Warga bertahan di hunian sementara di lokasi gusuran Waduk Pluit, Jakarta, Selasa (23/4). Belum adanya tempat tinggal baru membuat sejumlah warga tetap bertahan di lokasi sekitar waduk. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Peresmian Taman Waduk Pluit tak hanya diramaikan berbagai lomba, tetapi juga diramaikan unjuk rasa kecil-kecilan. Kurang lebih setengah jam sebelum peresmian, pukul 10.30, demonstran yang mengatasnamakan warga Blok G Muara Baru melakukan demo menolak penggusuran terkait normalisasi Waduk Pluit.
Yang unik, demonstran yang jumlahnya 20 orang itu didominasi oleh anak-anak meski masih ditemani orang dewasa. Sambil membawa spanduk bertuliskan "penggusuran sama dengan penjajahan," mereka menolak digusur sampai mendapat kejelasan tempat tinggal baru.
"Kami banyak mendengar kabar dari bawah kalau kami akan digusur dalam waktu dekat, tanggal 21 Agustus. Kami tak mau," ujar Ketua RT 17 Blok G Muara Baru, Roni M Ibrahim, saat ditemui di sela-sela demo, Sabtu, 17 Agustus 2013.
Roni menegaskan bahwa ia hanya menolak digusur jika tak disediakan tempat tinggal ganti. Berdasarkan hal yang ia tahu, penggusuran baru akan dilakukan setelah penambahan blok Rusun Muara Baru selesai.
Berdasarkan pantauan, demo hanya berlangsung selama 15 menit. Demo dilakukan di mana demonstran hanya berjalan di sekitar Jalan Pluit Timur Raya. Demo tidak menimbulkan kericuhan. Polisi, Satpol PP, dan TNI yang melakukan pengamanan pun tak menghalangi terjadinya demo.