur Diana, di kediamanya di RT. 01/10 kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Ahad, 12 Mei 2024.

Ia kecewa pada pihak sekolah yang memaksakan jalan dengan kondisi bus yang tidak baik. Menurut dia, ketika ban bus sempat selip sekolah seharusnya meminta sopir memeriksa kelayakan bus. "Saya ngenes-nya di situ, kenapa tetap dipaksakan," kata Diana.

Advertising
Advertising

Diana merasa sangat kehilangan Mahesya. Ia menuturkan sulung dari empat bersaudara itu sangat sayang kepada ketiga adiknya. Bahkan almarhum berencana membelikan oleh-oleh baju untuk adiknya yang kembar.

"Dia ingin banget berangkat, enggak tega, saya berikan bekal uang, katanya mau beliin baju buat adik kembarnya," kisah Diana.

Di mata Diana, putra sulungnya itu anak yang baik dan bercita-cita menjadi pesepakbola. Mahesya bahkan rela setelah lulus SMK mau kerja sambil kuliah untuk membantu perekonomian keluarga. "Mau bahagiain ibunya," ucapnya lirih.

Mahesya pergi tepat tujuh hari jelang ulang tahunnya yang ke-18 pada Ahad pekan depan. "Saya bilang mau makan-makan di mana. Mungkin ini sudah takdirnya," kata Diana terisak.

Diana mengungkapkan anak sulungnya itu merupakan pribadi yang baik dan penurut, bahkan tidak pernah menuntut macam-macam ke orang tua. "Nurut anaknya, enggak neko-neko, baik dan sayang adik-adiknya," ucap Diana.

Selanjutnya ojol gerebek lapak tambal ban penyebar ranjau paku...

<!--more-->

2. Pengemudi Ojol Gerebek Lapak Tambal Ban yang Diduga Sebar Ranjau Paku

Sejumlah pengemudi ojek online (Ojol) menggerebek lapak tambal ban di putaran Rusun Bidara Cina, tepatnya di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, karena diduga menebar ranjau paku dari besi payung.

Kapolres Jakarta Timur Komisaris Besar Nicolas Ary Lilipaly menuturkan penggerebekan bengkel oleh para pengemudi ojol ini terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2024 sekitar pukul 14.30 WIB.

Polsek Jatinegara, kata Ary, mulanya didatangi oleh sekelompok komunitas atau satgas pemungut ranjau paku di jalanan. Kepada polisi mereka melaporkan menemukan kantong plastik berwarna hitam berisi ranjau paku saat melakukan penyisiran di Jalan MT Haryoto di dekat selokan yang mengarah ke rusun Bidara Cina.

"Potongan besi payung menyerupai paku ditemukan di sekitaran tambal ban yang baru dibuka atas seizin ketua RT atau RW," kata Nicolas Ary saat dikonfirmasi Tempo melalui pesan singkat pada Ahad, 12 Mei 2024.

Ary menuturkan kondisi bengkel tambal ban sedang tutup saat pertama kali didatangi para pengemudi ojol. Keesokan harinya, atau Sabtu, beberapa pengemudi ojek online langsung menggeruduk lapak tambal ban tersebut dengan maksud meminta klarifikasi.

"Piket Reskrim Polsek Jatinegara datang ke Tempat Kejadian Perkara dan melakukan mediasi antara komunitas atau satgas tebar paku dan pemilik tambal ban," ucap Ary.

Pemilik bengkel tambal ban selanjutnya dibawa ke Polsek Jatinegara untuk dilakukan mediasi dan membuat surat pernyataan. "Pemilik tambal ban (mengaku) tidak tahu menahu dengan paku payung yang ditemukan di Taman dekat got atau tidak jauh dari tambal ban," tutur Kapolres Jakarta Timur.

Selanjutnya adu tembak aparat dan TPNPB-OPM di Pogapa...

<!--more-->

3. Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

Polda Papua membantah warga di Desa Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah, mengungsi akibat kontak senjata antara aparat dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan warga meninggalkan kampung halaman untuk berlindung di hutan maupun kampung tetangga.

Dia menyebutkan warga yang tinggalkan rumah mereka di Kampung Pogapa bukan mengungsi. "Kalau bilang mengungsi, sebetulnya tidak," kata dia saat ditelepon, pada Jumat malam, 11 Mei 2024.

Dia menjelaskan warga yang berangkat ke hutan dan kampung tetangga sekadar mengamankan diri karena ada adu tembak. Dia mengklaim warga akan kembali setelah situasi perang reda.

"Warga hanya mengamankan diri. Setelah situasi sudah pulih, mereka kembali. Dan ini mereka sudah kembali semuanya," tutur dia.

Ignatius menilai kondisi warga desa Pogapa yang berlindung di hutan tidak bisa disamakan dengan mengungsi akibat perang seperti yang terjadi di Bosnia, Suriah, Darfur, dan Sudan. "Ya, bukan perang seperti itu. Saya kan pernah pernah penugasan PBB di Sudan juga," tutur dia.

Ia menjelaskan warga yang mengungsi itu bukan karena serangan militer TNI-Polri. Kontak senjata itu terjadi saat kelompok TPNPB masuk dan menyerang ke dalam kota dan kampung. Mereka menyerang markas kepolisian sektor Polsek dan pos komando rayon militer atau Koramil. "Masa TNI-Polri tidak membela diri. Tentunya ada kontak tembak," tutur dia.

Dia menyatakan strategi penyerangan TPNPB memanfaatkan pola gerilya. Masuk dan berbaur atau berlindung di masyarakat lalu melakukan penyerangan.

Hal ini, kata Ignatius, membuat anggota TPNPB akan sulit dibedakan dari warga sipil. "Jadi, ya itu kondisi di Papua," ucap dia.

Dia mengatakan, Polda Papua atau pemerintah daerah tak memiliki data pengungsi pascapenyerangan atau kontak senjata yang berlangsung di Kampung Pogapa, Intan Jaya. "Dari pemerintah daerah tidak melakukan pendataan," tutur dia.

Pilihan Editor: ICW NIlai Komposisi Pansel KPK Rawan Konflik Kepentingan

Berita terkait

Top 3 Hukum: LBH Padang Sebut Ada Intimidasi Polisi Saat Usut Kematian Afif Maulana, Polda Sumbar Tetap Buru Orang yang Viralkan

1 hari lalu

Top 3 Hukum: LBH Padang Sebut Ada Intimidasi Polisi Saat Usut Kematian Afif Maulana, Polda Sumbar Tetap Buru Orang yang Viralkan

Kuasa hukum keluarga Afif Maulana mengklaim ada beberapa orang tidak dikenal yang tiba-tiba mendatangi atau memantau rumah keluarga korban.

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Sabu dalam Kemasan Mi Instan yang Diantar Ojol dari Cengkareng

2 hari lalu

Polisi Selidiki Sabu dalam Kemasan Mi Instan yang Diantar Ojol dari Cengkareng

Paket mi instan yang diantar ojol tersebut berisi sabu kurang lebih seberat satu gram.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Said Aqil soal Konsesi Tambang untuk Ormas, Gaji dan Tunjangan Kapolda Sumbar

2 hari lalu

Terpopuler: Said Aqil soal Konsesi Tambang untuk Ormas, Gaji dan Tunjangan Kapolda Sumbar

Berita terpopuler bisnis pada Selasa, 2 Juli 2024, dimulai dari pernyataan Said Aqil Siradj soal ormas keagamaan yang mendapatkan konsesi tambang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Uang Makan Istri Syahrul Yasin Limpo Rp 2-3 Juta per Hari, SYL Mengaku Beri Uang ke Firli Bahuri Rp 1,3 Miliar

9 hari lalu

Top 3 Hukum: Uang Makan Istri Syahrul Yasin Limpo Rp 2-3 Juta per Hari, SYL Mengaku Beri Uang ke Firli Bahuri Rp 1,3 Miliar

Kementerian Pertanian menganggarkan uang bulanan dan uang makan Rp 2 juta-Rp 3 juta per hari untuk istri Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Konser Musik di Tangerang Berakhir Rusuh, Fakta Terbaru Kasus Vina Cirebon

10 hari lalu

Top 3 Hukum: Konser Musik di Tangerang Berakhir Rusuh, Fakta Terbaru Kasus Vina Cirebon

Kepolisian masih mencari penyelenggara konser musik Tangerang Musik Festival (TNG Lenfest 2024) untuk mempertanggungjawabkan kerusuhan itu.

Baca Selengkapnya

TNI Tegaskan Tukang Ojek yang Ditembak TPNPB OPM Bukan Mata-mata Militer

12 hari lalu

TNI Tegaskan Tukang Ojek yang Ditembak TPNPB OPM Bukan Mata-mata Militer

Kapuspen TNI membantah tudingan soal mata-mata TNI yang ditembak TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tembak Tukang Ojek di Intan Jaya yang Dituding Jadi Mata-mata TNI

12 hari lalu

TPNPB-OPM Tembak Tukang Ojek di Intan Jaya yang Dituding Jadi Mata-mata TNI

Seorang pria yang berprofesi sebagai tukang ojek di Intan Jaya ditembak oleh TPNPB-OPM karena diduga agen intelijen militer Indonesia.

Baca Selengkapnya

Staf Kapolri Kunjungi Paniai Pascaoperasi Penegakan Hukum terhadap TPNPB-OPM

12 hari lalu

Staf Kapolri Kunjungi Paniai Pascaoperasi Penegakan Hukum terhadap TPNPB-OPM

Setelah operasi pengakan hukum kepada TPNPB-OPM di Paniai rampung, personil Satgas Damai Cartenz mendapat supervisi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Kodam Jaya Buka Suara Soal Mobil Dinas TNI di Lokasi Uang Palsu, Tes Urine Virgoun dan PA Positif Metamfetamin

13 hari lalu

Top 3 Hukum: Kodam Jaya Buka Suara Soal Mobil Dinas TNI di Lokasi Uang Palsu, Tes Urine Virgoun dan PA Positif Metamfetamin

Kodam Jaya libatkan Pomdam Jaya dalam penyelidikan bersama Polda Metro Jaya soal temuan mobil dinas TNI di lokasi penyimpanan uang palsu Rp22 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Update Gangguan Server PDN, Dampak Pelemahan Rupiah ke Biaya Pembangunan IKN

13 hari lalu

Terpopuler: Update Gangguan Server PDN, Dampak Pelemahan Rupiah ke Biaya Pembangunan IKN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Jumat, 21 Juni 2024, dimulai dari dampak gangguan server PDN Kominfo.

Baca Selengkapnya