TEMPO.CO , Jakarta:- Polisi membenarkan kabar kalau anggota geng motor pita kuning itu berkumpul di Monas sebelum melakukan aksinya. Informasi mereka berkumpul itu, menurut Juru Bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto berasal dari Kodam Jaya. "Kan dari Kodam yang sudah mengeluarkan pernyataan itu" kata Rikwanto menjelaskan.
Informasi berkumpulnya anggota geng motor itu, menurut Rikwanto, disampaikan Juru Bicara Kodam Jaya Kolonel Adrianto Ponto. Dalam pernyataannya, Adrian menyatakan kalau empat anggota TNI dinyatakan terlibat geng motor setelah kumpul di Monas sebelum penyerangan.
Karenanya, menurut Rikwanto, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan dari Kodam Jaya soal keterlibatan para anggota TNI. Rikwanto juga menyatakan pihaknya masih menunggu laporan dari Kodam Jaya. " Kami masih akan meminta hasil pemeriksaan dari TNI tersebut: ujarnya.
Polisi juga yakin jika kasus geng motor itu akan terungkap setelah pemeriksaan Kodam Jaya terhadap empat anggota TNI itu selesai. "Karena kuncinya adalah pada empat orang itu, mereka pintu masuknya," kata Rikwanto.
Dua hari lalu anggota Komisi Pertahanan DPR, Tjahjo Kumolo, mengusulkan dibentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan adanya sejumlah anggota TNI yang meresahkan masyarakat, salah satunya terlibat geng motor. Ia ingin pembentukan tim dan pertemuan dengan petinggi TNI tetap digelar walau DPR sedang reses sampai 13 Mei nanti.
Ia meminta DPR membentuk tim investigasi dan menyelenggarakan rapat kerja secepatnya dengan Panglima TNI, Kepala Staf TNI, serta Kapolri dalam masa reses ini. "Masak DPR membiarkan pembunuhan warga sipil secara brutal seperti itu?" kata Tjahjo kepada Tempo, Sabtu 21 April 2012.(Baca:Anggota Geng Motor Sebut Operasi Abu-abu)
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini pun mengaku menerima kabar bahwa, dalam peristiwa 13 April, sekitar 200 prajurit TNI AD dan AL berkumpul di Monumen Nasional. Mereka memakai pita kuning dengan wajah dicoret warna putih seperti siap berperang. Rombongan lalu bergerak ke tujuh titik dari Warakas, Jakarta Utara, sampai ke Jalan Pramuka, Jakarta Timur.
Mereka, kata Tjahjo, menghajar siapa pun remaja yang ditemuinya. Di Salemba, Jakarta Pusat, anak penjual teh botol tewas setelah dianiaya karena ikut lari ketika mereka datang. “Kabar ini perlu dicek kebenarannya.”
Pada 13 April, aksi mereka menyebabkan delapan orang terluka dan satu orang tewas, yakni Anggi Darmawan. Dugaan bahwa mereka tentara muncul dari saksi yang menyaksikan aksi yang terakhir. (baca: Solidaritas TNI di Balik Aksi Geng Motor)
DIMAS SIREGAR
Berita terkait
Dikeroyok, Arifin Diteriaki 'Ambon Bawa Sangkur'
Sudah 5 Orang Terduga Pengeroyok Arifin Ditangkap
Pemeriksaan Kodam Jaya Jadi Kunci Kasus Geng Motor
Geng Motor Tak Berencana Membunuh Lawannya
Kasus Geng Motor, Polisi Tangkap 2 Tersangka
Anggota Geng Motor Sebut Operasi Abu-abu
Sebelum Beraksi, Geng Motor itu Kumpul di Monas?