TEMPO Interaktif, Jakarta: Setelah gencar diprotes orang tua murid karena dinilai terlalu besar menetapkan uang sekolah. Pihak Komite Sekolah SMU Negeri 4 akhirnya mengubah Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) yang sebelumnya telah diplenokan. Bagi orang tua yang telah melunasi pembayaran uang pangkal juga dijanjikan akan ada pengembalian, bila dalam rapat pleno kemudian ada penurunan nilai APBS. Pihak sekolah dan Komite sekolah akhirnya membahas ulang RAPBS yang selumnya telah diajukan ke Dinas Pendidikan, menyusul protes sejumlah orang tua murid. Mereka memprotes RAPBS sebelumnya yang dinilai terlalu fantastik dan banyak pos yang tidak logis. Menurut Cornelis Leo Lamongi, salah satu orang tua murid, nilai APBS sebelumnya sebesar Rp 2,5 miliar dinilai terlalu fantastik. Apalagi sebesar Rp 1,6 miliar harus dibebankan kepada orang tua siswa baru yang jumlahnya hanya 263 orang. Selain itu APBS sebelumnya juga banyak ditemukan pos yang nilainya tidak masuk akal. Misalnya anggaran untuk komputer sebesar Rp 90 juta pertahun. Dinilai Cornelis tidak logis, karena hampir setiap tahun dianggarkan. Padahal selama ini fasilitas praktek komputer yang diterima para siswa hanya berupa computer dengan program Pentium I. Setelah dilakukan investigasi menurut dia, ternyata selama ini pihak sekolah tidak menyelenggarakan kegiatan computer, tetapi sekolah bekerjasama dengan salah satu yayasan. "Saya mencium ada bau KKN," katanya. Karena protes para orang tua murid itu, dan mencuatnya permasalah tersebut. Akhirnya pihak Komisi A DPRD Depok yang turun tangan menengahi maslah tersebut, meminta pihak Komite Sokolah, orang tua murid dan pihak Sekolah untuk duduk kembali membicarakan penyusunan RAPBS tersebut. Akhirnya pada Rabu kemarin, dilakukan rapat untuk meninjau RAPBS sebelumnya.Ramidi - Tempo News Room