Walhi Tawarkan Lima Solusi Atasi Tanah Ambles

Reporter

Editor

Kamis, 23 September 2010 00:00 WIB

Perbaikan jalan amblas JL RE Martadinata, Jakarta. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta Ubaydillah menawarkan lima solusi untuk mencegah dan mengatasi rentannya tanah Jakarta ambles.

Beberapa daerah di Jakarta rentan mengalami penurunan permukaan tanah, termasuk Jalan RE Martadinata di Jakarta Utara, yang sebagian ambles beberapa waktu lalu.

Solusi pertama, memprioritaskan konservasi di sepanjang pantai Jakarta dalam penataan tata ruang. "Terutama untuk mencegah terjadinya banjir rob (air laut pasang) dan menstabilkan tanah di Jakarta Utara serta Jakarta secara keseluruhan," kata Ubaydillah.

Berdasarkan pengamatan Walhi Jakarta, permukaan tanah di Jakarta saat ini sudah lebih rendah dari permukaan laut sehingga air dari selatan Jakarta, seperti Bogor, tidak bisa mengalir ke Teluk Jakarta. Sedang tanah Jakarta hanya mampu menyerap 26 persen air hujan dan air curahan dari kota-kota lain.

"Tanah di Jakarta tak lagi seimbang karena air yang disedot dan dikembalikan ke laut tidak seimbang," kata Ubay.

Solusi kedua, menetapkan standar pembangunan jalan dan bangunan. Bangunan biasanya sudah disesuaikan untuk desain permanen, tetapi jalanan Jakarta yang aktif dilalui kendaraan kecil dan besar hingga sekarang kualitasnya tidak ada standar.

"Selain faktor alam, yang lebih penting adalah kualitas konstruksi. Standar desain untuk kualitas konstruksi bangunan di Jakarta masih belum ada," kata Ubay.

Ketiga, upaya perbaikan drainase menyeluruh dimulai dari pemukiman masyarakat hingga ke jalan raya yang membuat genangan air. "Sistem drainase Jakarta penuh dengan sedimentasi sehingga praktis tidak ada got," katanya.

Keempat, pengawasan lebih ketat terhadap penggunaan air bawah tanah terutama di bangunan-bangunan. Terakhir, penambahan area resapan. 27 SPBU yang menggunakan Ruang Terbuka Hijau harus segera dibongkar beserta tanahnya supaya tidak menimbulkan permasalahan lingkungan baru.

SPBU yang dibongkar tersebut tetap dibiarkan dan dikembangkan menjadi situ buatan. "Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 setiap wilayah atau provinsi minimal 30 persen. Tetapi Jakarta hanya punya sembilan persen. Jadi minimal yang sekarang harus dipertahankan bahkan ditambah," kata Ubay.

ARYANI KRISTANTI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

31 Januari 2019

Kota Bekasi Antisipasi Permukaan Tanah Turun, Caranya?

Pemerintah Kota Bekasi mulai mengantisipasi menyusutnya cadangan air akibat pembangunan yang masif dan yang bisa memicu ancaman permukaan tanah turun.

Baca Selengkapnya

UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

4 Desember 2018

UI: Permukaan Tanah di Jakarta Utara Ambles 11 Cm Per Tahun

Peneliti Universitas Indonesia (UI) menyatakan permukaan tanah turun 11 sentimeter per tahun di Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

22 November 2018

Prediksi Jakarta Tenggelam, Menteri PUPR Sepakat Pendapat Prabowo

Menteri PUPR Basuki Hadimulyono sepakat dengan pernyataan Prabowo Subianto tentang potensi Jakarta tenggelam pada 2025.

Baca Selengkapnya

Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

22 November 2018

Kata Anies Soal Prabowo Sebut 2025 Bundaran HI Jadi Laut

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan optimistis pernyataan Prabowo Subianto soal air laut akan mencapai Bundaran HI pada 20125 tak akan terjadi.

Baca Selengkapnya

Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

29 Mei 2018

Di Kota Depok, Permukaan Tanah Turun 0,3 Sentimeter Tiap Tahun

Pemerintah Kota Depok telah mengambil langkah antisipasi untuk mencegah permukaan tanah turun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

15 Maret 2018

Sandiaga Uno: Tanah Ambles 60 Cm per Tahun karena Air Disedot

Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno menjelaskan, tanah ambles di Jakarta sebesar 60 cm tiap tahun karena penyedotan air tanah.

Baca Selengkapnya

Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

25 Juli 2017

Ahli ITB Sebut Solusi Penurunan Tanah Jakarta Belum Terpecahkan

Masyhur Irsyam mengatakan, sepanjang pantai utara Jawa dari Surabaya hingga Jakarta mengalami penurunan tanah.

Baca Selengkapnya

Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

11 April 2017

Sebagian Pengungsi Tanah Retak di Ponorogo Pindah ke Lokasi Aman  

Sumani mengatakan petugas akan memasang alat untuk memantau pergerakan tanah.

Baca Selengkapnya

Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

7 Januari 2015

Tebing Longsor di Tasikmalaya, 1 Warga Tewas  

Saat kejadian, korban tewas yang bernama Ma'mun bin Madsair, 73 tahun, sedang memperbaiki irigasi di kampungnya.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

14 Juli 2014

Tanah Bergerak, Puluhan Warga Tasikmalaya Mengungsi

Kasus tanah bergerak terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, yakni di Kecamatan Cikatomas, Cigalontang, Taraju, dan Salawu.

Baca Selengkapnya