Lima Sungai Jakarta Jadi Sumber Air Minum  

Reporter

Editor

Sabtu, 18 Februari 2012 13:28 WIB

Instalasi Pengolahan Air Minum/TEMPO/ Mazmur A. Sembiring

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di DKI Jakarta yang terus meningkat, Perusahaan Daerah PAM Jaya akan mengolah air kotor yang ada di sungai agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Direktur Umum PD PAM Jaya, Sri Widayanto Kaderi, mengatakan ada lima sungai yang dijadikan proyek pengolahan air.

"Kelima sungai tersebut adalah Kali Krukut, Kali Pesanggrahan, Kanal Banjir Barat, Ciliwung, dan Sungai Cengkareng," katanya pada Sabtu, 18 Februari 2012. Kami akan menggabungkan teknologi konvensional dengan membran.

Penggabungan ini bertujuan menghilangkan polutan yang ada di dalam air sungai, termasuk bakteri Escherichia coli, bakteri dari sampah organik dan tinja manusia. "Kami menargetkan 2012 akhir sudah berjalan," ujar Sri Widayanto.

Menurut dia, untuk menciptakan air bersih layak minum, pertama, air dari sungai akan melewati proses konvensional terlebih dahulu. "Air dari sungai akan ditampung pada sebuah wadah untuk diendapkan," kata Sri Widayanto. Pada saat proses pertama ini maka polutan yang besar akan mengendap.

Kemudian air akan dialirkan kembali ke penampungan berikutnya. Pada proses ini, air akan diberi zat semacam tawas untuk mengikat polutan yang tercampur di dalam air. "Dibiarkan mengendap dulu agar polutan bisa dipisahkan dari air," ucapnya.

Lalu, air tersebut disaring sekali lagi dan ditempatkan di wadah khusus. "Dari sini, proses akan bercabang dua," ucapnya. Jika air tersebut hanya digunakan untuk mandi atau mencuci baju, non-konsumsi, maka air tersebut akan diberi obat untuk membunuh virus yang terkandung di dalam air. "Takarannya 0,2 sampai 1 part per mili (ppm)," ucap Sri Widayanto. Artinya, setiap 1 liter air membutuhkan 1 kilogram gas klor.

Setelah itu, air akan ditempatkan di reservoir sebelum didistribusikan. "Pada dasarnya, hingga tahap ini, air sudah bisa digunakan untuk non-konsumsi," ucapnya.

Jika digunakan dalam skala konsumsi, maka sebelum proses penampungan air ke reservoir, air akan dilewatkan terlebih dahulu ke membran. "Pada proses ini, bakteri akan tertahan di membran," ucapnya.

Menurut dia, keefektivitasan program ini sudah teruji, antara lain di Bangkok dan Singapura. "Di Indonesia, baru pelaku usaha seperti hotel dan pariwisata yang menerapkan sistem ini," kata Sri.

Biaya untuk melakukan proses membran ini adalah Rp 2.000 per meter kubik. "Lebih mahal Rp 800 dari proses konvensional," ucapnya. Pihaknya optimistis, jika program ini terencana, pasokan air bersih di DKI Jakarta akan meningkat.

SYAILENDRA

Berita terkait

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

10 hari lalu

World Water Forum ke-10, Perpamsi: Momentum Perbaikan Tata Kelola Air

World Water Forum ke-10 diharapkan membawa perubahan dari sisi tata kelola air.

Baca Selengkapnya

KPBB Minta Kemenhub Tindak Pelaku ODOL

31 Januari 2023

KPBB Minta Kemenhub Tindak Pelaku ODOL

Kemenhub dalam konteks ini harus tegas untuk memproses hukum pidana berat para pelaku ODOL, termasuk para pemilik truk dan sopirnya.

Baca Selengkapnya

Studi: Kurang Minum Air Minum dapat Memperpendek Umur

8 Januari 2023

Studi: Kurang Minum Air Minum dapat Memperpendek Umur

Pada sisi lain, orang dewasa usia lanjut yang minum air minum dengan baik dapat hidup lebih lama daripada mereka yang tidak.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Air Minum Kabupaten Bogor Raih Penghargaan K3 Jawa Barat

19 Desember 2022

Perusahaan Air Minum Kabupaten Bogor Raih Penghargaan K3 Jawa Barat

Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor raih Penghargaan Kecelakaan Nihil selama 5.044.232 jam kerja tanpa kecelakaan sejak Januari 2019 -September 2022.

Baca Selengkapnya

Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Juara BUMD Air Minum se-Jawa Barat

16 September 2022

Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Juara BUMD Air Minum se-Jawa Barat

Perpamsi Jawa Barat menobatkan Perumda Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Air Minum terbaik se-Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Dukung Rencana PAM Jaya Jelang Berakhirnya Era Swastanisasi Air di Jakarta

23 Agustus 2022

DPRD DKI Dukung Rencana PAM Jaya Jelang Berakhirnya Era Swastanisasi Air di Jakarta

DPRD DKI mendukung berbagai renacana PAM Jaya di masa transisi jelang berakhirnya era swastanisasi air di Jakarta tahun depan.

Baca Selengkapnya

Besok PAM Jaya Masuki Masa Transisi Hingga Berakhirnya Swastanisasi Air di Jakarta

31 Juli 2022

Besok PAM Jaya Masuki Masa Transisi Hingga Berakhirnya Swastanisasi Air di Jakarta

PAM Jaya menjalankan operasi masa transisi hingga berakhirnya pengelolaan air oleh dua perusahaan swasta Aetra dan Palyja.

Baca Selengkapnya

PAM Jaya Ambil Alih Aset Aetra dan Palyja, Layanan Dipastikan Aman

31 Januari 2022

PAM Jaya Ambil Alih Aset Aetra dan Palyja, Layanan Dipastikan Aman

Sebagian besar karyawan PAM Jaya yang diperbantukan di Aetra dan Palyja akan ditarik kembali ke BUMD DKI Jakarta itu.

Baca Selengkapnya

Kerja Sama dengan Aetra dan Palyja Bakal Berakhir, PAM Jaya Mulai Hitung Mundur

31 Januari 2022

Kerja Sama dengan Aetra dan Palyja Bakal Berakhir, PAM Jaya Mulai Hitung Mundur

Pengelolaan penuh air minum Ibu Kota oleh PAM Jaya ini bertujuan mencegah penurunan tanah di Jakarta.

Baca Selengkapnya

PAM Jaya Ungkap DKI Ketergantungan Air Baku dan Air Curah dari Daerah Lain

23 Desember 2020

PAM Jaya Ungkap DKI Ketergantungan Air Baku dan Air Curah dari Daerah Lain

PAM Jaya mengalami ketergantungan air baku maupun air curah dari daerah lain hingga lebih dari 90 persen.

Baca Selengkapnya