Warga Cisoka Protes Limbah Pabrik Tahu  

Reporter

Rabu, 31 Oktober 2012 08:18 WIB

AP/Hasan Jamali

TEMPO.CO, Tangerang - Warga di sembilan kampung dari sejumlah desa di Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, mengeluhkan limbah pabrik tahu yang mencemari lingkungan sekitar. Limbah pabrik tahu itu dibuang secara serampangan di saluran irigasi tanpa diproses lebih dahulu sehingga mengotori air dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Padahal, air di saluran itu dimanfaatkan warga sekitar untuk mandi dan cuci. “Jelas kami sangat keberatan karena pabrik tahu itu telah mengotori lingkungan dan air yang kami gunakan untuk keperluan sehari-hari,” ujar Ibrahim, 50 tahun, warga Kampung Cigoong, Desa Bojongloa, Rabu, 31 Oktober 2012.

Karena keberatan dan merasa terganggu dengan limbah pabrik tahu itu, puluhan perwakilan warga beramai-ramai mendatangi tiga pabrik tahu di tempat tersebut. Mereka membawa surat pernyataan yang berisikan keberatan warga di sembilan kampung, seperti Kampung Pasir Lubak, Desa Karang Harja; Kampung Cigoong, Kampung Nagrak, dan Kampung Bojongloa, Desa Bojongloa; Kampung Bojongmokol, Desa Bokongmokol; Kampung Pintu Kuncir, Desa Cibugel; serta Kampung Ampel, Kampung Gembong, Kampung Jeret, Desa Gembong. ”Intinya, isi surat ini kami keberatan dengan cara pabrik tahu ini mengolah limbahnya,” kata Ibrohim.

Ustad Memed, warga lainnya, mengatakan, sejak dulu, warga setempat menggunakan saluran irigasi yang melintas di kampung mereka itu untuk keperluan mandi, serta cuci pakaian dan peralatan rumah tangga. “Meski salurannya tidak sebesar sungai, sangat berarti bagi kami,” katanya.

Kondisi kali itu, kata dia, kini seperti merana, dipenuhi kotoran tahu yang berbusa dan berbau. “Ini sudah jelas kotoran dari pabrik tahu itu,” katanya.

Warga hanya menuntut agar pemilik pabrik tahu tidak membuang limbahnya ke kali. “Carilah cara yang baik, jangan merugikan orang banyak,” kata Ibrahim.

Namun keinginan dan tuntutan warga setempat itu ditanggapi dingin oleh salah seorang pemilik pabrik tahu. “Kenapa? Saya kan punya izin. Warga keberatan? Silakan. Saya tidak keberatan jika usaha saya ini ditutup,” kata Sapari, pemilik pabrik tahu terbesar di kampung itu.

Tapi Sapari mengajukan syarat apabila usahanya ditutup. ”Asalkan semua aset dan utang-utang saya dibayar pemerintah,” katanya dengan nada geram. Pabrik tahu milik Sapari ini tergolong besar. Dalam satu minggu, dia bisa menghasilkan 10 ton tahu. Dengan demikian, limbah yang dibuang pun cukup banyak setiap hari.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada solusi antara pemilik pabrik tahu dan warga setempat.

Masyarakat telah mengambil sampel limbah pabrik tahu untuk diperiksa ke laboratorium Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang.

JONIANSYAH

Berita lain:
Tiga Jurus Jokowi Atasi Banjir Kampung Pulo

Janda Cantik Pemilik Toko Emas Diduga Dibunuh

Jokowi Bagikan Beras di Kampung Pulo

Ada Jokowi, Ada Pendukung Berbaju Kotak-kotak

Pengamat Nilai Pelayanan Publik DKI Jakarta Buruk

Berita terkait

Tol Serpong - Cinere, Ini Protes Warga Villa Asri Pondok Cabe

23 September 2018

Tol Serpong - Cinere, Ini Protes Warga Villa Asri Pondok Cabe

Warga perumahan Villa Asri yang berada di Pondok Cabe, Tangerang Selatan memprotes proyek tol Serpong-Cinere karena ganti rugi belum juga dibayarkan.

Baca Selengkapnya

9 Hari di Menara SUTT, Agustinus Woro Akhirnya Dievakuasi

22 Agustus 2017

9 Hari di Menara SUTT, Agustinus Woro Akhirnya Dievakuasi

Proses evakuasi pertama dilakukan pada Jumat, 18 Agustus 2017 Agustinus melawan.

Baca Selengkapnya

Protes Dugaan Pembunuhan, Agustinus Kembali Bertengger di Sutet

17 Agustus 2017

Protes Dugaan Pembunuhan, Agustinus Kembali Bertengger di Sutet

Agustinus Woro sudah tiga hari bertengger di tower saluran udara tegangan ekstra tinggi atau sutet di Jalan Yos Sudarso, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya

JK: Kritik SBY Wajar Sebagai Penyeimbang Pemerintah

8 Februari 2017

JK: Kritik SBY Wajar Sebagai Penyeimbang Pemerintah

"Itu wajar saja. Bahwa ada dukungan, protes, itu biasa saja," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Baca Selengkapnya

Pria Panjat Tiang Baliho, Ternyata Ini yang Dituntut  

9 Desember 2016

Pria Panjat Tiang Baliho, Ternyata Ini yang Dituntut  

Protes gara-gara keponakannya disebut mengalami kecelakaan tunggal.

Baca Selengkapnya

Ahok Resmikan RPTRA, Warga Tebet: Tolak Gubernur Tukang Gusur

21 Oktober 2016

Ahok Resmikan RPTRA, Warga Tebet: Tolak Gubernur Tukang Gusur

Ahok berencana meresmikan ruang publik terpadu ramah anak Akasia di Jalan Tebet Barat Raya, Jakarta Selatan, Jumat pagi.

Baca Selengkapnya

Model Seksi Joget Setengah Erotis, Ulama Bangkalan Protes

22 Februari 2016

Model Seksi Joget Setengah Erotis, Ulama Bangkalan Protes

Warga Bangkalan, Jawa Timur, dihebohkan foto tiga perempuan


mengenakan bikini berjoget di atas panggung yang ada di
kolam

renang Goa Pote.

Baca Selengkapnya

200 Penolak Pabrik Semen Gelar Aksi Jalan Kaki 100 Kilometer

8 November 2015

200 Penolak Pabrik Semen Gelar Aksi Jalan Kaki 100 Kilometer

Aksi jalan kaki 100 kilometer ini bertema "Kendeng Menjemput Keadilan" sebagai bentuk penolakan atas pendirian pabrik semen di Pati.

Baca Selengkapnya

Disita Polisi, Pemilik Becak Motor di Bangkalan Protes  

14 Maret 2015

Disita Polisi, Pemilik Becak Motor di Bangkalan Protes  

Para pengemudi becak motor bersedia dikenai pajak bulanan oleh pemerintah Bangkalan.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Warga Galaxi, Pemkot Bekasi Banding  

19 Maret 2014

Dikalahkan Warga Galaxi, Pemkot Bekasi Banding  

Obyek gugatan yang diajukan oleh warga Perumahan Taman Galaxi Indah hanya berdasar pada surat pemberitahuan pembongkaran dari Sekretaris Daerah.

Baca Selengkapnya