TEMPO.CO, Jakarta - Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Saldi Isra, mengusulkan posisi wakil kepala daerah ditiadakan karena terbukti banyak menuai konflik. “Pengalaman yang ada akhir-akhir ini memaksa kita untuk berpikir wakil kepala daerah sebaiknya dihapus,” kata Saldi saat dihubungi, Selasa, 27 Desember 2011.
Saldi merujuk pada Wakil Gubernur DKI Prijanto yang memutuskan mundur dari jabatannya. Mundurnya Prijanto diduga terkait ketidakharmonisan hubungannya dengan Gubernur DKI, Fauzi Bowo alias Foke. Prijanto juga disebut-sebut tengah mencari simpati publik karena akan maju dalam bursa calon Gubernur DKI berikutnya.
Menurut Saldi, latar belakang mundurnya Prijanto membuktikan kepala daerah kerap tidak sejalan dengan wakilnya. Di daerah lain pun, Saldi melihat banyak terjadi kasus serupa. “Ujung-ujungnya pasti dua posisi itu enggak cocok dan hubungan keduanya tegang karena berkonflik. Bedanya, di daerah lain wakil masih bisa tahan diri,” ujarnya.
Jika posisi wakil kepala daerah dihapuskan, Saldi mengklaim pemerintahan masih bisa berjalan baik. Alasannya, selama ini pun fungsi dan peran wakil kepala daerah tidak terlalu dominan dalam pemerintahan. Tanpa ada wakil pun, kepala daerah dinilai bisa menjalan tugasnya.
“Kalau membaca konstruksi pemerintahan di konstitusi pun enggak perlu ada wakil kepala daerah. Lagipula, saya melihat sulit bagi kepala daerah dan wakilnya sejalan dalam pemerintahan. Apalagi kalau sejak awal mereka bersatu hanya untuk memenangkan suara,” kata Saldi.
Prijanto mengundurkan diri dari jabatannya pekan lalu. Surat pengunduran dirinya dikirim ke Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi pada Jumat sore dan ditembuskan ke Gubernur DKI Fauzi Bowo. Fauzi mengklaim jalannya roda pemerintahan tak terpengaruh kendati Prijanto mundur.
ISMA SAVITRI
Berita terkait
Disindir Ahok, Risma: Serang Aku Saja, Jangan Surabaya
12 Agustus 2016
Risma lagi-lagi memastikan bahwa tidak ada keinginan dan niatan untuk maju ke Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaIni Program dan Target Risma Lima Tahun Mendatang
8 Agustus 2016
Ketika anak-anak Surabaya lebih maju, akan bisa menjadi tuan di kotanya sendiri. "Saat saya tinggalkan, insya Allah program itu sudah bisa kelihatan."
Baca SelengkapnyaKisah Risma, Usir Hantu dengan SK Wali Kota Surabaya
16 Juni 2016
"Kalian jangan ganggu saya, saya disini punya SK Wali Kota Surabaya," kata Risma menirukan kata-kata yang diucapkan untuk mengusir hantu itu dulu.
Baca SelengkapnyaPolda Jawa Timur Periksa Pedagang Pasar Turi
25 November 2015
Kepolisian Daerah Jawa Timur kembali menggulirkan kasus terkait Pasar Turi.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Jawa Timur Hentikan Penyidikan Kasus Risma
27 Oktober 2015
Dari penelitiannya, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menyatakan sependapat kasus Risma dihentikan. Tidak akan ada pengajuan praperadilan.
Baca SelengkapnyaPolisi Setop Kasus Risma, Pesaing: Biar Masyarakat Menilai
27 Oktober 2015
Kubu Rasio-Lucy Kurniasari memilih fokus kampanye.
Baca SelengkapnyaRisma Bukan Tersangka, Mendagri: Dia Bisa Ikut Pilkada!
27 Oktober 2015
Status Risma yang sempat disebut sebagai tersangka tak perlu dipermasalahkan lagi.
Baca SelengkapnyaCabut Kasus Risma, Investor Pasar Turi Tak Ingin Ditunggangi
26 Oktober 2015
Laporan dicabut agar tidak dimanfaatkan pihak lain karena saat ini bertepatan dengan masa pilkada dimana Risma terdaftar sebagai calon inkumben.
Baca SelengkapnyaBegini Isi Surat Penghentian Kasus Tersangka Risma
26 Oktober 2015
Surat penghentian penyidikan perkara dibuat polisi pada Senin, 26 Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaRibut Risma Tersangka, Alasan Jaksa Urusan Ini Belum Beres
26 Oktober 2015
Kejaksaan belum menerima SP3 dari polisi terkait dengan kasus yang
menjerat mantan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.