Antisipasi Flu Meksiko, Daerah Sekitar Daar el-Qolam Diawasi
Jumat, 24 Juli 2009 13:43 WIB
TEMPO Interaktif, Tangerang - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memfokuskan pengawasan di daerah sekitar Pondok Pesantren Daar el-Qolam, Kecamatan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten. Pasalnya, para santri yang sakit di dalam pondok pesantren kondisnya semakin membaik.
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada warga sekitar yang terjangkit virus A-H1N1 setelah sejumlah santri Daar el-Qolam yang mengalami demam dinyatakan positif terjangkit flu Meksiko atau flu babi.
”Daerah pengawasan kita perluas yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar pondok,”ujar Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti, kepada Tempo, siang ini (24/7).
Bentuk pengawasan itu, Yully menjelaskan, dengan cara terus menelusuri dan mendata penyakit-penyakit yang berkembang di masyarakat melalui pusat kesehatan masyarakat, bidan desa, dan dokter klinik. Sinergi ini diharapkan dapat memantau dan mencari warga yang mengalami demam dengan gejala flu babi.
Selain itu, ia menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan melalui kegiatan formal dan informal di kalangan masyarakat, seperti melalui pengajian, arisan, pemasangan spanduk dan brosur tentang penyakit A-H1N1.
Menurut Yully, saat ini setiap kepala puskesmas diharuskan mendata dan melaporkan dengan cepat jenis penyakit yang berpotensi menular dengan cepat ke Dinas Kesehatan. ”Ini untuk mengantisipasi penularan lebih luas,” kata dia.
JONIANSYAH
Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada warga sekitar yang terjangkit virus A-H1N1 setelah sejumlah santri Daar el-Qolam yang mengalami demam dinyatakan positif terjangkit flu Meksiko atau flu babi.
”Daerah pengawasan kita perluas yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar pondok,”ujar Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti, kepada Tempo, siang ini (24/7).
Bentuk pengawasan itu, Yully menjelaskan, dengan cara terus menelusuri dan mendata penyakit-penyakit yang berkembang di masyarakat melalui pusat kesehatan masyarakat, bidan desa, dan dokter klinik. Sinergi ini diharapkan dapat memantau dan mencari warga yang mengalami demam dengan gejala flu babi.
Selain itu, ia menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan melalui kegiatan formal dan informal di kalangan masyarakat, seperti melalui pengajian, arisan, pemasangan spanduk dan brosur tentang penyakit A-H1N1.
Menurut Yully, saat ini setiap kepala puskesmas diharuskan mendata dan melaporkan dengan cepat jenis penyakit yang berpotensi menular dengan cepat ke Dinas Kesehatan. ”Ini untuk mengantisipasi penularan lebih luas,” kata dia.
JONIANSYAH
