TEMPO.CO, Bogor--Sambil menggendong anaknya yang masih balita, Atikah, 30 tahun, termenung di teras rumah tetangganya. Perempuan berperawakan kecil ini tidak mengira rumah yang sudah ia huni sejak delapan tahun lalu itu akan ambruk dalam hitungan detik.
Atikah adalah salah seorang korban bencana gempa bumi di Kampung Muara Satu, RT 01 RW 01, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat kejadian, dia mengaku sedang tidur pulas. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dinding dan genting rumah bergetar.
"Saya langsung bangun dan menggendong anak lari ke luar rumah sambil berteriak asma (menyebut nama) Allah," Atikah mengungkapkan.
Dari sudut matanya mulai terlihat butiran air. Ia kini menangis. "Saya bingung. Rumah hancur, enggak ada uang karena habis waktu Lebaran."
Gempa berkekuatan 4,8 pada skala Richter pada Ahad dinihari, 9 September 2012, itu cuma berlangsung tiga detik, tapi cukup untuk meruntuhkan tembok dan atap rumah Atikah serta rumah warga lainnya . “Kalau lebih (dari tiga detik), semua rumah di kampung ini bisa roboh,” kata Odim, 63 tahun, tetangga Atikah.
Saat gempa terjadi, warga Kampung Muara, yang terdiri atas 60 keluarga dan berada di kaki Gunung Salak, berhamburan ke luar rumah. Hingga goyangan gempa selama tiga detik itu usai, masih terdengar suara genting jatuh dan tembok yang ambruk.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, Ahad, 9 September 2012, mengungkapkan bahwa gempa itu termasuk ringan. Meskipun demikian, secara keseluruhan lindu telah merusakkan sekitar 250 rumah .
Gempa juga mengguncang wilayah Sukabumi dan sekitarnya. Sebanyak 141 rumah di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, dilaporkan mengalami kerusakan. Saluran air sepanjang 50 meter di Kampung Darmaga, Desa Cipeuteuy, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ambruk dan longsor.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Suharjono, mengatakan penyebab gempa adalah terjadinya pertemuan lempeng.
Menurut dia, di wilayah Indonesia terdapat lempeng-lempeng yang berpotensi menimbulkan gempa. Ada patahan-patahan di Sumatera, Aceh, Lampung, dan Cimandiri (Lembang). Sedangkan patahan paling banyak ada di Sulawesi. "Konsekuensi pertemuan lempengan bisa berupa energi yang disebut gempa," ujar Suharjono.
ARIHTA U SURBAKTI | DEDEN ABDUL AZIZ | AFRILIA SURYANIS
Berita lain:
Ditemukan Gambar Yesus di Buku Panduan Haji
Alasan Munir Pilih Garuda Indonesia
Munir dan Mobil Toyota Mark Putih Kesayangannya
God Bless Manggung untuk Jokowi
Golkar Diminta Tidak Tersandera Bisnis Bakrie
Artis Gaek Dukung Jokowi
Aburizal Bakri Diminta Hati-hati
Berita terkait
Bima NTB Diguncang Gempa Magnitudo 4,9, Dampak Pergerakan Lempeng Indo-Australia
23 jam lalu
Gempa M4,9 di area Bima, NTB, dipicu aktivitas lempeng Indo-Australia. Tidak ada gempa susulan dan tidak berpotensi tsunami.
Baca SelengkapnyaWarga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali
1 hari lalu
BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.
Baca SelengkapnyaBPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela
4 hari lalu
Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.
Baca SelengkapnyaGempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan
4 hari lalu
BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.
Baca SelengkapnyaGempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate
4 hari lalu
BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.
Baca SelengkapnyaIntensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana
5 hari lalu
Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.
Baca SelengkapnyaRekomendasi 20 Destinasi Wisata Garut, Termasuk Candi Cangkuang dan Leuwi Jurig
5 hari lalu
Garut alami gempa bumi belum lama ini. Daerah ini memiliki beragam destinasi wisata unggulan, antara lain Candi Cangkuang hingga Pantai Cijeruk.
Baca SelengkapnyaBMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi
5 hari lalu
Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.
Baca SelengkapnyaCerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh
5 hari lalu
Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.
Baca SelengkapnyaGempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM
7 hari lalu
Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.
Baca Selengkapnya