Warga dan sejumlah pedagang melihat aksi sejumlah petugas Sat Pol PP yang melakukan penertiban pada lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) dipasar Gembrong, Jakarta, (9/9). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Paguyuban Pedagang Kaki Lima Pasar Gembrong menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pilih kasih. Pasalnya, hingga kini Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo, belum sekali pun mengunjungi Pasar Gembrong. "Kenapa hanya Tanah Abang yang ditengok," teriak salah seorang anggota PPKLPG dengan lantang di Jembatan Cipinang, Jalan Basuki Rahmat, Jatinegara, Jumat, 13 September 2013.
Bruri, Ketua paguyuban pedagang kaki lima, meminta Jokowi datang ke Pasar Gembrong dan berdialog dengan para pedagang kaki lima, "Pahami dulu kami, datang dulu ke sini, jangan langsung ambil kebijakan," ia menambahkan. Menurut Bruri, permasalahan di Pasar Gembrong beda dengan di Tanah Abang karena pedagang Pasar Gembrong adalah warga asli Cipinang, bukan pendatang. Dengan demikian, proses relokasi tidak bisa dilakukan dengan instan.
Hari ini sekitar 50 PKL Pasar Gembrong melakukan aksi teatrikal penolakan relokasi. Aksi ini berlangsung selama 30 menit, mulai pukul 14.00 dengan dijaga oleh 50 petugas Kepolisian.
Senin, 9 September lalu telah dilakukan penertiban PKL di sepanjang Jalan Basuki Rahmat. Penertiban tersebut mengerahkan 450 petugas yang terdiri atas gabungan Satpol PP, TNI/Polri, dan Dinas Perhubungan. Saat itu, penertiban berlangsung damai dan sebagian besar PKL sudah pindah ke dalam Pasar Cipinang Besar. Namun, karena sepinya pembeli, para pedagang mulai kembali berjualan di trotoar.