Rektorat UI Tetap Kenakan Biaya Masuk

Reporter

Editor

Senin, 9 Agustus 2004 14:56 WIB

TEMPO Interaktif, Depok:Meski terjadi aksi unjuk rasa menuntut pencabutan Surat Keputusan Rektor No. 408, tentang admission fee (biaya masuk), pihak rektorat menyatakan tetap akan memberlakukan SK tersebut. Hal tersebut ditegaskan Deputi Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Indonesia, Erwin Nurdin di sela aksi unjuk rasa mahasiswa UI di depan pintu gerbang kampus, Senin (9/8). Menurutnya, di dalam SK tersebut telah ada pasal-pasal yang mengatakan akan ada keringanan bagi mahasiswa yang tidak mampu. Jadi mahasiswa yang tidak mampu, dijamin oleh SK tersebut.Ia menambahkan, keringanan itu bisa mulai dari bebas uang pangkal 0 persen atau dicicil sesuai kemampuan orangtua mahasiswa. Sebagai contoh, kata dia, untuk mahasiswa yang masuk melalui jalur PPKB (Program Pemerataan Kesempatan Belajar), saat ini 70 persennya mengajukan keringanan. "Bahkan ada tiga orang mahasiswa yang hanya membayar Rp 100 ribu juga kita terima," katanya.Demikian juga yang bebas uang pangkal, katanya, cukup banyak. Bahkan tidak hanya uang pangkal, juga ada pemotongan uang BOP (Biaya Operasional Pendidikan). "Jadi tidak ada istilah diskriminasi terhadap mahasiswa tidak mampu," kata Erwin. Menurutnya, SK ini akan tetap berjalan, namun penerapannya akan diseuaikan dengan kemampuan orang tua. "Kita akan buat petunjuk teknisnya agar lebih rinci," ujarnya. Menanggapi masalah tenggat waktu yang diberikan mahasiswa kepada rektorat untuk mencabut SK 408 sampai besok, Erwin menanggapi hal itu bisa-bisa saja sebagai bentuk unjuk rasa. "Kita akan mendengarkan," katanya. Namun bila unjuk rasa mereka juga mengarah kepada hal-hal yang merusak, kita akan ingatkan dan kita larang. "Bila perlu kita jewer, sedikit."Erwin menjelaskan, keberadaan baiaya masuk sangat penting bagi UI sebab berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Karena pendidikan memerlukan biaya cukup besar, sementara dana yang ada tidak memadai. Kepada Pemerintah, pihaknya memang mengharapkan dapat memberikan dukungan dana yang lebih besar lagi. Namun demikian, kalaupun ada, pemberiannya juga akan dilakukan bertahap, sementara UI membutuhkan dana segera. Namun yang perlu dicatat, katanya, Universitas Indonesia juga memberi porsi yang cukup besar terhadap mereka yang tidak mampu. Untuk penerapan biaya masuk, bagi yang tidak mampu, proporsinya diberikan sebesar-besarnya. Namun, menurut dia, yang jadi masalah, banyak orang yang tiba-tiba merasa tidak mampu. "Ini yang perlu diwaspadai," katanya. Namun sepanjang mereka benar-benar tidak mampu, akan diterima. Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada media, untuk mengimbau agar masyarakat jangan takut masuk ke UI, karena kampus ini memberikan kesempatan kepada yang tidak mampu. Ramidi - Tempo News Room

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

1 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

4 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

5 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

5 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

5 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

10 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

10 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

10 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya