Kepala Pendidikan Dasar & Kepala Sekolah SD 12 Enggan Minta Maaf Soal Intimidasi

Reporter

Editor

Kamis, 29 Juli 2010 15:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Pertemuan perwakilan dari orangtua murid yang melaporkan dugaan korupsi dan mengalami tindakan intimidasi di SD 12 Pagi Rawamangun, dengan Kepala Seksie Pendidikan Dasar Kecamatan Pulo Gadung berlangsung alot dan tidak mencapai kata sepakat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di sekolah berstandar internasional tersebut.

"Rapat berlangsung deadlock, karena dari pihak Kasie tidak mau memnuhi tuntutan kami dengan berbagai alasan," Ujar Deddy, salah satu perwakilan orangtua yang ikut melakukan pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, Perwakilan Orangtua murid mengajukan dua permohonan kepada Pengelola SDN 12, yang diwakili oleh Yitno selaku Kepala Sekolah, dan Kepala Seksi Pendidikan Dasar, H. Usman. Orangtuamurid tersebut meminta transparansi dan keterbukaan anggaran sekolah selama ini, serta menuntut agar Pihak Sekolah beserta Kasie menyatakan permohonan maaf atas segala tindak intimidasi yang telah mereka lakukan kepada murid maupun orangtua murid tersebut.

Mengenai transparansi dana, Yitno, selaku kepala sekolah , berdalih bahwa anggaran keuangan selama ini tengah diaudit oleh akuntan publik terlebih dahulu. "Jadi, tunggu dulu hasil auditnya," papar Yitno, tanpa memberikan janji waktu penyampaian. Saat dituntut permohonan maaf soal surat instruksi pengeluaran siswa yang pernah dia terbitkan, Yitno berkilah, " Saat itu saya sedang shock, dan itu kan juga belum direalisasikan," kata dia, yang langsung dijawab oleh salah seorang orangtua murid, "Tidak jadi karena sudah kita laporkan, coba kalau belum?" tekannya.

Sementara itu, H. Usman, Kepala Seksie Pendidikan Dasar Kecamatan Pulo Gadung, tidak mau berkomentar lebih soal dugaan penyimpangan dana dan transparansi yang diminta orangtua murid. " Kalau soal dana , kita serahkan pada proses hukum yang sedang berlangsung," tegas Usman.

Advertising
Advertising

Soal surat-surat yang pernah dilayangkan Usman selama ini, mulai dari permintaan mengeluarkan siswa yang orangtuanya melaporkan dugaan korupsi , hingga permintaan ke Gubernur mengenai penghentian para orangtua sebagai warga DKI, Usman menyangkan hal tersebut dengan alasan itu semua hanya masalah interpretasi. "Coba dibaca dulu yang benar, maksud saya bukan pencabutan KTP ,tidak tertulis disitu," ujar Usman.

Deddy, salah seorang perwakilan orangtua murid yang juga pernah menjadi anggota komite, mengaku kecewa atas sikap yang ditunjukkan oleh pihak sekolah maupun Usman, selaku Kepala Seksie Pendidikan Dasar. "Tuntutan kami kan cuma dua, apa sih susahnya publikasi dana anggaran kalau memang benar bisa dibuktikan tidak untuk kesejahteraan gurunya?" tukas Deddy.

Perseteruan antara wali murid dan Pengelola Sekolah Dasar Berstandar Internasiolan SDN 12 Pagi, bermula ketika beberapa dari orangtua murid melaporkan adanya indikasi korupsi di sekolah tersebut kepada instansi-instansi hukum terkait. Konflik memanjang, ketika Pihak Sekolah yang dilaporkan kemudian merasa tersinggung dengan proses-proses hukum yang dijalani dan melakukan tindakan-tindakan yang didukung oleh Kasie Dikdas Kecamatan Pulo Gadung, dan dianggap sebagai tindakan intimidasi oleh para orangtua murid tersebut.

GUSTIDHA BUDIARTIE

Berita terkait

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

9 September 2013

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

7 September 2013

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

7 September 2013

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

6 September 2013

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

6 September 2013

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

6 September 2013

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

6 September 2013

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

5 September 2013

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

5 September 2013

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'

Baca Selengkapnya

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

4 September 2013

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.

Baca Selengkapnya