TEMPO Interaktif, Bekasi-Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kabupaten sedang mengidentifikasi identitas korban dan perekam video mesum. Korban adalah siswa-siswi sebuah sekolah menengah atas, diduga dipaksa bermain mesum di depan kamera.
Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kabupaten Komisaris Besar Setija Junianto, mengatakan identitas korban maupun pelaku perekaman telah diketahui. "Dalam dua atau tiga hari ini, kami akan meminta keterangan dari korban," kata Setija siang ini.Kasus beredarnya video mesum oleh siswa sekolah di Bekasi, itu membuat heboh warga hampir sepekan ini.
Dalam film berdurasi sekitar enam menit itu, tampak dua remaja dipaksa bermain mesum. Adegan diawali dengan suara perintah dari pria yang diduga petugas keamanan salah satu kawasan industri di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
"Gimana tadi mainnya, praktekin", suruh pria itu. Setelah itu, tampak dalam video seorang gadis melepas rok panjangnya warna abu-abu. Dia hanya memakai atasan tanktop, dan celana dalam warna putih. Sementara pasangannya, seorang remaja hanya memakai kaos singlet dan celana dalam.
Keduanya lantas diminta berlari di semak-semak diduga di sebuah taman kawasan industri, lalu diminta lagi bermain mesum. "Ayo, praktekin", bentak pria itu. Kedua korban menjawab, "Lagi ga pingin bang," kata korban pria.
Mendengar jawaban menolak itu, pelaku pemaksaan adegan mesum malah semakin memaksa. Pria yang memerintahkan adegan mesum itu terdengar mengancam akan mengambil sepeda motor korban apabila tidak mengikuti perintahkan.
Perekam video mesum diduga lebih dari satu orang. Sebab, suara perintah dan ancaman yang terdengar dalam vido ada sekitar tiga suara orang berbeda. Menurut Setija, penyidik telah memastikan bahwa video itu dibuat di bawah paksaan. "Maknya, kami berharap korban mau terbuka dan kooperatif," katanya.
Penyidikan awal, lanjut Setija, fokus pada pemeriksaan korban. Dari sana, penyidik akan mencari tahu pelaku perekam dan pengedar video tersebut.Kejadian dalam video itu telah berlangsung lama sekitar 4-5 bulan lalu. Adapun sanksi hukumnya, kata Setija, belum dipertimbangkan karena pemeriksaan korban belum dilakukan.
HAMLUDDIN
