Ribuan Orang Partisipasi Selamatkan Teluk Jakarta  

Reporter

Editor

Sabtu, 21 November 2009 07:21 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Acara bertajuk "Bersama Selamatkan Teluk Jakarta" digelar sepanjang hari ini, Sabtu (21/11). Beragam kegiatan penyelamatan lingkungan digelar dalam acara yang dihadiri ribuan orang ini.

Rangkaian acara dimulai dengan sepeda santai atau Fun Bike dari Monumen Nasional ke Ancol. Wakil Gubernur DKI Jakarta Priyanto membuka acara ini pukul 06.00 WIB. Ribuan pengendara sepeda yang berpartisipasi turut mengkampanyekan pentingnya menyelamatkan Jakarta dari kerusakan lingkungan.

Lalu di Pantai Festival, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, acara dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis terumbu karang dan bibit pohon bakau oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta.

Secara serentak beragam kegiatan di lokasi lain juga berlangsung sebagai bagian dari acara ini. Di Kawasan Restorasi Angke Kapuk, Jakarta Utara berlangsung penanaman 9 juta pohon bakau. Di bantaran Pantai Kali Adem dilakukan pembersihan sampah pantai bekerjasama dengan 300 nelayan kapal ikan dari Forum Komunitas Nelayan Jakarta Utara.

Sedangkan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu berlangsung aksi pembersihan dan penanaman terumbu karang oleh ratusan penyelam profesional. Acara tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun Metro TV ke-9.

SOFIAN

Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya