TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo akan memberikan Kartu Jakarta Sehat untuk anak yang mengidap HIV/AIDS. Kepala Puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, dokter Silvia, menyebut janji Jokowi tersebut kala menjelaskan dua warga pengidap HIV/AIDS di Tambora dan Grogol yang baru melahirkan.
"Untuk pengobatan anaknya jika anak tersebut terkena virus HIV, bisa pakai dana pribadi. Tapi kalau enggak ada uang, nanti mereka akan mendapatkan Kartu Jakarta Sehat yang menjadi program Jokowi," kata Silvia, Senin, 29 Oktober 2012. Kartu tersebut akan diurus melalui kelurahan setempat.
Anak yang lahir dari ibu pengidap HIV memang rentan terjangkit virus tersebut. Sampai saat ini dua bayi yang lahir dua pekan dan dua bulan lalu itu belum melakukan tes viral load untuk mengetahui keberadaan virus di tubuh bayi. Tes itu, menurut Silvia, baru bisa dilakukan setelah bayi berusia lebih dari dua bulan.
Saat ini, bayi masih diberi obat ARV (antiretroviral) prophilax sebagai pencegahan. "Jika terbukti positif mengidap HIV, baru diberi pengobatan untuk seumur hidup," ujar Silvia.
Penularan HIV dari ibu ke bayi sebenarnya bisa dicegah jika kehamilan direncanakan sejak awal. Kepala Klinik khusus Infeksi Menular Seksual Jelia, Taman Sari, Jakarta Barat, dokter Inda Mutiara, mengatakan jumlah virus dalam tubuh pasien bisa ditekan dengan obat dan pola hidup sehat. Jika jumlah virus sudah tak memungkinkan penularan, barulah pasangan bisa berhubungan tanpa kondom.
"Kalau ibu hamil yang mengidap HIV-Aids ditangani oleh dokter yang tahu program PMTC (Prevention Mother to Child) biasanya anaknya bisa negatif karena itu sudah diantisipasi dengan baik," kata Inda, Senin, 29 Oktober 2012.
Sang ibu juga harus menjalani operasi caesar saat melahirkan untuk meminimalisasi penularan virus. Selanjutnya, sang ibu tak diperkenankan memberikan ASI kepada bayinya karena air susu ibu merupakan perantaara yang sangat baik bagi virus HIV.
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.
