Apa Kejahatan Chaowalit Buronan Nomor Wahid di Thailand yang Dibekuk Polri di Bali?
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 3 Juni 2024 14:50 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/06/02/id_1306987/1306987_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia atau Polri menangkap buronan yang paling dicari di Thailand, Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman. Chaowalit dikabarkan melarikan diri ke Indonesia dan berhasil ditangkap pada Kamis, 30 Mei 2024 di Apartemen Kembar, Bali. Penangkapan ini dilakukan atas dasar red notice control dari Royal Thai Police yang dikeluarkan pada 16 Februari 2024.
“Atas dasar red notice tersebut, kemudian tim gabungan melakukan penyelidikan dan juga koordinasi di kewilayahan dan melakukan pencarian,” ujar Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pada Ahad, 2 Juni 2024.
Siapa sosok Chaowalit Thongduang ini dan mengapa jadi buronan paling di cari di Thailand?
Dilansir media lokal Thailand, Thai Rath, Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node merupakan pria asal Distrik Mueang, Provinsi Phatthalung, Thailand. Sosok kelahiran1987 yang kini berusia 37 tahun itu awalnya membuka bengkel mobil di wilayah Tha Khae. Dia juga terjun ke dunia politik, serta bekerja sebagai sekretaris seorang Ketua Dewan Organisasi Administratif di Provinsi Phatthalung.
Di sisi lain, Chaowalit ternyata turut melakukan tindak kejahatan. Dia bahkan menjadi bandar narkoba jaringan internasional di Myanmar, Thailand, dan Australia. Tak hanya itu, dia berurusan dengan polisi kuga lantaran percobaan pembunuhan dan kepemilikan senjata api. Chouwalit kemudian dipenjara di tahanan di Provinsi Selatan Nakhon Si Thammarat.
Kala itu dia divonis 20 tahun penjara. Tetapi dia kabur pada 22 Oktober 2023 saat dirawat di rumah sakit dengan bantuan rekannya. Dia juga menembak anggota kepolisian Thailand hingga tewas. Media lokal melaporkan, ia kemungkinan kabur ke lembah tempat persembunyian. Kepolisian Thailand kemudian menetapkan Chaowalit sebagai buron. Peradilan juga merevisi hukumnya jadi penjara seumur hidup.
Berdasarkan hasil penyidikan, Chaowalit masuk Indonesia melalui jalur laut dengan menumpang kapal cepat yang berlayar selama 17 jam dari Thailand ke Aceh pada 8 Desember 2023. Diduga Chaowalit memiliki kaki tangan yang membantu pelariannya, mulai kabur dari penjara hingga mempersiapkan semua kebutuhannya saat berada di Indonesia.
“Ini pasti ada yang membantu, karena untuk kabur dari Thailand menggunakan kapal bukan gratisan, pasti ada biayanya termasuk juga biaya hidup selama di Indonesia, sehingga ada yang transfer uang masuk ke rekeningnya,” kata Wahyu.
Selanjutnya: Jalur Kabur Chaowalit ke India sebelum bersembunyi di Indonesia
<!--more-->
Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa mengungkap Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman sempat melarikan diri ke India. Tetapi, ia kemudian memilih Indonesia sebagai tempat persembunyiannya. Chaowalit menyeberang ke Indonesia menggunakan jalur laut, sampai tiba di wilayah Aceh, Indonesia.
“Dari Thailand ke India dulu. Baru ke Aceh,” kata Mukti kepada wartawan, Minggu, 2 Juni 2024.
Menurut Mukti, Indonesia dipilih sebagai tempat persembunyian oleh Chaowalit lantaran alasan wajah. Di India, ia terlihat mencolok lantaran air mukanya tidak familiar dengan wajah-wajah orang India. Di Indonesia, Chaowalit dapat menyaru di antara warga lokal lantaran wajah orang Indonesia dan Thailand cenderung mirip.
“Karena mukanya di India tidak sama dengan muka dia,” kata Mukti.
Sesampainya di Indonesia, Chaowalit mengganti identitas dengan nama Sulaiman. Selama berada di Indonesia, ia turut dibantu delapan WNI yang sampai saat ini masih dalam pencarian polisi. Delapan orang tersebut di antaranya berprofesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, hingga pemilik travel. Dimana mereka turut membantu proses pelarian Chaowalit Thongduang sampai akhirnya ditangkap di Bali.
“Delapan orang tersebut ada yang berprofesi sebagai driver ojek online, sopir taksi, agen pengiriman uang, pemilik jasa sewa kapal, dan juga teman buronan selama dalam pelarian di Indonesia,” ucap Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada.
Chaowalit pernah bunuh polisi dan tembak hakim
Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Inspektur Jenderal Krishna Murti mengatakan Chaowalit pernah membunuh polisi hingga menembak anggota kehakiman. Krihsna menjelaskan, Chaowalit sebenarnya sudah ditangkap di Thailand. Namun, dia melarikan diri dari lapas dan selama tujuh bulan berada di Indonesia. Chaowalit menjadi tekanan bagi aparatur penegak hukum di Thailand.
“Betapa seriusnya tersangka yang dihadapi (Chaowalit), gangster kelas satu. Dia melarikan diri dari lapas selama 7 bulan dan berada di Indonesia. Dia pernah membunuh polisi dan menembak anggota kehakiman,” ujar Krishna saat konferensi pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pada Ahad, 2 Juni 2024.
Karena itu, kata Krishna, pada saat penangkapan pihaknya meminta seluruh tim kepolisian yang bertugas untuk berhati-hati. Pasalnya, Chaowalit merupakan buronan nomor satu di Thailand dan apapun bisa terjadi. Pada saat penangkapan, Chaowalit sempat melakukan perlawanan. Namun, Polri berhasil mengatasi tanpa menimbulkan cedera apapun baik dari Chaowalit maupun anggota Polri.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Secretary General of The Office of Narcotics Control Board Thailand, POL. LT. GEN. Phanurat Lukboon, menyebut, selain pembunuh, Chaowalit merupakan bandar narkoba yang terlibat dalam jaringan pengedar narkoba internasional. Dia menyebut, Chaowalit juga mengedarkan narkoba hingga Indonesia.
Selanjutnya: Penangkapan Chaowalit
<!--more-->
Wahyu mengatakan, penangkapan bermula dari informasi awal, Polri mendeteksi Chaowalit berada di Medan, Sumatera Utara. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, Polri mendapatkan petunjuk bahwa Chaowalit sudah tidak ada di Sumatera Utara, tetapi sudah berangkat ke Bali.
Polri kemudian membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan. Setelah penyelidikan, kata Wahyu, Polri menemukan lokasi yang Chaowalit yaitu di Apartemen Kembar yang berlokasi di Jalan Dewi Sri 12 Nomor 2X, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. “Sehingga pada saat itu juga, berhasil dilakukan penangkapan oleh tim gabungan,” ujar dia.
Wahyu menyebut, pada saat penangkapan, Polri mengamankan beberapa barang bukti, berupa 4 buah handphone, identitas palsu berupa Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga, dan akta kelahiran atas nama Sulaiman sebagai penduduk dari Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, rekening BCA atas nama Sulaiman, satu buah kartu debit BCA, dan 2 buah kartu debit Thai Bank.
Adapun Chaowalit akan dipulangkan pada Selasa, 4 Juni 2024 menggunakan pesawat militer Thailand. Sesampainya di sana, buron nomor wahid di Thailand itu akan kembali dikirim ke Nakhon Si Thammarat.
HENDRIK KHOIRUL MUHID I YOHANES MAHARSO JOHARSOYO
Pilihan Editor: Usai Tangkap Chaowalit, Polri Kejar Pembuat KTP Palsu untuk Buron Thailand