Kereta listrik tidak dapat beroperasi akibat banjir menggenangi Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Kamis (17/1). Selain merendam stasiun, banjir akibat hujan dan luapan sungai Ciliwung tersebut merendam sejumlahruas jalan ibu kota sehingga tidak dapat dilalui. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Stasiun Kereta Api Tangerang, Suhada, mengatakan pihaknya kehilangan pendapatan sebesar Rp 92 juta akibat banjir. Jumlah itu dihitung dari penjualan tiket kereta Commuter-Line tujuan Tangerang-Duri, Jakarta Pusat selama empat hari. Kerugian ditimbulkan karena KRL tidak bisa beroperasi selama banjir.
"Setiap hari, pendapatan kami seharusnya Rp 23 juta. Tapi sejak Kamis hingga Minggu kami tidak beroperasi,” katanya kepada Tempo, Senin, 21 Januari 2013. Kendati tidak mendapatkan pendapatan seperti biasanya, Suhada tak gusar karena tidak ada target pendapatan. “Soal target urusan daerah operasi I Jakarta. Kami hanya setor,” katanya.
Suhada mengatakan ada 20 lebih dari kereta api tujuan Tangerang-Duri dan sebaliknya yang beroperasi setiap harinya. Dari Tangerang kereta paling akhir berangkat pukul 19.45 WIB dan dari Stasiun Duri sampai Stasiun Tangerang pukul 20.45 WIB. "Hanya ada satu kelas commuter-line dengan rute Tangerang-Duri pergi-pulang," kata Suhada.
Seorang penumpang, Fitri Astuti, 26 tahun mengatakan gembira setelah jalur kereta api dibuka kembali. "Sekarang bersyukur kereta beroperasi kembali,” katanya. Fitri cukup mengeluarkan ongkos Rp 7.500 untuk sekali perjalanan ke tujuan Jakarta melalui Stasiun Duri.