Flashmob Jakarta Positif Memecahkan Rekor MURI  

Reporter

Editor

Minggu, 11 Desember 2011 12:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebanyak 3.580 orang memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) pada Ahad, 11 Desember 2011, di Lapangan Monumen Nasional. "Rekor flashmob sendiri sebanyak 3.340. Hari ini pecah oleh kelompok Kaki Gatel," kata perwakilan dari MURI yang membacakan sertifikat yang ditandatangani oleh Jaya Suprana itu. MURI mencatat mereka sebagai dance dengan peserta terbanyak.

Tepat pukul 07.45, para penari amatir ini tiba-tiba berkerumun menghadap tugu Monas. Selama 15 menit mereka mulai menari dengan gerakan yang ritmis. Tarian ini berhasil mengajak para pengunjung Monas lainnya bergabung, sehingga pesertanya lebih banyak dari yang tercatat di MURI. “Hitungan jumlah peserta resmi dilihat dari yang sudah mendaftar sepekan sebelumnya,” kata Bartasan Wauran, pemrakarsa acara ini dari komunitas Kaki Gatel.

Ribuan peserta sudah memadati lapangan Monumen Nasional sejak subuh. Mereka mengusung pesan positif Jakarta, yakni dengan berkampanye di kertas karton yang sudah mereka bawa dari rumah. Pesan yang mereka bawa beragam, di antaranya, “Rokok 4 Dead”, “Jakarta Bersih”, “Go Green”, “Perbanyak Lahan Hijau di Jakarta”, “Hormati Penumpang Angkutan Umum”, hingga “Jakarta Bebas Macet.”

Bartasan mengatakan flashmob adalah aksi nyata dan menarik perhatian dari semua kalangan di area publik. "Membawa pesan positif dengan aksi ini lebih menarik perhatian," kata dia usai acara itu. Ia menambahkan para peserta mengikuti kegiatan ini secara gratis. “Kami digampangkan izin menggunakan Monas oleh pemerintah Jakarta Pusat dan Piero yang membagikan sepatu gratis,” ucap dia. “Mungkin karena pesan positif yang kami bawa.”

Menurut Bartasan, kampanye positif yang ditularkan komunitasnya diharapkan bisa mengajak masyarakat agar lebih peduli menjaga Jakarta. “Jadi tujuan Jakarta sebagai kota bersih dan nyaman bisa tercapai,” ujar dia lagi.

Sebelum menari, mereka mengantre untuk mendapatkan sepatu gratis dari sponsor. Kebanyakan memang anak sekolahan. Tapi banyak juga peserta yang membawa keluarganya. “Tapi tujuan kami karena ini tindakan positif untuk Jakarta,” ujar Sita Rahman, peserta yang berusia sekitar 50 tahun.

Kaki Gatel adalah sebuah situs jurnal perjalanan pribadi yang menceritakan perjalanan mereka menjelajahi berbagai tempat wisata di Indonesia dan di luar negeri. Hingga kini Kakigatel.com telah memiliki lebih dari 7.000 pengikut dan membentuk komunitas Kaki Gatel.

ISTIQOMATUL HAYATI

Berita terkait

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

11 Juni 2017

Kunjungi Pondok Pesantren, Jokowi Bicara Lagi `Gebuk` PKI  

okowi kembali menegaskan soal larangan Partai Komunis Indonesia (PKI). Karena itu, Presiden minta masyarakat tidak terprovokasi isu bangkitnya PKI.

Baca Selengkapnya

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

18 Mei 2017

Tuding Ada Kader PKI di PDI-P, Alfian Akan Diperiksa Polisi

Alfian Tanjung akan dimintai keterangan soal cuitannya yang diduga menuding sebagian politikus PDI Perjuangan adalah kader PKI.

Baca Selengkapnya

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

17 Maret 2017

Fotografer Tempo Dipaksa Copot Kaus Aeroflot yang Dipakainya

Fotografer Tempo, Subekti, dipaksa mencopot kaus bergambar maskapai penerbangan Rusia, Aeroflot, yang ia kenakan saat salat Jumat di Jatinegara.

Baca Selengkapnya

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

13 Maret 2017

Rezim Orde Baru Bangkit, Pengamat: Produk Reformasi Harus Waspada

Pemerintahan Soeharto, presiden yang berkuasa di era Orde Baru selama 32 tahun, dianggap lebih baik ketimbang sekarang.

Baca Selengkapnya

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

8 Maret 2017

Tuduhan Komunis, Alfian Tanjung Mohon Maaf pada Nezar Patria

Alfian Tanjung meminta maaf kepada anggota Dewan Pers Nezar Patria. Alfian tak sanggup membuktikan tuduhannya kepada Nezar sebagai kader PKI.

Baca Selengkapnya

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

31 Agustus 2016

Yayasan Korban Peristiwa 65 Ingin Bertemu Presiden Jokowi  

Bedjo Untung menuturkan YPKP 65 ingin berbicara dari hati ke hati dengan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

25 Agustus 2016

Agus Widjojo: Rekonsiliasi Tragedi PKI Tak Terhindarkan  

Setidaknya ada empat elemen dalam rekomendasi rekonsiliasi yang diberikan kepada Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

25 Agustus 2016

Wantimpres: Presiden Terima Hasil Simposium Tragedi 1965  

Koordinator Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 Bedjo Untung meminta Presiden Jokowi segera merespons rekomendasi tersebut.

Baca Selengkapnya

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

21 Juli 2016

Tragedi 1965, Luhut Sebut Tidak Ada Korban Pembunuhan Massal  

Pengadilan menemukan adanya genosida. Pemerintah membantah hal ini.

Baca Selengkapnya

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

21 Juli 2016

Penggalian Kuburan Korban 1965 Diharapkan Kelar Bulan Depan  

Pemerintah tidak melihat ada jumlah kuburan massal yang signifikan, yang bisa membuktikan tuduhan adanya pembantaian pada 1965

Baca Selengkapnya