TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Pengisian Bahan Bakar di Palmerah, Jakarta Selatan, meledak Kamis siang, 26 April 2012. Suara ledakannya terdengar sampai ke Rawa Belong, Jakarta Barat. Juluran lidah api pun cukup tinggi.
"Saat itu banyak orang di sekitar SPBU," kata saksi Eko Suryanto, 32 tahun, saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis, 26 April 2012.
Menurut Eko, ia sedang berada di warung yang terletak di seberang SPBU. Saat itu banyak orang yang makan di warung tersebut. "Mereka langsung muntah karena melihat jasad korban," kata Eko.
Jasad korban yang bernama Syaimin, 42 tahun, sudah tidak berbentuk lagi. Tubuh Syaimin terpental sejauh 15 meter. Potongan tubuh warga Palmerah Utara itu sempat tersangkut di pohon sebelum jatuh ke Jalan Palmerah Barat bersama ranting pohon.
"Setelah itu, banyak ibu-ibu yang di sekitar lokasi histeris, banyak yang muntah juga," kata Eko.
Ledakan terjadi sekitar pukul 14.00. Saat itu Syaimin bersama rekannya, Dede Hermawan, 40 tahun, sedang memperbaiki SPBU. Syaimin dan Dede sedang memperbaiki pipa uap untuk tangki bensin yang biasa digunakan untuk menampung bensin jenis Pertamax.
"Mungkin karena terlalu panas jadi langsung meledak," kata Eko, yang juga merupakan rekan korban.
Eko menambahkan, saat itu kondisi jalan Palmerah Barat juga sedang lengang. Potongan tangki besi yang ikut terlempar ke jalan raya tidak memakan korban tambahan. "Untung di jalan lagi sepi jadi tidak ada yang tertimpa besi itu," kata pria botak itu.
Dede yang juga mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya kini sedang mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Mintohardjo. Dede sempat berlari ke luar SPBU dengan kondisi tubuh luka parah dan segera ditolong oleh warga sekitar. "Semoga bisa selamat karena luka bakarnya mencapai 80 persen," kata Eko.
Pantauan Tempo, kondisi lalu lintas di sekitar tempat kejadian menjadi macet mulai dari perempatan kampus Widuri atau di depan Polsek Palmerah hingga lampu merah Rawa Belong. Lokasi ledakan juga sudah dipasang garis kuning polisi. Polisi juga sudah mengamankan barang bukti berupa pipa besi. Peristiwa ini kini ditangani Polres Jakarta Selatan.
DIMAS SIREGAR
Berita terkait
Film 13 Bom di Jakarta Terinspirasi Peristiwa Bom Tangerang 2015, Begini Kejadiannya
16 Desember 2023
Angga Dwimas Sasongko, sutradara film 13 Bom di Jakarta, mengaku terinspirasi dari tragedi pengeboman di Tangerang 2015. Bagaimana kejadiannya?
Baca SelengkapnyaIni 4 Rencana Pengeboman Leopard di Mal Alam Sutera
1 November 2015
Bom rakitan pertama dan ketiga tidak meledak. Tujuannya untuk memeras pengelola mal.
Baca SelengkapnyaPengakuan Lengkap Leopard, Empat Kali Ngebom Mal Alam Sutera
30 Oktober 2015
Di hadapan Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris
Besar Polisi Khrisna Murti, pelaku pengebom Mal Alam Sutera
mengakui perbuatannya.
Pengebom Mal Alam Sutera Tangerang Terinspirasi ISIS
30 Oktober 2015
Dia mencoba merakit bom setelah mempelajari bom ITC Depok.
Baca SelengkapnyaStres Istri Minta Mobil, Leopard Ledakkan Mal Alam Sutera
30 Oktober 2015
Leopard mengebom Mal Alam Sutera karena terlilit utang Rp 20
juta dan pelbagai cicilan.
Penyebab Leopard Nekad Mengebom Mal Alam Sutera
30 Oktober 2015
Leopard sengaja menebar teror dan membuat pihak pengeloa mal
tersebut resah.
Kerap Dapat Teror Bom, Izin Mal Alam Sutera Terancam Dicabut
30 Oktober 2015
Leopard merupakan ahli IT yang bekerja di Synergi Building, satu gedung dengan pengembang Alam Sutera.
Baca SelengkapnyaRumah Pengebom Mal Alam Sutera Masih Dijaga Ketat
29 Oktober 2015
Polisi masih menjaga rumah Leo, tersangka pengebom di Mal
Alam Sutera.
Polisi Sebut Pengeboman Mal Alam Sutera Bermotif Pemerasan
29 Oktober 2015
Apa sebenarnya motif Leopard Wisnu Kumala, tersangka
pengeboman Mal Alam Sutera, melancarkan terornya?
Bom Mal Alam Sutera, Pelaku Belajar Rakit Bom dari Internet
29 Oktober 2015
Tersangka peledakan bom di Mal Alam Sutera mengaku belajar
merakit bom secara otodidak lewat Internet.