Dokter RS Bersalin YPK Diadukan ke Polda

Reporter

Editor

Rabu, 30 Juni 2004 14:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Dokter Rumah Sakit Bersalin YPK Menteng dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Rabu (30/6). Pengaduan bernomor 1912/K/VI/2004/SPK UNIT II dilakukan atas dugaan malpraktek yang dilakukan rumah sakit tersebut. Pelapor, Dody Sudrajat menilai dokter rumah sakit tersebut, Dwiana Ocviyanti menutupi sesuatu atas meninggalnya istri Dody, Lucy Maywati Sudrajat usai melakukan operasi caesar di rumah sakit tersebut. Dugaan ini berdasarkan atas tidak diberikannya catatan medis medical record korban oleh rumah sakit dengan alasan merupakan catatan rumah sakit. Pasal yang dikenakan adalah pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal. Menurut Rahil Jerdena Liputo dari Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan, pihak keluarga berhak mengetahui catatan medis tersebut. Hal itu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No 585 tahun 1989. Rumah sakit tempat istrinya meninggal RS Thamrin, malah, katanya, sudah mengirimkan catatan medis yang diduga menjadi penyebab kematian Lucy, yaitu adanya emboli paru. Sebelumnya, kata Dody, pihaknya sudah melaporkan dokter dari rumah sakit tersebut, Bari Saifudin dengan pidana pasal 372 KUHP tentang penggelapan. Laporan yang dilakukan tanggal 28 April lalu itu, kata Dody, sudah berbuah somasi ke pihak rumah sakit. Namun, tambahnya, pihak rumah sakit masih bergeming atas somasi penyidik. Kecurigaan adanya malpraktek, kata Dody terjadi setelah selama delapan bulan, sejak bulan Agustus lalu dia mencoba meminta catatan medis tersebut karena ingin tahu penyebab kematian istrinya setelah melahirkan. Sejak istrinya meninggal tanggal 26 April 2003, dia mempelajari awal mula informasi dokter mengenai posisi bayi yang tidak mungkin dilakukan kelahiran secara normal, hingga infromasi rumah sakit Thamrin tentang emboli paru. Rumah sakit YPK menantang kalau mau bukti, lakukan otopsi, katanya. Tapi, menurut dokter lain yang menjadi penasehatnya selama ini emboli paru tidak mungkin bisa dideteksi melalui otopsi. Yophiandi - Tempo News Room

Berita terkait

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri

Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

4 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

21 hari lalu

Beri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan

Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui

Baca Selengkapnya

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

42 hari lalu

Empat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza

Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.

Baca Selengkapnya

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

54 hari lalu

Hari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia

Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga

Baca Selengkapnya

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

1 Maret 2024

Dikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok

Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.

Baca Selengkapnya

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

29 Februari 2024

Gaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?

Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.

Baca Selengkapnya

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

21 Februari 2024

Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?

Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

30 Januari 2024

Pemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya

Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.

Baca Selengkapnya