Sulistyo mengaku belum mengikuti sidang perdana pembunuhan berencana itu. "Saya belum mengikuti sidangnya dan belum membaca isi eksepsi itu. Jadi belum bisa memberi tanggapan," ujar dia saat dihubungi Tempo, Kamis (8/10).
Dalam persidangan, Wiliardi merasa dikambinghitamkan Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Bahkan dalam eksepsinya, dia curiga bila Kepala Polri mengetahui rencana pembunuhan Nasrudin.
Kecurigaan Wiliardi timbul karena saat Sigid Haryo Wibisono memberi tugas kepadanya. Sigid sempat mengatakan bila tugas Wiliardi mengikuti seseorang, dan oleh Kapolri telah dibentuk empat tim. Sigid juga menyatakan bila tugas Wiliardi sama dengan empat tim yang dibentuk Kapolri itu.
Pada pemberitaan sebelumnya (Koran Tempo, 15/05/09) (Purn) Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, saat itu menjabat juru bicara Mabes Polri, mengatakan Antasari pernah mengadu ke Kapolri bila mendapat teror dari Nasrudin. Antasari pun meminta pembentukan tim untuk menindaklanjuti aduannya. Tim itu dipimpin Komisaris Besar Chaerul Anwar karena Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (nonaktif) Antasari Azhar mengenalnya.
Meski tim Chaerul menemukan keberadaan Nasrudin di salah satu hotel di Kendari, Sulawesi Tenggara, laporan penyelidikan itu tidak direspons Antasari. Bahkan Antasari tidak pernah membuat laporan resmi bila dirinya diteror melalui pesan singkat oleh Nasrudin.
CORNILA DESYANA