Sudinkes Jakbar Bentuk Tim Penyuluhan untuk Cegah Meluasnya Diare
Reporter
Editor
Rabu, 23 Juli 2003 15:08 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Pihak RSUD Tarakan, Jakarta Pusat, bekerjasama dengan Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat membentuk tim penyuluhan ke rumah-rumah warga untuk mengantisipasi dampak banjir susulan yang melanda DKI Jakarta. Jakarta Barat menjadi prioritas karena di wilayah tersebut, mengngat jumlah korban banjir terbilang cukup besar. Demikian menurut Sanjoyo, petugas RS Tarakan, Jumat (15/2). Menurut Sanjoyo, ujung tombak penyuluhan tersebut adalah para petugas puskesmas dan posyandu. “Selain membuat posko di setiap posyandu, mereka juga akan mendatangi tiap-tiap rumah dan memberikan penerangan kepada warga,” tambahnya. Tindakan ‘jemput bola’ ini diambil pemerintah sehubungan dengan meningkatnya korban banjir yang terkena diare. Padahal, penyakit ini mudah dicegah asal setiap warga memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan. Berdasarkan data di RSUD Tarakan, diare menduduki ranking pertama penyebab kematian korban bencana banjir. Sampai Jumat sore saja, dari 16 orang korban meninggal, terdapat enam orang yang meninggal karena diare. Sebagian besar dari mereka adalah anak balita. Besarnya angka kematian karena diare disebabkan para korban datang ke rumah sakit sudah dalam fase kritis, bukan karena kelambanan tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit. “Sehingga upaya pertolongan yang kita lakukan kecil kemungkinannya untuk berhasil,” kata dia. Dengan adanya penyuluhan ini pihak rumah sakit dan pemerintah berharap warga masyarakat dapat mengerti tata cara penanganan dini terhadap gejala diare, sehingga jumlah dapat ditekan. Warga yang terutama menjadi sasaran penyuluhan adalah ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai balita. “Sebabnya, balita masih berada dalam fase oral. Semua yang ada di tangannya dimasukkan ke mulut, sehingga rentan terhadap penyebaran kuman diare,” papar dia. Selain melakukan penyuluhan, sejak Kamis (14/2) kemarin, pihak Tarakan telah menerima tim laboratorium Doping DKI yang hendak mengambil sampel kotoran pasien penderita diare (swab). “Fungsinya untuk mengetahui secara detail jenis kuman penyebab diare,” ujarnya. Tim ini rencananya akan bekerja seminggu penuh. Dengan begitu diharapkan tim dokter dapat dengan segera menentukan pengobatan yang tepat. (Ucok Ritonga-Tempo News Room)
Berita terkait
Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis
6 menit lalu
Kemenkes Buka Enam Prodi di RS Pendidikan Atasi Kekurangan Dokter Spesialis
Salah satu masalah lagi yang ada di Indonesia adalah distribusi dokter spesialis. Hampir 80 tahun Indonesia merdeka belum pernah bisa terpecahkan.