TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang kaki lima (PKL) di DKI Jakarta akan dilokalisasi. Langkah ini seiring dengan usaha Pemerintah Provinsi DKI merapikan PKL di sejumlah pasar yaitu Pasar Minggu, Jatinegara, dan Tanah Abang beberapa bulan belakangan. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo berharap lokalisasi bisa menjadi solusi permanen bagi masalah kemacetan akibat adanya pasar tumpah gelaran PKL.
Kini, kata dia, camat dan lurah di masing-masing wilayah tengah menyiapkan lokasinya khusus yang akan digunakan PKL. Menurutnya, hanya PKL di sekitar kecamatan atau kelurahan itulah yang bisa menempati lokasi yang telah disiapkan. Namun, pedagang yang bertempat tinggal di tempat lain masih boleh masuk jika mereka sehari-hari memang berdagang di wiayah itu. "Yang penting berjualannya di daerah situ," kata Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat, 12 Juli 2013.
Dana yang siap digelontorkan pemerintah untuk membeli lahan relokasi PKL cukup besar, Rp. 150 miliar. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan DKI Ratna Ningsih mengatakan sudah ada lima lokasi yang diusulkan menjadi tempat relokasi pedagang yaitu Kawasan Klender dan Jati Negara, Jakarta Timur; Kebayoran Lama dan Pasar Minggu di Jakarta Selatan; serta Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Dinas menargetkan pembebaskan lahan rampung pada akhir 2013. Sehingga pedagang-pedagang akan memiliki banyak tempat untuk berjualan. "Bahkan jika dari lima masih kurang akan ditambah," ujar Ratna.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Taufik Azhar mengatakan anggota Dewan meminta relokasi diutamakan bagi pedagang ber-KTP DKI Jakarta. "Supaya ada skala prioritas lah, kalau ada tempat lebih silakan saja untuk pedagang dari luar Jakarta," kata Taufik ketika dihubungi.
Selain itu, lokasi baru itu diharapkan mudah dijangkau pembeli. Soalnya, selama ini para pedagang beralasan takut kehilangan pembeli jika posisi mereka di dalam pasar.
ANGGRITA DESYANI
Berita Lainnya:
Ini Tarif Baru Angkutan di Jakarta
Pasar Murah ala Jokowi di 10 Titik
Penerbit Tarik Buku Pelajaran Porno
Jokowi: Transjakarta Jadi Acuan Kualitas Angkutan