Transjakarta Keluhkan Kualitas BBG

Reporter

Editor

Jumat, 21 Oktober 2011 12:05 WIB

Bus Transjakarta (busway) saat mengisi bahan bakar gas di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Auri, Pancoran, Jakarta. [TEMPO/ Dwianto Wibowo]

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bahan bakar gas jenis CNG (compressed natural gas) yang digunakan bus Transjakarta banyak menimbulkan masalah. Akibatnya, kinerja operasional di busway rendah.

Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta Busway, Muhammad Akbar, mengungkap itu pasca-insiden ledakan tangki BBG yang dialami satu armada bus Transjakarta dan melukai dua orang di Stasiun Pengisian BBG Pinang Ranti, Jakarta Timur. “Kualitas CNG, meskipun masih memenuhi standar kualitas nasional, masih berada di bawah standar kualitas gas untuk sektor transportasi di negara lain,” katanya lewat siaran pers yang diterima Tempo Kamis malam.

Akbar mengungkap keluhannya itu yang telah diperkuat hasil penelitian di laboratorium. Menurut Akbar, operator bus mengeluhkan kualitas CNG yang buruk karena mengandung air, lumpur, dan oli. Dampaknya, butuh perawatan dan penggantian suku cadang yang lebih banyak dari yang seharusnya.

“Kualitas gas yang masih di bawah standar agar diperbaiki dan pemeliharaan terhadap perawatan mesin pengisian dilaukan secara berkala dari agen tunggal pemegang merk,” kata Akbar.

Masalah lainnya adalah keterbatasan jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas dan jaminan suplai yang diberikan Perusahaan Gas Negara. Operasional lima SPBBG yang ada saat ini jelas kurang untuk lebih dari 400 armada bus saat ini. Terlebih tiap bus rata-rata harus mengisi bahan bakarnya dua kali sehari.

Belum lagi untuk sebagian koridor lokasi lima stasiun yang ada relatif jauh untuk dijangkau dengan waktu antre yang juga tidak sebentar. Lima stasiun itu masing-masing ada di Pinang Ranti, Kampung Rambutan, Karet Pesing, Jalan Pemuda, dan Pancoran.

“Minimal harus dilakukan pengoperasian kembali dan revitaliasi SPBBG di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Daan Mogot,” katanya sambil menamabahkan, “Pembangunan SPBBG dengan sistem mother and daughter di sepanjang koridor busway harus segera dilakukan.”

Ketika dihubungi pagi ini, Jumat, 21 Oktober 2011, Akbar menyatakan belum dapat kepastian kapan SPBG Pinang Ranti bakal dibuka lagi. Dia menunjuk Perusahaan Gas Negara dan Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang berwenang menilai kelayakan stasiun itu untuk beroperasi kembali.

“Mereka yang bertanggung jawab beri perizinan, uji kelayakan, dan pengawasan BBG,” kata Akbar.

WURAGIL

Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

1 hari lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

4 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

11 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

14 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

16 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

20 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

21 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

22 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya

Tiket Mudik Gratis Diperjualbelikan, Respons Kemenhub dan Kritik Masyarakat Transportasi Indonesia

25 hari lalu

Tiket Mudik Gratis Diperjualbelikan, Respons Kemenhub dan Kritik Masyarakat Transportasi Indonesia

Masyarakat menyoroti tiket mudik gratis yang diperjualbelikan, bagaimana respons Kemenhub? MTI pun memberikan kritik terhadap mudik gratis ini.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Stasiun di KAI Daop 9 Jember Mulai Padat Penumpang H-10 Lebaran

29 hari lalu

Sejumlah Stasiun di KAI Daop 9 Jember Mulai Padat Penumpang H-10 Lebaran

Sebanyak 7.796 pelanggan menggunakan kereta api dari KAI Daop 9 Jember menuju beberapa kota pada H-10 Lebaran.

Baca Selengkapnya