TEMPO Interaktif, Jakarta:Jaringan Aksi Mahasiswa Anti Militerisme (JAMM) yang terdiri dari Poskam Universitas Negeri Jakarta (UNJ), KAM Institut Pertanian Bogor (IPB), Gerakan Regenerasi Nasional, dan Masyarakat Tolak Militerisme mendatangi kantor Komisis Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk menyampaikan sikap antimiliterisme mereka. Mereka tiba di Komnas HAM Jalan Latuharhari Nomor 4B Jakarta, pukul 14.10 WIB, Jumat (11/6). Demonstran membawa spanduk yang berbunyi, Tolak Pelanggaran HAM, Tolak Wiranto dan SBY, Tolak Capres Militerisme. Mereka juga meneriakan yel-yel Tolak Militer Sekarang Juga. Dalam pernyataan sikapnya, JAMM menuntut mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Wiranto dan mantan Kasospol ABRI, Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono diperiksa. Karena terindikasi kuat merupakan otak dibalik kasus kerusuhan Mei, kasus 27 Juli dan beberapa kasus pelanggaran HAM. Selain itu, mereka juga menuntut Komnas HAM sebagai lembaga tinggi yang memperjuangkan hak asasi manusia agar bertindak secara tegas terhadap penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM, juga meminta Komnas HAM untuk mempelajari track record dari calon presiden dan calon wakil presiden dan memberikan penilaian kapasitas dan kredibilitas calon tersebut untuk memperjuangkan HAM. Tuntutan lainnya dari JAMM adalah, menuntut mundur anggota Komnas HAM yang terindikasi terlibat dalam tim sukses capres. Dan juga menuntut pemerintah Mega-Hamzah menindak tegas aparat penegak hukum yang represif terhadap aksi mahasiswa. Menurut Mario, Koordinator aksi JAMM, pihaknya tidak bisa menyebut nama anggota Komnas HAM yang teridikasi terlibat dalam tim sukses calon presiden. "Secara tidak langsung, Gus Solah pasti masih punya akar di Komnas HAM," kata Mario. Aksi itu sendiri berakhir pada pukul 14.35 WIB, karena mereka tidak mendapatkan ijin dari kepolisian. Angelus Tito Tempo News Room