Pembebasan Lahan Akses Terminal Pulo Gebang Dimulai Tahun Ini
Senin, 10 Januari 2011 13:07 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI melanjutkan kembali pembangunan terminal Pulo Gebang yang merupakan proyek multiyears sejak tahun 2010. Tahap yang telah diselesaikan tahun lalu adalah penandatanganan kontrak, pembersihan lahan, dan pekerjaan konstruksi awal . Sedangkan Tahap yang akan diselesaikan pada tahun 2011 ini adalah pembebasan tanah dan pembangunan akses terminal Pulo Gebang dengan anggaran Rp 300 miliar.
“Pembangunan terminal Pulo Gebang untuk mengintegrasikan antara bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), bus regular, dan busway Transjakarta koridor 11 Kampung Melayu-Pulo Gebang. Sehingga Pemprov DKI Jakarta mempunyai terminal bus antarkota di sudut timur Jakarta untuk melayani kota-kota di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono, Senin (10/1).
Menurut Pris, , terminal Pulo Gebang akan akan menjadi terminal terpadu, dengan fasilitas pendukung berupa tempat istirahat dan park and ride. Dan pembuatan akses menuju terminal Pulo Gebang akan membuat bus dapat langsung keluar dan masuk tol dengan tanpa memutar, tidak seperti di terminal Kampung Rambutan. Untuk terminal Kampung Rambutan, masih banyak bus yang mau masuk ke terminal harus memutar jalan karena system satu arah yang ada di sana. “Sedangkan untuk 2012, direncanakan bisa finishing. Dengan anggaran sekitar Rp150 miliar,” ujar Pris.
Pakar Perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai menilai Terminal Pulogebang dapat menumbuhkan perekonomian untuk daerah sekitarnya. Apalagi pembangunannya akan bersinergi dengan rencana pembangunan rumah susun dalam skala besar di kawasan tersebut. Namun Yayat mempertanyakan apa fungsi dari terminal Pulo Gadung yang akan digantikan oleh Terminal Pulo Gebang.
“Jangan sampai terjadi kesalahan seperti terminal Cililitan yang beralih fungsi menjadi mal (Pusat Grosir Cicilitan). Itu malah membuat kemacetan dan kesemrawutan. Selain itu ada juga Terminal Kampung Rambutan tidak berfungsi juga karena sulit dijangkau masyarakat,” kata Pris.
Menurut Yayat, bekas terminal Pulogadung itu harus dibuat untuk ruang publik seperti taman bermain atau tempat olahraga. Selain itu, Pemprov juga harus membuat ruang terbuka hijau. Sehingga lahannya bermanfaat untuk masyarakat.
RENNY FITRIA SARI