TEMPO Interaktif, Jakarta -Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Jakarta Barat menjamin tidak akan ada tindakan kekerasan atau perploncoan selama proses Masa Orientasi Peserta Didik Baru pada tahun ini.
"Proses untuk masa orientasi siswa di sekolah kami sesuai dengan petunjuk dinas, yaitu pengenalan program-program sekolah kepada para siswa baru. Jadi ditangani langsung oleh pihak sekolah," kata Kepala Sekolah SMA Negeri 112 Jakarta Barat, Luthfi, kepada Tempo pada hari ini.
Menurut Lutfhi, kepantitiaan MOPDB di sekolahnya akan dipegang oleh para guru, dan diketuai oleh Wakil Bidang Kesiswaan. Dalam hal ini, pihak sekolah juga melibatkan anggota Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dalam kepanitiaan. "Kami melibatkan OSIS agar mereka belajar mengelola suatu kegiatan, dan kami akan tetap melakukan pengawasan," kata Luthfi.
Sejauh ini, lanjutnya, tidak ada resistensi dari para siswa terkait pola MOPDB yang diterapkan. Sehingga dirinya yakin bahwa kegiatan tersebut akan berlangsung lancar tanpa adanya tindakan perploncoan atau kekerasan.
Sama halnya dengan Lutfhi, Wakil Bidang Kesiswaan SMA Negeri 78 Jakarta Barat, Arsil Azim, juga yakin bahwa tidak akan ada tindakan perploncoan atau kekerasan selama masa orientasi berlangsung di sekolahnya. "Kami akan terus melakukan pemantauan," kata Arsil. Pihak sekolah menjamin akan menindak tegas para siswa atau oknum-oknum lain yang melakukan perploncoan atau kekerasan kepada para siswa baru.
Menurut Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat Abdul Hamid, pihaknya sudah melakukan himbauan kepada para kepala sekolah di wilayah Jakarta Barat.
Dia menegaskan bahwa dengan adanya MOPDB kali ini, diharapkan para siswa dapat mengenal lingkungan sekolah yang baru, dan pihak sekolah juga memiliki ruang untuk menyampaikan visi dan misinya.
"Saya yakin tidak akan ada perploncoan. Saya sudah menghimbau kepada kepala sekolah, dan berharap himbauan tersebut diteruskan kepada guru-guru pembina," katanya.
Selain itu, lanjutnya, pemerintah Jakarta Barat juga mempunyai sebuah terobosan agar para siswa bisa lebih merasa diterima di sekolah yang baru. "Saya akan meminta Wali Kota untuk mengajak para camat agar menjadi pembina upacara di sekolah yang berada di wilayahnya. Mudah-mudahan bisa terlaksana," kata Hamid.
Surat permohonan tersebut saat ini sudah disampaikan kepada Wali Kota Jakarta Barat, Djoko Ramadhan. Bahkan, lanjutnya, akan lebih baik jika walikota juga mau turut serta.
EVANA DEWI