DKI Masih Membutuhkan Dokter untuk Membantu Korban Banjir
Reporter
Editor
Rabu, 23 Juli 2003 14:53 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Jumlah dokter jaga untuk pasien penderita akibat musibah banjir di DKI saat ini masih kurang, meski sudah mendapat tambahan bantuan dokter dari TNI dan dokter-dokter muda dari fakultas-fakulras kedokteran. “Kami membuka kesempatan kepada para dokter muda untuk ikut membantu penderita korban banjir,” ujar Chalik Masulili, Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI kepada wartawan di gedung Walikota DKI, usai mengikuti rapat pengarahan dengan Gubernur DKI, Jumat (15/2). Selain para dokter muda, kata Masulili, Dinas Kesehatan juga membuka kesempatan bagi para pensiunan dokter yang ingin ikut serta. Jumlah dokter jaga untuk membantu penderita korban banjir yang tersebar di rumah sakit-rumah sakit dan posko-posko kesehatan di seluruh wilayah DKI saat ini mencapai 600 orang dokter. Sebanyak 156 orang dokter muda yang mendaftarkan diri untuk menjadi dokter jaga para korban banjir juga langsung diterjunkan ke lapangan. Para dokter muda lulusan fakultas kedokteran tersebut, berasal dari beberapa perguruan tinggi seperti: Trisakti, Atmajaya, UKI, UKRIDA dan YARSI. Namun, meski telah mendapat bantuan, ”tetap saja masih kurang,” ujar Masulili. Masulili menyatakan, seorang dokter muda akan bekerja dalam dua shift. Jadi jika ada 167 kelurahan di DKI yang terkena banjir, maka akan diperlukan 334 dokter lagi. “Masih kurang banyak kan?” katanya. Chalik menambahkan, Dinas Kesehatan DKI juga akan memberlakukan kondisi waspada seperti ”kondisi luar biasa (KLB)” terhadap 18 kecamatan yang tersebar di lima wilayah DKI. Di 18 kecamatan tersebut, penderita beberapa penyakit akibat banjir cukup menghawatirkan sehingga perlu perhatian khusus. Penyakit yang paling utama mewabah dari para korban banjir adalah diare dan ISPA (infeksi saluran pernafasan bagian atas). “Kalau ISPA sih kami tidak terlalu khawatir,” kata Chalik. Beberapa wilayah lain di DKI ada yang sudah dinyatakan aman karena tidak lagi terkena banjir. Sehingga dari total 217 pos kesehatan di seluruh wilayah DKI yang ada sebelumnya, saat ini sudah berkurang menjadi 156 pos kesehatan yang tersebar di beberapa kantong-kantong pengungsi banjir. (Dimas A- Tempo News Room)
Berita terkait
301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan
1 menit lalu
301 Keluarga akan Direlokasi Akibat Erupsi Gunung Ruang, Pemprov Sulut Lakukan Pembebasan Lahan
Kondisi Gunung Ruang, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Selatan masih dalam status awas atau level IV hingga Sabtu, 4 Mei 2024. Pemerintah mengatakan ada 301 keluarga yang akan direlokasi akibat semburan abu vulkanik itu.