Tangerang Ancam Cabut Izin RS yang Diskriminatif  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Rabu, 10 Oktober 2012 18:23 WIB

Seorang keluarga pasien menunggui bayi yang baru lahir dengan penerangan lilin di Rumah Sakit Yulidin Away, Tapaktuan, Aceh (16/12). Pemadaman listrik mengakibatkan pelayanan medis terganggu. ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Tangerang – Wali Kota Tangerang Wahidin Halim mengancam akan mencabut izin rumah sakit yang berlaku diskriminatif terhadap pasien miskin. "Rumah sakit yang menerapkan kesenjangan, kami cabut izinnya," kata Wahidin, Rabu sore, 10 Oktober 2012.

Menurut Wahidin, sebanyak 28 rumah sakit di Kota Tangerang yang telah meneken kontrak kerja sama harus konsisten melayani kesehatan gratis bagi warga yang ber-KTP Kota Tangerang.

Wahidin menegaskan agar rumah sakit rujukan tersebut tidak membedakan status miskin ataupun kaya. Ia juga menegaskan, seluruh biaya pasien yang sakit dari Kota Tangerang akan ditanggung pemerintah daerah. "Berapa pun biayanya, pemerintah yang menanggung. Jadi jangan ada alasan tidak ada kamar kosong jika ada pasien miskin," ujar Wahidin.

Rumah sakit juga harus memberikan pelayanan standar antara si miskin dan si kaya. "Ini nyawa taruhannya. Jangan karena orang kaya, yang berkantong tebal, didahulukan. Pokoknya jangan karena alasan ekonomi mereka disisihkan," kata Wahidin.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Lili Indrawati, mengatakan, pihaknya telah menambah dana pengobatan gratis bagi warga yang dirawat di 28 rumah sakit di Kota Tangerang dan Jakarta. Jika sebelumnya dicairkan hanya Rp 50 miliar dari APBD 2012, pada Rancangan APBD Perubahan 2012, dananya akan kembali ditambah menjadi Rp 50 miliar.

"Anggaran yang Pemkot kucurkan pada tahun ini sekitar Rp 100 miliar untuk pengobatan gratis," kata Lili. Dia menjelaskan, sejak awal Januari hingga September 2012, tagihan untuk pengobatan gratis dari seluruh rumah sakit yang melayani dan mengobati warga sudah mencapai Rp 33 miliar, dengan perincian 5.709 pasien rawat inap dan 15.743 pasien rawat jalan.

Jumlah warga yang berobat di 13 kecamatan di Kota Tangerang cukup meningkat karena dengan menggunakan KTP saja bisa berobat gratis. "Jumlah warga miskin yang berobat akan terus bertambah. Dengan menunjukkan KTP, mereka bisa dilayani," kata Lili.

Direktur RS Sari Asih Ciledug, dr Ni'matullah Mansur, mengatakan, dalam sebulan terdapat sekitar 50 orang miskin yang dilayani di rumah sakit swasta ini. Sari Asih mengaku tidak bisa terus-menerus memprioritaskan warga miskin karena ada juga warga yang mampu berobat di sana.

Bahkan, kata Ni'matullah, rumah sakit merugi karena Pemkot Tangerang tidak membayar sesuai pengobatan yang dilakukan rumah sakit. Untuk itu, dia berharap agar Pemkot Tangerang dan rumah sakit bekerja sama memperbaiki nota kesepahaman (MoU).

Selama ini, kata dia, terdapat pembatasan kuota sebanyak 35 persen untuk ruang kelas III bagi pasien miskin. Pihaknya kesulitan menerapkannya di lapangan karena jumlah penduduk Kota Tangerang tak sebanding dengan kapasitas kelas III untuk seluruh rumah sakit.

Rumah sakit berharap tidak ada pembatas dan kuota sebanyak 35 persen. "Sebaiknya dilakukan revisi sehingga tidak menyulitkan petugas di lapangan," kata dia.

Dia mencontohkan soal pembayaran obat. Pemkot Tangerang hanya membayarkan Rp 300 ribu, sementara tagihannya mencapai Rp 500 ribu, sehingga rumah sakit harus menanggung Rp 200 ribu.

AYU CIPTA

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

2 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

8 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

20 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

22 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

30 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

31 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

35 hari lalu

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

Pembangun awal di Depok dan berlanjut ke Cikarang, Karawang, hingga Makassar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

35 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya