Menurut Kepala Divisi Jabotabek PT KAI, Rachmadi, sebenarnya kereta ini telah diujicoba sejak Maret 2003 lalu. Dari data yang kami miliki, penumpang kereta ini mencapai 1.800 orang per hari, katanya. Ia menambahkan, karena minat pengguna yang semakin meningkat, dalam beberapa waktu ke depan frekuensi kedatangan dan keberangkatan kereta ini akan ditingkatkan.
Rachmadi memaparkan, dari total jumlah penumpang kereta api, lima persen adalah pengguna kereta api jenis komersial. Sedangkan sisanya adalah kelas ekonomi. Tapi mereka menyumbang 33 persen dari total pendapatan pertahun, katanya. Satu set kereta buatan PT Industri Kereta Api tersebut bernilai Rp 22,5 miliar. KAI punya dua, yang satu digunakan untuk jalur Cisadane.
Kepala Humas Daerah Operasi I, Zainal Abidin, menjelaskan, sebenarnya ini bukan pembukaan jalur baru melainkan pemanfaatan jalur yang telah dibuka sebelumnya. Jaya Property, kata Abidin, menggandeng PT KAI untuk membuka layanan bagi warga Bintaro.
Jalur kereta ini masih menggunakan single track sehingga ada kemungkinan kereta terlambat sampai tempat tujuan. Hal ini juga diakui oleh Zainal. "Mengenai masalah jalur, memang sudah seharusnya ditambah karena sebagian usianya sudah tua." katanya.
Kepala Divisi Pemasaran Jaya Property, M.A. Swandayani, mengatakan, pengadaan fasilitas kereta ini bagi warga Bintaro Jaya sangat tepat karena lokasi tempat kerja warganya ada di sekitar daerah Jalan Sudirman dan Jalan M.H. Thamrin. Hampir 80 persen warga disini adalah pengguna jasa kereta api, katanya. Terbukti, katanya, dengan selalu penuhnya tempat parkir di Stasiun Sudimara (Bintaro Jaya) setiap hari oleh mobil-mobil para pekerja di Jakarta.
Kepala Biro Promosi Jaya Property, Helly S. Tambunan, yang juga ikut dalam ujicoba mengatakan, dengan adanya kereta ini pihaknya menargetkan penambahan jumlah penghuni perumahan Bintaro Jaya sebesar 20 persen. Saat ini jumlah penghuni perumahan sudah mencapai sekitar 75 ribu jiwa dengan 15 ribu kepala keluarga. Pihaknya beserta PT KAI juga berencana bekerjasama untuk melakukan perbaikan-perbaikan sarana dan prasarana yang menunjang jalur kereta ini. Tapi nilainya belum bisa diketahui, masih kami pelajari, tambahnya.
KRL yang dibalut warna merah bata ini mampu mengangkut 560 penumpang pada keempat gerbongnya. Pada mulanya frekuensi keberangkatan hanya dua kali pergi-pulang (PP) dalam sehari. Namun dengan meningkatnya animo masyarakat, maka PT KAI berencana menambahnya menjadi enam kali PP, yaitu pukul 06.30, 07.20, dan 08.30. Waktu yang ditempuh kereta tersebut dari stasiun Sudimara-Stasiun Sudirman hanya 30 menit. Setiap penumpang dikenakan biaya sebesar Rp 6.000,- .
Mahdi Muhammad - Tempo News Room