TEMPO Interaktif, Depok - Kota Depok sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Jakarta, dengan volume kendaraan yang cukup besar, ternyata hingga saat ini belum mempunyai alat pengukur kadar kualitas udara. "Alat ini memang perlu. Namun hingga sekarang, kita belum mempunyai alat tersebut," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Depok Rahmat Subagja kepada Tempo, Sabtu, 24 September 2011
Menurut Rahmat, meskipun diperlukan, pihaknya hingga saat ini belum berencana untuk mengajukan pengadaan alat tersebut. "Alasannya adalah keterbatasan anggaran karena harga alatnya mahal. Satu alat saja harganya mencapai Rp 8 miliar," ungkapnya
Meski demikian, kata Rahmat, untuk mengukur kadar udara yang harus dilakukan setiap tahun, Badan Lingkungan Hidup Kota Depok bekerja sama dengan pihak swasta. "Kalau perlu, baru kita sewa saja," katanya.
Untuk daerah penyangga Ibu Kota, alat tersebut sebenarnya cukup diperlukan. Dengan alat tersebut, pemerintah dapat mengukur tingkat polusi kendaraan bermotor, seperti tingkat kualitas pencemaran udara akibat timbal, karbondioksida, karbonmonoksida, maupun tingkat kebisingan.
Alat tersebut juga berfungsi untuk menyampaikan informasi tingkat pencemaran udara melalui display yang langsung bisa diketahui masyarakat. Rahmat mengklaim jika saat ini kadar udara di Kota Depok masih bagus. "Paling jelek kadar udara di Depok hanya sampai 35 persen," ungkapnya
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita terkait
Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina
3 hari lalu
Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.
Baca SelengkapnyaPenanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina
4 hari lalu
Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.
Baca SelengkapnyaTuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno
5 hari lalu
Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.
Baca SelengkapnyaLima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?
6 hari lalu
Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).
Baca SelengkapnyaRiset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara
6 hari lalu
Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.
Baca SelengkapnyaPenyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
7 hari lalu
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?
Baca SelengkapnyaJakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi
11 hari lalu
Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin
17 hari lalu
Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.
Baca SelengkapnyaStudi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke
39 hari lalu
Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.
Baca SelengkapnyaStartup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa
54 hari lalu
Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)
Baca Selengkapnya