LSM Desak Presiden Melarang Guru Menjual Buku

Reporter

Editor

Kamis, 12 Agustus 2004 15:00 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 200 orang dari LSM Peduli Pendidikan Bangsa melakukan aksi damai di depan Istana Negara, mendesak Presiden Megawati Soakarnoputri mengeluarkan Keppres tentang larangan guru-guru menjual buku pelajaran sekolah. "Pada Oktober depan bisa jadi para orang tua siswa akan jadi sapi perahan akibat penjualan buku oleh guru. Karena itu kami meminta presiden mengeluarkan Keppres pelarangan penjualan buku," kata Saidin Yusuf dari LSM Peduli Pendidikan Bangsa, di depan Istana Negara, Kamis (12/8). Saidin juga mengatakan, setidaknya ada sembilan poin yang disampaikan ke presiden. Diantaranya adalah meminta agar kesejahteraan guru ditingkatkan agar guru tidak melakukan KKN untuk kebutuhan hidupnya. Guru hendaknya dijadikan pahlawan pemberantasan KKN di lingkungan pendidikan. Saidin juga meminta agar dikeluarkan anggaran biaya tambahan untuk pengadaan buku pelajaran pokok. Untuk pengadaan buku pelajaran harus dilakukan paling lambat Juni atau sebelum tahun ajaran baru dimulai. Buku-buku tersebut harus sudah ada di sekolah-sekolah. "Sampai saat ini tidak ada bantuan buku dari pemerintah, semuanya masih ditanggung orang tua siswa, sekitar Rp 6 triliun," tambah Saidin. Saidin juga meminta agar presiden memerintahkan menteri pendidikan nasional, gubernur, bupati/walikota, agar buku pelajaran khusus dinas pendidikan dasar dan menengah boleh diturunkan kepada adik-adiknya (turun tangga). Artinya, siswa yang lebih muda dapat mempergunakan buku-buku kakak kelasnya. Penjualan buku di sekolah sudah berlangsung sejak lama dan pemerintah tidak pernah melarang kegiatan tersebut, sehingga buku teks wajib yang disubsidi pemerintah setiap tahun dengan dana ratusan miliar menjadi mubazir. Menurutnya, buku subsidi tersebut hanya ditumpuk di perpustakaan dan menjadi makanan rayap. Masih menurut Saidin, dengan diskon cukup tinggi antara 30-50 persen, penerbit swasta menawarkan kepada guru, yang mengakibatkan buku teks tidak terpakai. Tentu orang tua merasa terbebani. Peserta aksi mengusung kain merah putih yang ditulisi, "Dirgahayu Republik Indonesia Tapi Buku-Buku Tetap Mahal". Dalam aksi ini pernyataan sikap mereka disampaikan kepada kepala tata usaha Istana Negara. Muhamad Fasabeni - Tempo News Room

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

2 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

2 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

2 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

3 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

7 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

8 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

8 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

13 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya