TKI Dari Malaysia Cuma Bawa Rp 100 ribu.

Reporter

Editor

Jumat, 5 November 2004 12:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Siapa bilang, ada hujan emas di negeri orang? Ilham, 27 tahun, Tenaga Kerja Indonesia, yang memimpikan 'emas' di negeri jiran, Malaysia, ternyata impainnya cuma kosong belaka. Selama delapan bulan bekerja di negeri orang, Ilham cuma mengantongi uang Rp 100 ribu, bahkan ongkos pulang dari Batam ke Jakarta, juga dapat bantuan dari saudaranya.Ilham bekerja disebuah pabrik pembuatn atap fiber di kawasan Senai, Johor. Pengalaman ke Malaysia merupakan pengalaman pertamanya bekerja di negeri jiran tersebut. "Di rumah susah mendapatkan uang,"katanya.Ilham pergi ke Malaysia tidak sendirian. Tapi bersama istrinya, Fatmawati (24 tahun). Aldi (4 tahun), anak semata wayang dititipkan bersama mertuanya di Desa Karang Malang, Kendal, Jawa Tengah. Untuk berangkat ke Malaysia, Ilham harus merogoh koceknya. Kepada tekong, dia membayar 2,5 juta rupiah untuk dibuatkan paspor dan ijin kerja. Tekong itulah kemudian yang membawa Ilham sampai ke Johor, dan diserahkan kepada tekong yang ada di sana. Ternyata, yang didapatnya adalah ijin sebagai turis. Sehingga selama berada di Malaysia, status Ilham adalah TKI ilegal. Dengan status itu ia mengaku berada dalam tekanan. "Tak punya ijin, kita tidak berani keluar kilang," tuturnya. Dia dan istrinya pun mengaku ketakutan setiap kali melihat polisi Malaysia.Selama bekerja di Johor, Ilham bersama istrinya tinggal dalam sebuah kamar berukuran 3 X 3 meter dalam lingkungan pabrik. Dia digaji sebesar 15 ringgit per hari. Ketika hendak pulang ke tanah air, Ilham mengaku uangnya hanya tinggal 200 ringgit, hasil kerja selama di sana. Menurutnya, biaya hidup yang tinggi membuat dia tidak dapat menyisakan uang untuk dibawa pulang.Dari 200 ringgit sisa uangnya, 60 ringgit digunakan untuk membeli tiket dari Johor menuju Batam. Kemudian untuk mengurus SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) di Konsulat RI di Johor, dia mengeluarkan biaya 70 ringgit. Sisa uang yang ada digunakan untuk membeli tiket dari Batam menuju Jakarta sebesar 192 ribu rupiah. Di Batam Ilham sempat kehabisan uang. Dari Johor, Malaysia dia berangkat pada Selasa (2/11) pukul 11.00 WIB dengan menggunakan kapal cepat. Sampai di Batam, Ilham harus menginap terlebih dahulu di pelabuhan Sekupang dengan kawalan ketat aparat TNI AD. Di Batam, Ilham menghubungi saudaranya untuk meminjam uang. Uang inilah yang kemudian digunakannya untuk segala macam kebutuhan lainnya, seperti makan, minum, dan termasuk untuk membeli tiket bus tujuan Kendal sebesar 80 ribu rupiah. "Sisanya tinggal seratus ribu," katanya ketika ditanya uang yang ada di kantongnya saat ini.Ilham yang ditemui di ruang tunggu Terminal Penumpang Nusantara Pura 2, Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (4/11), bersyukur dengan kondisinya sekarang. Menurutnya, masih banyak tenaga kerja indonesia lainnya yang nasibnya lebih buruk. Seperti tertangkap aparat di Malaysia, mendapat siksaan fisik, dan lain-lain.Dengan stelan kaos berwarna biru bergambar grup musik Beatles, celana jins hitam, dan sepatu kets, Ilham menuturkan kisah sedihnya. "Saya tak ingin kembali ke Malaysia,"katanya. Alasannya karena tidak ada perlindungan, keamanan dan kenyamanan hidupnya tidak terjamin. "Tidur pun tidak tenang,"katanya. Memang, kemarau di negerisendiri lebih nikmat, dibandingkan kepanasan di negeri orang.Tito Sianipar

Berita terkait

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

16 hari lalu

Pemerintah Cabut Pembatasan Barang TKI, Begini Bunyi Aturannya

Sebelumnya, pemerintah membatasi barang TKI atau pekerja migran Indonesia, tetapi aturan ini sudah dicabut. Begini isi aturannya.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru untuk Pekerja Rumah Tangga

27 hari lalu

Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru untuk Pekerja Rumah Tangga

Arab Saudi membuat aturan baru untuk pekerja rumah tangga yang akan melindungi hak pekerja maupun majikan.

Baca Selengkapnya

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

46 hari lalu

Dampak Perang Gaza, Angka Pengangguran di Palestina di Atas 50 Persen

ILO memperkirakan jika perang Gaza masih berlanjut sampai akhir Maret 2024, maka angka pengangguran bisa tembus 57 persen.

Baca Selengkapnya

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

28 Februari 2024

2 Ribu Siswa SMA Program Double Track di Jawa Timur Dapat Pelatihan Digital

Ribuan peserta itu terdiri dari siswa asal 52 SMAN maupun SMA swasta, serta remaja dari 10 lembaga non formal di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

26 Februari 2024

Rupiah Pekan Ini Berpotensi Menguat, Apa Pemicunya?

Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa bergerak ke arah Rp 15.500 per dolar AS pada pekan ini.

Baca Selengkapnya

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

24 Februari 2024

Philadelphia Jadi Kota 'Zombie', Apa Penyebabnya?

Wilayah Philadelphia di Amerika Serikat kini heboh karena disebut Kota 'Zombie', Kenapa?

Baca Selengkapnya

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

19 Februari 2024

Departemen Imigrasi Malaysia Tangkap 130 WNI Tak Berdokumen

Kementerian Luar Negeri mengatakan KBRI belum menerima notifikasi kekonsuleran tentang penangkapan 130 WNI di Selangor, Malaysia.

Baca Selengkapnya

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

15 Februari 2024

Generasi Muda di Cina Kini Lebih Senang Rebahan, Ogah Kerja Keras

Di tengah melemahnya perekonomian Cina, generasi muda di sana lebih senang rebahan dibandingkan bekerja keras.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

7 Februari 2024

Pengungsi Ukraina di Jerman Belum Terserap Sektor Tenaga Kerja

Hanya 25,2 persen pengungsi Ukraina di Jerman yang saat ini berstatus bekerja. Angka itu cukup kecil jika dibanding negara Eropa lainnya.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

2 Februari 2024

KPK Periksa Anggota DPR Ribka Tjiptaning terkait Kasus Dugaan Korupsi Sistem Proteksi TKI

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan anggota DPR Ribka Tjiptaning diperiksa sebagai saksi.

Baca Selengkapnya