TEMPO.CO , Jakarta: - Calon Gubernur DKI Jakarta Faisal Basri menganggap jalur independen rawan penggembosan suara dukungan. "Tapi tim kami sudah mengantisipasi masalah ini," kata Faisal, Sabtu 21 Januari 2012
Karena itu Faisal mengaku sudah pasang bemper agar aksi penggembosan itu tak berlangsung. Setidaknya ada lima cara mencegah berkurangnya suara dukungan, yang diwujudkan dalam bentuk KTP. Pertama dengan melakukan verifikasi internal di awal.
Tim yang dikerahkan berjumlah 154 orang melakukan verifikasi sistem data base komputer. Sejumlah orang tersebut terbagi tiga shift waktu, mengecek dan memasukkan data. Faisal memastikan tidak akan ada KTP ganda.
Cara kedua dengan menargetkan KTP sejumlah 600 ribu, jauh di atas syarat KPUD yakni 407.345 KTP. Berikutnya, tim Faisal memastikan kepada KPUD untuk dilibatkan dalam setiap proses verifikasi calon. Bahkan kunci gembok gudang fotokopian KTP dibuat menjadi dua. "Jadi ketika mau membuka gudang, harus ada tim kami dan KPUD," kata dosen FEUI ini.
Cara keempat, tim Faisal akan meminta izin ke KPUD untuk menjaga gudang suara dukungan selama 24 jam. Gunanya untuk mengantisipasi kecurangan yang ditujukan terhadapnya. Trik terakhir dengan membantu dan mendampingi warga ketika melakukan verifikasi Daftar Pemilih Tetap di PPS.
Faisal sendiri merasakan akan ada penggembosan suara dukungan jalur independen. "Ada kesulitan by design," kata laki-laki berkacamata ini. Namun ia mengatakan sampai saat ini KPUD Jakarta masih akomodatif mengenai antisipasinya itu.
Pemilukada Gubernur DKI Jakarta 2012-2017 memberi kesempatan kepada para calon lewat dua saluran, melalui partai politik dan jalur independen. Sementara Faisal Basri maju melalui jalur independen dengan mengumpulkan KTP dari warga sebagai bentuk dukungan.
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
14 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.
